"Jangan gegabah, Mas. Tenanglah, dan tunggu saja dia pulang sendiri." Di tengah emosi yang menyelimuti Bayu, Salsa datang—berusaha menenangkan lelaki itu.Suaranya lembut, tapi cukup tegas untuk menembus amarah yang sejak tadi menguasai Bayu.Bayu membuang napas kasar, rahangnya menegang. "Kalau ternyata dia beneran pergi sama laki-laki lain gimana?" ucapnya dengan nada bergetar. Tatapannya menusuk, menatap istrinya itu lekat-lekat, seakan menyimpan rasa kesal dan takut yang bersamaan.Salsa berdecak kesal lalu melipat tangan di dada. "Ya udah sih, biarin aja! Lagian kamu udah ada aku. Emang masih butuh dia?" Suaranya meninggi, penuh rasa cemburu di balik nada yang terdengar."Ya, memang. Tapi bukan cuma aku yang butuh dia, kalian juga," balas lelaki itu cepat.Salsa mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"Bayu mengembuskan napas berat, lalu berkata pelan, "Kalau ada dia di rumah ini, semua pekerjaan pasti beres. Kamu dan ibu gak perlu capek-capek ngurus rumah. Apalagi kalau nanti kamu pu
Última actualización : 2025-10-27 Leer más