Sosok Nyi Payan yang terus terdesak mundur kebelakang jelas memperlihatkan kalau Nyi Payan sangat terdesak oleh kedua serangan lawannya yang terlihat terus menggeseknya kedepan, bahkan ; “Deesss”. satu tendangan keras menghantam tubuh Nyi Payan saat salah satu dari kedua lawannya membuat satu gerakan tipuan, dimana saat itu perhatian Nyi Payan memang tengah tertuju pada kedua kuku lawannya, hingga serangan tiba-tiba yang berupa tendangan yang dilancarkan oleh salah satu lawannya tidak kuasa dibendung oleh Nyi Payan hingga terpentallah sosok Nyi Payan dengan deras kebelakang, bahkan selendang keemasan yang merupakan senjata andalannya terlihat terlepas dari tangannya, beberapa kali terlihat sosok Nyi Payan terguling-guling ditanah hingga akhirnya sosoknya terkapar tak berdaya ditanah.
“Huakkk.”. terlihat Nyi Payan memuntahkan darah kental berwarna kehitaman, dengan sisa-sisa tenaganya Nyi Payan terlihat bangkit dari tempatnya, sosok Nyi Payan terlihat goyah karena luka dalam
“Akan kulumat tubuhmu bocah tengik! hyattt....serrr....”. kembali sosok lelaki bercaping setan itu menggebrak kedepan dengan hebatnya, dan kali ini Bintang kembali memperlihatkan kelasnya sebagai seorang pendekar pilih tanding didunia persilatan, setiap serangan yang dilancarkan kepadanya dapat dihindarinya dengan mudah, bahkan serangan cepat yang dilancarkan oleh lawannya seakan tidak berarti apa-apa baginya. Dalam beberapa jurus kedepan saja, sudah terlihat kalau lawan Bintang sudah mulai kehabisan tenaga, tapi tidak seorangpun yang tahu kalau penyebab semua itu adalah akibat dari jurus kijang kelana yang Bintang miliki, jurus tangguh yang diturunkan oleh kakek Raja Penidur padanya, jurus yang mampu menyerap tenaga lawan, semakin lawan itu bernafsu untuk menjatuhkan Bintang, maka semakin cepat pula tenaganya terkuras akibat jurus kijang kelana dan hal ini tidak disadari oleh lawan Bintang. Memasuki jurus ke 43, sosok lelaki bertopeng setan yang menjadi lawan Bintang tampak melompa
“Kisanak, jika kisanak tidak keberatan, sudikah kisanak ikut dengan kami”. ucap wanita anggun itu lagi tiba-tiba kepada Bintang, dan Bintang terlihat berpikir sejenak. “Baiklah gusti......aku akan ikut dengan kalian”. ucap Bintang akhirnya, dan terlihat senyum kepuasan diwajah wanita anggun itu. Maka merekapun melanjutkan perjalanan mereka menuju Kadipaten Pandan Arum. *** Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur. Sementara itu ditempat kediaman Gusti Adipati Pandan Arum terlihat belasan orang prajurit yang berjaga dengan ketatnya disepanjang penjuru rumah itu. Sementara itu : “Tok ! Tok ! Tok ! ”. sebuah ketukan terdengar beruntun dipintu sebuah kamar besar. “Tok ! .Tok ! Tok ! Tok ! ”. kembali ketukan itu terdengar, kali ini lebih panjang dan lama. “Kreakkkk...”. kali ini pintu itu terbuka, dan terlihatlah sosok seorang laki-laki tegap dengan wajah wibawa keluar, dikepalanya terlihat sebuah mahkota emas. Dia
Sepeninggalan rombongan mantan istrinya itu, terlihat Gusti Adipati Pandan Arum menarik napas panjang dan dalam. Dan hal ini sempat terlihat oleh Bintang. “Ampunkan hamba gusti adipati, sepertinya ada sesuatu yang amat berat yang kini tengah dipikirkan oleh Gusti adipati ?”. ucap Bintang sedikit mengejutkan Gusti Adipati Pandan Arum yang seakan baru menyadari kalau Bintang saat itu masih berada didekatnya. “Oh, maaf Raden, aku sampai lupa kalau Raden masih ada disini”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum. “Tidak apa-apa gusti, hamba memakluminya” “Kau benar Raden, saat ini aku memang tengah memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang sebanyak itu..... sebagaimana Raden ketahui kadipaten Pandan Arum ini baru saja berdiri, dan belum banyak sumber-sumber kekayaan alam dikadipaten ini yang bisa dimanfaatkan dengan baik” “Ampun gusti, kalau gusti adipati tidak keberatan, hamba ingin mendengar lebih banyak mengenai Gerombolan Bayangan Setan ini”. ucap Bin
“Apa....!! lari, Ha ha ha...! kalian ini bergurau atau tidak punya pikiran hah !!!”. ucap Bintang tertawa, sindiran itu jelas membuat merah wajah ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan itu. “Apa maksud ucapanmu Ksatria Pengembara ?” “Kalau kami yang memberikan peti uang ini dulu kepada kalian, tentu kalian memiliki kesempatan untuk meninggalkan kami, tapi kalian yang terlebih dahulu memberikan Gusti Ayu Pandansuri kepada kami, mana mungkin aku bisa melarikan peti uang ini sendirian......bukankah itu tidak masuk akal.”. ucap Bintang lagi hingga membuat ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan ini kembali saling pandang, apa yang dikatakan oleh Bintang memang masuk diakal. “Sudah kang, kita turuti saja permainannya, ketua bisa marah kalau malam ini kita gagal membawa upeti, lagipula kalau mereka macam-macam”. ucap salah satu dari ke-8 sosok Gerombolan Bayangan Setan itu terlihat mengedipkan matanya seakan ada sesuatu rencana yang tengah mereka rencanakan, dan hal ini
