"Ahhh...." pekik Bella Saphira semakin kesakitan, Ketika kedua tangannya di tarik sedikit terik oleh William Randolph. William Randolph tertawa kecil mendengar suara desahan Bella Saphira yang cukup nakal, Ketika ia menarik rantai besi yang terhubung ke dua pergelangan tangan Bella Saphira. Hingga kedua kaki BellaSaphira berjinjit dengan jemari kaki. "Aku suka melihatmu terikat seperti ini, seksi dan mengairahkan. Sungguh pemandangan yang menarik," ucap William Randolph dengan tawa bahagianya melihat penderitaan Bella Saphira yang di hadapan matanya. Bella Saphira yang tidak terima akan perbuatan William Randolph, ia melototi wajah William Randolph dengan tatapan mata penuh kemarahan. "Bajingan kau William Randolph," seru Bella Saphira dengan makiannya dan berusaha menarik kedua tangannya yang kini tertarik oleh rantai di kanan dan kiri. William Randolph tidak memperlihatkan sikap marah kepada Bella Saphira. Sebaliknya ia mengangkat sebelah tangan untuk merobek gaun putih yang mem
"Aku akan melihat kau bisa bertahan sampai mana," balas William Randolph dengan tawa sinisnya.Bella Saphira mengerutkan dahinya akan perkataan William Randolph yang terkesan amigu dan susah di pahami. Tapi ia sangat yakin William Randolph pasti akan melakukan sesuatu padanya.Melihat wajah Bella Saphira yang kebingungan, William Randolph semakin tertawa bahagia. Ia berjalan ke belakang tubun Bella Saphira. Kemudian memeluknya dari arah belakang secara sensual dengan kedua tangan meremas kedua gundukan besar itu. Lalu menariknya dengan jemari."Sudah berapa pria yang sudah memainkan kedua dadamu itu," ucap William Randolph yang masih meremas kedua dada Bella Saphira. Tidak lupa melayangkan kecupan di leher serta meninggalkan gigitan kecil di sana."Ah..." desah Bella Saphira secara mendadak, Ketika puncak dadanya di mainkan oleh jemari William Randolph secara kasar di tambah dengan gigitan yang di sekitar leher."Ternyata kau wanita yang nakal juga," ucap William Randolph yang menarik
William Randolph berjalan menjauhi tubuh Bella Saphira. Ia kini menatapi tubuh Bella Saphira yang tidak mengenakan apapun di hadapannya dengan bagian bawah yang terlihat berkilap karena basah."Cantik dan mengairahkan," ucap William Randolph yang mengusap rahangnya berapa kali."Keparat kau," umpat Bella Saphira yang melihat William Randolph yang tersenyum bahagia di atas penderitaan.Mendapatkan umpatan dari Bella Saphira, William Randolph melepaskan kaos yang membungkus tubuhnya. Kemudian berjalan ke arah Bella Saphira dengan bertelanjang dada.Secara terang-terangan, William Randolph membuka sleting jeans dan di susul dengan celana dalamnya untuk memperlihatkan ukuran rudalnya yang sudah menegang sempurna."Apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Bella Saphira yang semakin ketakutan, ketika melihat benda tumpul yang berotot dan panjang tersembur keluar dari dalam celana dalam yang di lepaskan oleh William Randolph."Aku tahu kau menginginkan yang lebih besar dari jari yang aku m
"Tubuhmu sempit juga, Benar-benar terasa enak dan memuaskan sekali. Aku sungguh tidak menyangkah akan mendapatkan kenikmatan seperti ini?" desis William Randolph yang sibuk memompa tubuh bawah Bella Saphira secara kasar. Bella Saphira yang tidak bisa menahan rasa sakit lagi di bagian bawah dengan benda besar dan keras masuk berulang kali ke dalam bagian bawahnya. "Ah sakit," pekik Bella Saphira dengan air mata berlinang. "Sakit katamu, Jangan sok jadi wanita perawan. Kau hanya wanita jalang yang tidak berguna," cibir William Randolph dengan kata-kata sarkasnya. Tidak lupa ia mempercepat gerakkan pinggang yang semakin membuat Bella Saphira terpekik berapa kali dengan mengeluarkan suara desahan merdu. "Ah hentikan... kau menyakiti aku," pinta Bella Saphira memohon pilu atas kekerasan fisik yang ia terima dari William Randolph. "Aku tidak akan berhenti sebelum aku puas," balas William Randolph dengan kedua tangan meremas bokong Bella Saphira. Kemudian memaksa kedua bokong Bella Saphi
