Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u
"Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T
"Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup
melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand
Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia sengera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit da
Di kafe Norm. Seorang wanita cantik dengan tubuh seperti gitar Spanyol berjalan sana sini. Wanita itu sedang memamerkan lekuk tubuhnya yang membuat para pria meneteskan air liur. Setiap kali mata para melihat tubuh sang pelayan wanita yang berjalan ke arah mereka dengan menaruh gelas dan botol minuman keras di atas meja. "Hai cantik, tidur dengan aku satu malam. aku bayar segini?" tawar pria berusia kepala 4 itu kepada pelayan wanita cantik yang sudah membangkitkan terongnya yang tersembunyi di balik sleting celana. wanita nakal itu memperlihatkan senyuman manisnya kepada pria botak yang menawarkan harga untuk membeli kenikmatan tubuhnya malam ini. "Hanya segitu?" cibir wanita itu dengan perkataan sinisnya. Pria botak itu mendengus kesal akan sindiran wanita cantik itu. "Dua kali lipat dari harga tadi," balas pria botak itu yang menawarkan harga tertinggi untuk wanita cantik yang masih berlalu lalang di antara meja.Wanita itu bernama Bella Saphira, ia sedang mengantar minum
William Randolph tersadar dari lamunannya. Ia melihat sekelilingnya untuk mencari pelayan wanita bernama Bella Saphira yang mirip dengan wanita yang membuat dirinya kehilangan kesaktian pada terongnya. Entah kenapa William Randolph merasa tidak asing dengan nama wanita tersebut dan terasa familiar. Terutama wajahnya yang mengingatkan dirinya dengan masa lalu yang sulam itu. "Mungkinkah wanita terkutuk itu," seru batin William Randolph dengan emosi membara di dalam hati. Kedua mata William Randolph menajam, ketika mendapatin pelayan wanita bernama Bella Saphira berjalan mondar-mandir di sekitar mejanya dengan memamerkan leluk tubuh indah untuk menantang para pria yang melirik. William Randolp menatapi wajah itu dengan tatapan lekat serta name tag di baju. Emosi William Randolph semakin mendidih tinggi. Ketika melihat nama di name tag yang sama dengan cleaning servis yang melumpuhkan terong keperkasaan. Hingga ia menjadi pria gemuk dan jelek karena depresi. Yang menghabiskan sepan
"Dengar," Dusta William Randolph yang sibuk dengan pikiranya ke sana kemari dengan rencana jahat di dalam otaknya yang sedang berputar dengan kencang. "Aku bersumpah akan membuat wanita jalang itu tidak akan bisa turun dari atas ranjang berhari-hari," seru Ricky dengan suara marahnya yang membuat berapa pria melihat ke arah William Randolp dan Ricky secara bersamaan. "Aku juga bersumpah akan membuat wanita itu menagis darah," balas William Randolph yang juga dendam membara kepada Bella Saphira. Ricky menatapi William Randolph yang ikut-ikutan marah. "Aku pastikan wanita jalang sialan itu akan menagis darah dengan hentakan yang aku berikan ke dalam tubuhnya," seru Ricky dengan emosi membara. William Randolph memilih diam untuk melihat kemarahan Ricky yang sudah memuncak tinggi. "Sumpah nanti saja, perbaiki wajah dan tubuhmu. biar terongmu tidak pendek," cibir salah satu tamu yang mengira William Randolph yang berteriak keras sejak tadi. yang merupakan teriakkan di tunjukkan kepada