Share

Katakan Padaku Di Mana Milo?

"Belum menikah seminggu sudah bercerai? Aku tidak mau mengotori nama baik keluarga Angelo dengan melakukan hal itu," tandas suaminya dengan suara sinis.

Istrinya hanya membuang muka ke pemandangan kamar mereka yang besar dan mewah, tak sudi menatap wajah sang suami yang telah menipu dirinya mentah-mentah tersebut.

"Meskipun ratusan atau bahkan ribuan kali kau minta bercerai, aku tak akan mengabulkannya. Ah, aku juga tak akan memberikan dirimu akses untuk melakukan hal itu, Istriku yang cantik," lanjut Miguel, dengan sengaja membelai lembut pipi istrinya tersebut.

Kasar, Keyra menepis jemari Miguel dari sana. Tatapan benci terpancar jelas di matanya.

"Jangan berani-berani menyentuhku!"

Miguel tertawa geli mendengar raungan wanita muda di depannya tersebut, menyilangkan tangan di dada dengan dagu sedikit terangkat.

Berbeda dengan Milo yang lembut dan penuh perhatian ketika bersama Keyra, saudara kembarnya ini mempunyai aura dominan yang membuat seseorang mau tak mau bertekuk lutut padanya.

Tatapannya dingin dengan ekspresi sombong yang alami, Keyra baru sadar betapa berbedanya dua pria dengan wajah yang sama ini.

Miguel, dengan santai menyentuh lagi pipi Keyra, sedikit membungkuk karena tinggi badannya, dan berbisik dengan pongah di sebelah telinga istrinya tersebut.

"Kenapa? Aku suami sah-mu, jadi aku balas menyentuh dirimu di mana saja," sindirnya, santai.

"Berengsek!"

Keyra mundur ke belakang dengan mata nyalang karena marah, bahunya naik turun karena emosi yang membanjiri sekujur tubuhnya.

Miguel menegakkan lagi tubuhnya, memandang Keyra dengan tatapan meremehkan dan seringai sinis di wajahnya. Seakan kemarahan Keyra adalah sebuah hiburan yang menyenangkan di mata pria tersebut.

Kamar mereka di desain kedap suara sehingga pembicaraan sekeras apa pun tidak akan terdengar dari luar selama pintu kamar tertutup rapat karena setahu Keyra, Milo sangat menyukai ketenangan, itulah kenapa hanya di kamar ini Keyra bebas memaki dan mengekspresikan semua keputus asaannya.

Melihat wajah Miguel yang sama persis dengan kekasihnya, membuat Keyra benar-benar menderita kesakitan yang luar biasa.

Dia sejak kemarin terus bertanya, di mana Milo? Apakah dia telah meninggalkan dirinya sehingga saudara kembarnya yang berengsek ini menggantikan posisi Milo karena kasihan?

"Di mana Milo? Katakan padaku, di mana dia sekarang?!"

Akhirnya, karena luapan emosi memenuhi dada Keyra, membuat dia menjerit seperti anak kecil saat menanyakan keberadaan Milo.

Keyra pergi dari kota tempatnya tinggal untuk ke sini dan menjadi istri Milo, dia sudah melepaskan segalanya, karier yang mulai menanjak dan kehidupan yang nyaman, karena ingin menikah dengan Milo.

Lalu, saat ini ... dia malah menikahi adik pria itu?! Ini benar-benar lelucon!

Dia telah kehilangan segalanya dan sekarang, dia juga kehilangan Milo. Kekasih yang sangat mencintai dirinya sejak SMA.

Dia telah mempertaruhkan semua yang dia punya untuk hidup bahagia dengan Milo, rencana keduanya setelah menikah adalah pergi ke luar negeri di mana tempat Milo bekerja dan membangun keluarga di sana.

Meski Milo adalah salah satu pewaris perusahaan besar milik orang tuanya, kekasihnya tersebut memilih untuk mendirikan sendiri perusahaan di luar negeri, sedangkan perusahaan milik keluarga dikelola oleh adik kembarnya, Miguel.

Sejak peristiwa di apartemen Milo ketika SMA, di mana Keyra salah mengenali Miguel sebagai dirinya, Milo tak pernah satu kali pun mempertemukan Miguel dengan Keyra lagi.

Itulah kenapa, Keyra benar-benar tidak kenal dengan perangai calon ipar yang kini menjadi suaminya tersebut, kecuali kenangan buruk saat di apartemen Milo saat itu, di mana Miguel mencium Keyra dan berpura-pura menjadi Milo.

Sekarang, dia tidak hanya berpura-pura menjadi Milo hanya agar bisa mencium Keyra, dia bahkan berpura-pura menjadi Milo untuk menjadi suaminya!

Benar-benar luar biasa!

Tak tahan menghadapi penderitaan yang dia rasakan, Keyra jatuh terduduk dengan tersedu sedan, menutupu muka dengan kedua tangan.

Dia merasa seluruh tujuan hidupnya sudah hancur lebur.

Keyra tak akan sanggup menjalani pernikahan ini, tidak.

Miguel tetap berdiri dan memandang gadis tersebut tanpa rasa belas kasihan sedikit pun.

Dia hanya menatap dengan ekspresi dingin dan kaku. Membuat dirinya terlihat seperti pria tanpa perasaan.

"Kamu tidak perlu tahu di mana dia sekarang, karena hal itu akan menyakiti dirimu," jawab Miguel dengan sinis.

Mendengar jawaban itu, Keyra mendongak seraya menyapu lelehan air mata dari pipinya.

"Apakah dia pergi dengan wanita lain dan mencampakkan aku? Apakah dia sudah bosan denganku? Harusnya ... harusnya dia mengatakan segalanya padaku, bukan meninggalkan diriku seperti ini."

Suaranya terdengar begitu menyedihkan, seperti orang kehilangan harapan, arah dan tujuan.

Miguel mengepalkan erat tangannya, menahan diri untuk tidak membungkuk dan mengulurkan tangan untuk menghapus air mata di pipi mulus wanita itu, yang berjatuhan seperti kristal.

"Kamu pikir, Milo serendah itu?" sergahnya, dengan hidung berkerut dan mata menyipit.

Keyra yang tahu bahwa Milo memang tak mungkin melakukan hal seperti itu, mendesah berat.

Bahunya lunglai.

"Aku tidak tahu lagi harus mencarinya di mana," rintih gadis tersebut.

"Kamu tidak perlu mencarinya," tukas Miguel dengan dingin.

Keyra tidak boleh tahu yang sebenarnya, bahwa Milo ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status