Bella Saphira terus mendesah sepanjang hentakkan kasar dari William Randolph di dalam celah inti tubuhnya. "Hentikan," pinta Bellah Saphira memohon pilu tapi masih tidak di hiraukan oleh William Randolph yang sudah terlena akan kenikmatan yang begitu ketat. Rasa ketat yang memberikan kenikmatan pada rudalnya yang sudah lama tidak terpuaskan. "Rasakan ini," seru William Randolph yang memberikan hentakan paling kuat untuk menyiksa Bella Saphira. "Ahhh..." pekik Bella Saphira dengan suara nyaring, ia merasakan sensasi pilu di bawah perutnya dan rasa perih yang luar biasa di bagian yang di masuki oleh benda tumpul tersebut. "Mendesahlah lebih nyaring lagi!" perintah William Randolph yang menghentakkan rudalnya berulang kali di celah inti Bella Saphira. Hingga suara perpaduan bagian bawah terdengar cukup nyaring. Bella Saphira menutup kedua matanya sesat, Ia merasa sudah tidak kuat lagi dan kembali memohon pilu kepada William Randolph untuk tidak melakukan hentakan kasar lagi di bagian
"Ahhh... Ahhh... Ahhhh..." desah Bella Saphira dengan suara paraunya. Ia sudah tidak sanggup lagi menerima benda tumpul berukuran besar itu yang masih bergerak liar di dalam tubuhnya."Aku senang mendengar suara desahan seksi mu," ucap William Randolph yang memberikan hentakan terbaiknya."Ahhh..." pekik Bella Saphira sampai tubuhnya bergetar hebat saat benda tumpul berukuran besar itu masuk seutuhnya ke dalam rahimnya.Puas menikmati penderita Bella Saphira yang ia setubuhi hari ini. William Randolph melepaskan kedua kaki Bella Saphira yang melingkar di pinggangnya. Kemudian menarik rudalnya keluar dari dalam tubuh Bella Saphira yang sudah basah dan masih berdenyut.Bella Saphira merasakan kelegaan, ketika William Randolph mengeluarkan benda tumpul itu dari celah inti tubuhnya yang sudah perih.Kedua mata William Randolph menatapi selangkangan Bella Saphira yang terlihat basah bercampur dengan darah dan cairan kental.Tidak ada rasa kasihan di mata William Randolph, sebaliknya ia se
Mendapati Bella Saphira tidak sadarkan diri. William Randolph mengakhiri permainan, lalu menarik alat tersebut yang menancap di celah inti Bella Saphira."Lemah," cibir William Randolph yang memilih untuk meninggalkan kamar tamu dengan membiarkan tubuh Bella Saphira terbaring polos di atas ranjang.Untuk mencegah Bella Saphira kabur dari dalam kamar tamu, William Randolph sengaja mengunci pintu kamar. Lalu kembali ke dalam kamarnya untuk membersihkan tubuh yang bercampur dengan keringat dan sisa persetubuhan barusan."Seperti akan menarik kedepannya," gumam William Randolph dengan memikirkan rencana jahat selanjutnya untuk hari besok.***Keesokan paginya, Bella Saphira terbangun dengan tubuh yang lemah dan rasa sakit juga terasa di sekujur tubuhnya. Terutama bagian bawah yang terasa perih dan basah.Menagis, itulah yang di lakukan oleh Bella Saphira. Ia menangis sampai kedua matanya sakit."Percuma menagis, tidak seorang pun yang akan menolong mu untuk bisa keluar dari rumah ini. Kau
Cintya memejamkan kedua matanya untuk merasakan sensasi panas di dalam rahimnya. "Ahh... Kau memang hebat," puji Cintya akan kehebatan James Arthur di atas ranjang yang mampu bergerak berapa ronde dalam semalam dengan gerakan yang memuaskan. James Arthur yang sudah kehabisan tenaga. Ia terjatuh ke atas tubuh Cintya tanpa mengeluarkan benda tumpul yang masih menancap di dalam celah inti Cintya. "Akhirnya kau menjadi milikku secara sah," batin Cintya yang tertawa bahagia di atas penderita Bella Saphira. "Aku tidak sabar melihat wajahmu yang penuh penderita dan di hianati oleh James Arthur," lanjut batin Cintya yang masih tertawa bahagia dan tidak sabar melihat wajahmu expresi kesedihan dan putus asa dari Bella Saphira. Cintya merasa lega dan bahagia di malam pertama dan kesuksesan dirinya mendapatkan James Arthur. Maka kini ia tidak perlu takut lagi untuk berhadapan dengan Bella Saphira. Karena James Arthur sudah menjadi miliknya seutuhnya. *** Bella Saphira yang selesai mandi. Ia