Share

5. Beginning of the Story

Aku termenung di balkon apartemen.

Gadung ini adalah salah satu proyek yang dimiliki Samsu Group milik kelurga Jonathan. Samsu adalah nama kakek buyut Jonathan, pengembang pertama bisnis keluarga itu. Semua aset yang berada di bawah naungan keluarga ini akan memiliki embel-embel Samsu. Bagaimana bisa aku menikah dengan anak sultan macam Jonathan Wirautama?

Huftt, aku menghembuskan nafas berat.

Ayahku adalah pengusaha kecil, kecil apabila dibandingkan dengan Samsu Group. Tapi sekecilnya perusahaan percetakan milik ayah, satu-satunya orangtua yang sayang padaku tersebut mampu membiayai ku sekolah di National University of Singapore jurusan teater dan seni peran. Setelah ku hitung ayah mengeluarkan hampir 250 jt per tahun untuk biaya kuliah ku di sana. (Bisa cek G****e, barangkali para pembaca yang Budiman ada yang berminat kuliah di NUS dengan jurusan ini. Hampir 200jt per tahun untuk biaya kuliah saja belum akomodasi pribadi).

Belum lagi kehidupan mewah ibu yang dulunya juga seorang aktris. Jadi kalau kalian tanya darimana bakat ku dan kecantikan yang ku peroleh, tentu saja jawabnya dari ibuku.

Suatu hari kakek Jonathan, menderita gagal jantung. Cerita klasik, seorang korban dan penolongnya, kalian pasti tahu akhirnya. Tapi hutang budi kakek Jonathan tak sampai membuat beliau menjanjikan perjodohan.

Ayahku yang baik hati itu, tak sengaja mendengar salah seorang karyawan membocorkan formula Samsu Group pada perusahaan saingan, padahal terhitung lima belas hari dari hari itu, produk tersebut akan diluncurkan. Selang waktu tiga hari saja dari jadwal peluncuran Samsu Group. Perusahaan saingan terlebih dahulu melakukan aksi dengan mengenalkan produk tersebut kepada pasar. Apa yang terjadi kemudian?

Pihak Samsu Group menggugat perusahaan saingan dengan ayah sebagai saksi. Pena perekam yang selalu ayah bawa adalah bukti penguatnya. Dan seperti yang kalian tebak, sekali lagi Kakek Jonathan berhutang Budi pada ayahku. Disinilah peran kakek Jonathan dalam perjodohan kami.

Setelah semua itu, hidup ayah tak lagi tenang. Teror demi teror diterimanya karena dianggap telah menjadi penyebab bangkrutnya perusahaan saingan kakek Jonathan. Plagiarisme merupakan isu mengerikan sehingga dalam hitungan bulan saja, perusahaan tersebut berhenti beroperasi karena tak ada lagi klien yang datang.

Bangkrutnya sebuah perusahaan tak hanya berimbas pada pemilik saja, ratusan bahkan bisa jadi ribuan karyawan terancam dirumahkan. Jadi mengingat rasa kemanusiaan, kakek Jonathan membeli perusahaan lawan yang telah bangkrut untuk akhirnya dikelola dalam bendera Samsu Group.

Dendam kesumat si pemilik dan beberapa orang berkepentingan yang merasa dirugikan tak hanya ditujukan pada keluarga kakek Jonathan, tapi pada ayahku juga.

Apa yang terjadi selanjutnya? Ayahku meninggal akibat ditusuk dua kali oleh orang tak dikenal di perutnya. Aku jadi yatim, ibuku jadi janda. Aku kehilangan arah, ibuku menggila belahan jiwanya telah tiada. Tak ada lagi tulang punggung, tak ada lagi tempatku berkeluh kesah. Tertinggal ibuku yang sejak aku lahir membenciku, terus-terusan menyalahkan kehadiranku karena merusak masa depannya.

Hidupku sempurna sebagai putri kecil ayahku, tapi hidupku tersiksa sebagai anak tak diharapkan ibuku.

Kenapa begitu, Cuwa?

Aku adalah penyebab karier ibuku hancur. Penyebab kemurkaan orangtua ibuku yang marah bertahun-tahun, karena anaknya hamil di luar nikah.

Pemberitaan media yang selalu mengandung intrik, menghalalkan segala cara asal beritanya laku, rela menjatuhkan objek berita sampai tak punya nurani. Ibuku stres berat kala itu. Beberapa kali ibu mencoba menggugurkan anak ini yang pernah disebut haram oleh banyak orang bahkan oleh mulutnya sendiri. Cinta buta yang menyakitkan kata ibuku.