Disebuah kamar indah, seperti layaknya kamar seorang putri adipati, terlihat diatas sebuah pembaringan indah, sesosok tubuh wanita muda berparas cantik tengah terbaring tak sadarkan diri. Di kiri dan kanannya tampak pula beberapa orang wanita setengah baya yang tengah menungguinya, takkala rombongan Gusti Adipati Pandan Arum tiba dikamar itu, kedua wanita setengah baya itu segera menjura hormat, tapi Gusti Adipati Pandan Arum justru terlihat langsung menghampiri sosok wanita cantik yang tengah terbaring diatas pembaringan tersebut. Dan kini barulah Gusti Adipati Pandan Arum menyadari kalau ada sesuatu yang aneh pada keadaan Pandansuri putrinya. Sosok Patih Ganggar terlihat ikut mendekati sosok Gusti Ayu Pandansuri dan terlihat Patih Ganggar memeriksa keadaan Gusti Ayu Pandansuri dan keningnya berkerut. “Ada apa paman patih ? ada apa dengan putriku ?”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi cepat. “Tidak ada yang aneh pada diri Gusti Ayu gusti” “Tapi kena
“Kanda...., bagaimana nasib Pandansuri kanda”. ucap istrinya kembali terisak pilu menyadari keadaan putrinya yang semakin sulit untuk disembuhkan. Gusti Adipati Pandan Arum terlihat bingung. “Bagaimana menurutmu paman patih”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi. “Maafkan saya gusti, tapi saya sendiri juga bingung mengenai masalah ini, sampai saat ini tidak ada seorangpun yang tahu dimana markas Gerombolan Bayangan Setan itu berada” ucap Patih Ganggar lagi hingga semakin membuat Gusti Adipati Pandan Arum bingung. “Maaf gusti....”. Bintang terlihat ikut angkat bicara hingga kini perhatian mereka kembali tertuju kearah Bintang. “Mbah Suro, tadi mbah mengatakan kalau Gusti Ayu Pandansuri masih bisa mendengar apa yang kita semua bicarakan.” “Benar raden, Mantra Pulung Batu hanya bisa mengunci raga seseorang, tapi semua indra ditubuhnya masih berfungsi dengan baik....”. “Kalau begitu, apakah kalau kita menggunakan suara batin, Gusti Ayu Pand
“Kanda”. sebuah suara lembut terlihat menyadarkan sosok Gusti Adipati Pandan Arum yang saat itu terlihat tengah termenung. “Dinda”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum tersenyum saat melihat siapa yang kini ada disebelahnya. “Ada ada kanda ?” “Kanda hanya tidak tahu bagaimana harus mendapatkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu satu hari dinda”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum terlihat sedih. “Lalu apa yang harus kita lakukan kanda ?” “Dinda jangan khawatir, walau bagaimanapun akan kanda jual semua kekayaan kanda demi keselamatan Pandansuri”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum lagi. Dan kemudian terlihat Gusti Adipati Pandan Arum mengedarkan pandangannya kearah Patih Ganggar, Mbah Suro yang berada tak jauh darinya, tapi kemudian wajah Gusti Adipati Pandan Arum terlihat berubah. “Paman, dimana Raden Bintang ?”. ucap Gusti Adipati Pandan Arum saat menyadari kalau Bintang tidak lagi berada diantara mereka, ucapan Gusti Adipati Pandan Arum ini tent
Malam akhirnya datang, kegelapan kembali menyelemuti bumi, rembulan sudah tampak ditempatnya, disusul dengan munculnya satu persatu sang Bintang yang seperti biasanya dengan setia menemani sang rembulan. Sementara itu ditempat persembunyiannya, Bintang terlihat tengah menikmati ayam panggang buatannya seraya terus memperhatikan kearah dinding batu yang berada beberapa tombak dihadapannya. Cukup lama Bintang menunggu ditempat persembunyiannya, hingga ; “Ggghrrrrr...”. suara gemuruh tiba-tiba saja terjadi, dan Bintang yang berada ditempatnya tentu saja terkejut, dikegelapan malam Bintang dapat melihat dinding batu yang diduganya sebagai markas Gerombolan Bayangan Setan terlihat bergeser dari tempatnya, dan dari dalam dinding batu yang terbuka itu Bintang dapat melihat dengan jelas ke-8 sosok tubuh yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng setan terlihat keluar. “Kena kalian”. batin Bintang lagi tersenyum melihat hal itu dan Bintang kini dapat melihat salah seorang