Sisi pintu mobil terguncang hebat saat motor itu menyenggol, suara logam beradu keras menggema di udara. Cassandra terhuyung, tapi tubuhnya sudah terperangkap dalam pelukan Rexa—erat, protektif, nyaris menyakitkan. Siku kanan pria itu terbentur keras ke pintu, dan darah langsung menetes dari sana, menuruni kulitnya, membuat Cassandra menjerit kecil. “Rexa!” Teriaknya pecah, panik, menatap siku Rexandra dengan khawatir. “Kamu nggak apa-apa?!” “Nggak apa-apa. Cuma lecet dikit.” Balas Rexandra dengan suara yang berusaha tenang, meski meringis. “Lecet apaan, itu berdarah!” Cassandra panik, menarik tangannya. “Kita ke rumah sakit, sekarang!” “Gak usah. Aku nggak apa-apa.” Cassandra mendelik, menatap Rexandra kesal, khawatir, juga cemas. “Kamu keras kepala banget sih! Kamu berdarah, Rexa!” “Khawatir?” Tanya Rexandra, tatapannya dalam. Cassandra langsung memalingkan wajah, menarik lengan Rexandra tanpa menjawab. “Kalo gak mau ke rumah sakit, aku bawa kamu ke ruang medis
Last Updated : 2025-11-10 Read more