"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"
Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.
Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.
Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?
Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.
Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.
Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Ini adalah hari paling istimewa dalam hidup Keyra.Setelah bertahun-tahun pacaran dengan Milo, Michael Angelo, kini dia menjadi istri sah dari pria tersebut.Saat mendengar Milo mengucap janji pernikahan tadi, gadis itu sampai menangis haru karena tak menyangka bahwa pria tersebut menepati janjinya untuk menikah dengan Keyra.Setelah melewati pesta pernikahan yang meriah dan melelahkan, akhirnya Keyra bisa berdua saja dengan Milo di kamar.Gadis itu benar-benar tak sabar untuk melakukan banyak hal dengan pria yang sangat dicintainya tersebut. Menjelang pernikahan, mereka tidak bisa bertemu selama berbulan-bulan, jadi wajar jika saat ini, rasa rindu Keyra benar-benar sudah menggunung."Terima kasih sudah menjadi suamiku, Milo," bisik Keyra sambil memeluk pria di depannya dengan penuh cinta, membenamkan pipinya di dada pria tersebut.Anehnya, Milo yang dia kenal begitu mencintai dirinya bahkan sejak SMA, kali ini tak membalas pelukan gadis ter
Keyra menangis sampai tertidur, dia terus menangisi nasibnya yang sangat menyedihkan ini sampai dada terasa sesak, sementara itu Milo, ah, bukan Milo, tapi Miguel, pria yang menipu dirinya dan berpura-pura menjadi Milo tak kembali ke kamar sampai gadis itu tertidur dengan mata bengkak."Selamat pagi, Istriku."Keyra merasakan kecupan ringan yang terasa lembut di pipi, dia membuka mata dan mendapati Miguel sudah rapi dengan setelan jas-nya.Kalau saja dia belum tahu kenyataan bahwa pria ini bukanlah Milo, mungkin Keyra akan tersenyum lebar penuh binar bahagia karena hal seperti ini, dibangunkan dengan ciuman oleh Milo, adalah impian mereka sebelum menikah.Namun, saat ini Keyra hanya tersenyum tipis, hatinya begitu sakit hanya untuk sekadar berbasa-basi dan bertingkah seakan tak tahu apa-apa."Bangunlah, Sayang. Mama sudah menunggu kita untuk sarapan bersama," ucap Miguel seraya menarik tan
"Suamiku."Keyra menyambut kedatangan Miguel dari pulang kerja dengan masih berakting sebagai istri yang baik, menatap pria itu dengan penuh cinta lalu mencium tangan Miguel dengan lembut dan mengambil tas kerja serta jas sang suami sebelum kemudian menyampirkannya di lengan.Tindakannya tersebut sangat manis dan penuh perhatian, membuat orang yang melihat benar-benar mengira bahwa perempuan itu sangat mencintai suaminya.Sebagai balasan, Miguel mengecup lembut kening gadis di depannya tersebut dan membalas senyumannya dengan senyum tak kalah manis."Apakah kamu lelah? Aku akan menyiapkan air panas untukmu, Suamiku."Keyra kini berjalan pelan di samping Miguel menuju kamar mereka di lantai atas.Miguel yang menyampirkan tangannya di pundak perempuan yang tinggi badannya hanya sepundak pria itu, mengangguk.Keduanya saling berpandangan dengan penuh cinta seakan bunga-bunga bermekaran di sekitar mereka."Terima kasih banyak atas
Pembicaraan mereka terpaksa dihentikan, Miguel tersenyum sinis dan berjalan ke dalam dress room untuk berganti baju. "Istriku yang cantik, ayo kita makan malam bersama." Kata-kata itu begitu manis, tapi diucapkan oleh Miguel dengan nada tajam dan menyindir sehingga Keyra hanya merasa sakit dan kesal saat mendengarnya. Keyra dengan sangat terpaksa menggamit lengan pria yang dibencinya sejak SMA tersebut lalu berjalan turun bersama menuju ruang makan keluarga. Miguel hanya melirik wajah datar Keyra, tersenyum sinis dalam hati. Sebagai seorang pebisnis, nalurinya sangat kuat, dan pria ini sudah mulai curiga bahwa Keyra mendengar pembicaraan dirinya dan sang ibu kemarin malam saat pagi hari melihat mata istrinya yang bengkak. Makan malam keluarga berjalan dengan tenang. Keyra yang marah karena sikap sinis Miguel ketika mereka hendak pergi ke ruang makan dan mengabaikan permintaan Keyra untuk cerai, dengan sengaja mengambilkan lauk
"Belum menikah seminggu sudah bercerai? Aku tidak mau mengotori nama baik keluarga Angelo dengan melakukan hal itu," tandas suaminya dengan suara sinis.Istrinya hanya membuang muka ke pemandangan kamar mereka yang besar dan mewah, tak sudi menatap wajah sang suami yang telah menipu dirinya mentah-mentah tersebut."Meskipun ratusan atau bahkan ribuan kali kau minta bercerai, aku tak akan mengabulkannya. Ah, aku juga tak akan memberikan dirimu akses untuk melakukan hal itu, Istriku yang cantik," lanjut Miguel, dengan sengaja membelai lembut pipi istrinya tersebut.Kasar, Keyra menepis jemari Miguel dari sana. Tatapan benci terpancar jelas di matanya."Jangan berani-berani menyentuhku!"Miguel tertawa geli mendengar raungan wanita muda di depannya tersebut, menyilangkan tangan di dada dengan dagu sedikit terangkat.Berbeda dengan Milo yang lembut dan penuh perhatian ketika bersama Keyra, saudara kembarnya ini mempunyai aura dominan yang membua