Ziana gugup, dia tidak menyangka jika Jana akan memperhatikan orang yang mengantarnya. "Bukan, Bu. Ibu terlalu berpikir berlebihan. Aku hanya menumpang." Jana tetap tersenyum menggoda. "Hm, baiklah. Tapi tidak semua orang mau memberi tumpangan sampai mampir-mampir ke panti, kalau dia tidak menganggapmu penting." "Benar, dia pasti orang yang baik dan cukup perhatian padamu," sela pengurus lain yang juga melihatnya. Ziana tersenyum canggung, dia tidak setuju dengan pemikiran Jana yang berlebihan, namun tidak lagi menyangkal karena tidak ingin memperpanjang perdebatan. Ziana merasa Arhan tidak mungkin perhatian pada Ziana karena menganggapnya penting, melainkan apa yang Arhan lakukan hanya sebatas rasa iba pada sesama manusia. ***Sampai di tempat kerja, Ziana pergi ke area belakang, ingin meletakan tas dan bajunya ke loker. Saat dia membuka laci kecil itu, dia menemukan setangkai mawar di sana, lengkap dengan kartu ucapan. [Pagi, Cantik. Lusa, pukul delapan malam ada acara makan
Last Updated : 2025-11-01 Read more