Banyak uang yang harus dikeluarkan ibu dan ayahku kala itu untuk membayar pinalti karena menyalahi kontrak. Ibuku tentu harus mangkir dari kontrak karena telah menikah dan hamil yang tentu tak bisa ditutupi terus. Sementara ayah yang justru bahagia karena memilikiku jelas melarang ide ibu untuk melenyapkan diriku sebelum lahir ke dunia. Jadi hingga umurku setua ini ibu akan terus mencerca diriku karena telah merusak karirnya yang setelah itu tak lagi bisa kembali. Ibu juga menggungatku karena akibat mengandung diriku, body-nya melar kemana-mana, padahal setahun setelahnya ibu kembali langsing karena berbagai perawatan. Ibu juga bilang, tidak pernah bisa lagi tidur nyenyak karena dihantui tangisanku setiap malam.

Ibu menderita syndrom baby blues karena banyak menerima tekanan dari semua pihak, dijauhi teman-temannya, termasuk orangtuanya sendiri. Intinya banyak ketidakpuasan yang ia alami, selalu dikaitkan dengan keberadaan ku. Itu menjadi kebiasaan hingga aku bertambah usia setiap tahun. Maka jangan kaget kalau hingga ayah meninggal aku tetap jadi anak tunggal. Ibuku tak lagi sanggup memiliki bayi lainnya lagi.

Kala itu aku duduk di awal semester empat saat ayah meninggal. Aku yang telah dipersunting keluarga Wirautama beberapa bulan sebelumnya, menjadi tanggung jawab kakek Jonathan termasuk biaya kuliahku yang tidak murah, kompensasi keluarga Wirautama untuk ibuku juga tidak sedikit. Ketika kakek Jonathan tutup usia tiga tahun setelahnya, hanya papa Jonathan yang baik padaku. Barata Wirautama mungkin jadi iba setelah tahu bagaimana ibuku memperlakukan aku. Beliau jadi satu-satunya yang menerimaku setelah kakek Jonathan berpulang di keluarga itu.

Karenanya hingga detik ini, aku tidak akan menjadi pihak yang menceraikan pria dingin itu. Aku telah menghabiskan lebih dari 1M uang mereka untuk biaya kuliahku ditambah kompensasi untuk ibuku. Jasa mereka mengantarkan ku menerima gelar dari jurusan Bachelor Art of Theatre Studies. Aku tidak berlebihan saat bilang aku berprestasi. Aku merangkak dari bawah, mulai dua tahun menjadi stuntman di Singapore dan Bangkok. Casting sana sini untuk peran kecil di tanah air hingga naik terus ke level aku di dapuk jadi juri di pergelaran film se-Asean, meski ku akui untuk yang itu adalah rekomendasi dari almamater.

Lalu bagian mana dari kedudukan ku yang berhak mengakhiri hubungan dengan keluarga Wirautama, tidak ada. Kecuali jika keputusan itu datang dari Jonathan sendiri.

Cerita sampingannya, ibu dan adik tiri Jonathan itu terlalu cemburu padaku. Sementara Jonathan sendiri sangat menghormati ibu tirinya layaknya ibu kandung. Wanita itu membesarkan Jonathan dengan baik dan tulus sejak berusia 10 tahun, sedangkan Renita berusia 4 tahun.

Kabar buruknya anak dari pernikahan pertamanya itu mencintai Jonathan bukan sebagai kakak, tapi sebagai pria. Kabar lebih buruk lagi, si Jonathan merasakan hal yang sama. Kalian pikir aku sok tahu? Tidak, di tahun ketiga usia pertunangan kami, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana cara mereka berdua saling tatap. Itu membuat mataku iritasi hebat, perutku mual dan diare berhari-hari. Aku tidak bohong saat mereka berdua saling mencecap bibir masing-masing di balik pilar halaman samping rumah mereka.

Salahkah aku jika menyebut pria itu selingkuh dariku? Tuh kan, aku eneg lagi kalau ingat itu.

"Cuwa, Renita ada disini"

Aku mengerang mendengar suara bass Jonathan dari balik tubuhku. Siluetnya memang sempurna, tapi, Oh... aku butuh ke toilet. Dorongan luar biasa terasa menekan keluar dari dalam perutku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status