Putri Pimcha yang melihat Bintang melamun, secara perlahan mulai memberanikan dirinya untuk merebahkan kepalanya kepundak Bintang, melihat Bintang yang hanya diam saja saat dia melakukan hal itu, Putri Pimcha semakin menekan kepalanya kepundak Bintang. Entah kenapa ada perasaan bahagia di hati Putri Pimcha bisa merebahkan kepalanya dipundak Bintang.
Putri Pimcha terus menatap kearah Bintang dari samping, dan Putri Pimcha memang harus mengakui kalau sosok Bintang telah menarik perhatiannya, sosok Bintang sangat berbeda dari setiap laki-laki yang selama ini dikenalnya, tapi semua lelaki yang dikenalnya belum ada yang menarik hatinya, terkadang Putri Pimcha cemburu melihat kemesraan yang diperlihatkan oleh Putri Risara bersama kekasihnya yang besok akan menjadi tunangannya, bahkan beberapa kali Putri Pimcha memergoki Putri Risara memadu asmara dengan kekasihnya.
Umur Putri Pimcha saat ini sudah mencapai 22 tahun dan memang sudah sangat pantas untuk menikah, tapi selama it
Beberapa saat kemudian, Putri Pimcha tersadar dari puncak kenikmatan klimaknya. Putri Pimcha, yang notabene masih benar-benar Putri Pimcha, main peluk-cium dengan seorang laki-laki yang memang ia kagumi sejak awal meski belum kenal begitu lama.Dengan posisi masih berpelukan seperti sebelumnya, Bintang menunduk, mencium pipi Putri Pimcha sekilas.“Kak Bintang..” desis lirih Putri Pimcha sambil mengangsurkan wajahnya. Bintang yang berpengalaman segera paham, bahwa Putri Pimcha telah pasrah. Dengan lembut, ia kembali mengulum bibir merah merekah Putri Pimcha dengan penuh perasaan. Mempermainkan lidah di dalam rongga mulut Putri Pimcha dengan liar, lalu keluar ke dagu, leher, dan belakang telinga Putri Pimcha.“Oooohhhhh....” Kembali Putri Pimcha mengerang tertahan. Ada rasa geli yang mengalirkan listrik ke seluruh syaraf di tubuhnya. Ia menggigit bibir, menahankan desiran dalam aliran darah di sekitar kuduk yang meremangkan bulu-bulu halus di sana.Sementara dengan Putri Pimcha sendiri,
“Hsss ... oooh!”Tanpa sadar, erangan halus pun keluar dari bibir Putri Pimcha sambil semakin melebarkan pahanya, seakan mempersilahkan tangan Bintang untuk menjelajahi daerah itu sepuasnya.“Ahhh ... Ahhh ...” hanya suara erangan yang muncul dari bibirnya. Perlahan namun pasti, terasa cairan lembab yang menguarkan aroma khas seorang perawan.Pada akhirnya ...“Ahhh ... Ahhh ... Hmmph ...”Putri Pimcha semakin liar gerakannya saat merasakan sebuah sensasi yang luar biasa. Sesaat kemudian, untuk kedua kalinya, ia mengejang-kencang bagai gerak kuda liar.Titik puncak birahinya kembali tercapai!Jeritan tertahan terlontar untuk yang kesekian kali dan akhirnya ... tergeletak lemas.Terlihat di mata Bintang, Putri Pimcha sedang mengatur napasnya yang memburu cepat-lambat sehingga sepasang bukit surganya yang sudah keras-mengencang terlihat turun-naik.Posisi Bintang yang berada di atas dan Putri Pimcha di bawah memang sengaja dipilih Bintang, karena dengan posisi itu memang tepat dilakukan
AYUTTHAYA menyelenggarakan hajat besar, pesta pertunangan Putri Risara dengan putra Panglima Chatu. Hajat besar ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh seluruh masyarakat kotaraja. Berbagai hiburan dan makanan yang tumpah ruah dihidang untuk para tamu yang hadir. Dan diantara ribuan orang yang menikmati meriahnya hajatan besar itu, salah satunya adalah Bintang. Diantara ribuan orang hadir itu pula hanya sepasang mata yang terus mencuri-curi pandang kearah Bintang, sepasang mata dari seorang gadis berparas cantik jelita. Putri Pimcha. Tapi Bintang sendiri terlihat malah memandang kesana kemari seperti tengah mencari sesuatu. “Dimana dia?” batin Bintang pada dirinya sendiri. Sementara itu kemeriahan terus terjadi, pertunjukan tarian demi tarian terus disuguhkan. Waktu terus berjalan, malampun mulai semakin larut, pesta yang tadi meriahpun sudah mulai berakhir. Banyak para pejabat istana yang terlihat mabuk. Sementara gusti raja sendiri tampak sudah dari tadi meninggalkan tempat pesta
SEBUAH dataran kosong terbentang dihadapan Bintang, sejauh matanya memandang hanya rerumputan dan ilalang yang ada didalam pandangannya. Bintang saat ini sudah pergi meninggalkan Ayutthaya. Selama berada di istana Ayutthaya, Bintang sudah menyelidiki dan mencari tahu dimana keberadaan Bunny, tapi Bintang tak dapat menemukannya bahkan mendapatkan petunjuk sedikitpun tidak.Atas saran dari Paola, Bintang diminta untuk mencarinya di organisasi terlarang, Tatto Iblis, karena di organisasi terlarang itu semua anggotanya adalah wanita, apalagi organisasi ini memiliki dendam kesumat kepada Ayutthaya, Paola menebak, kalau mungkin Bunny berada disana dan telah bergabung menjadi anggota Tatto Iblis untuk membalaskan dendamnya. Saran Paola cukup masuk akal bagi Bintang, makanya kini Bintang kembali ketempat dulu sewaktu Putri Risara ditawan, juga tempat dimana Bintang harus melayani nafsu birahi salah satu anggota Tatto Iblis yang menyebut namanya sebagai Kannika, yang Bintang belum ket
Organisasi Tatto Iblis adalah sebuah organisasi terlarang yang muncul akibat pergolakan perang oleh Ayutthaya. Seluruh anggotanya adalah wanita-wanita yang menjadi korban peperangan. DEWI TATTO merupakan ketua dari organisasi Tatto Iblis. Organisasi ini memiliki beberapa komandan divisi, dua diantaranya sudah muncul di chapter 68. (Dewi Tatto). Kanchana yang merupakan Komandan Divisi Barat, Kannika Komandan Divisi Utara, sedangkan Komandan Divisi Selatan dan Komandan Divisi Timur sampai saat ini belum muncul dan setiap komandan divisi mengepalai 100 orang bawahan.Organisasi Tatto Iblis bergerak bagaikan hantu, membuat teror bagi prajurit-prajurit Ayutthaya, ditambah lagi setiap anggota Tatto Iblis memiliki kekebalan tubuh yang sangat mengagumkan hingga sering membuat gentar prajurit-prajurit Ayutthaya yang berhadapan dengan mereka. Sampai saat ini belum pernah ada yang tau dimana lokasi markas organisasi Tatto Iblis.Tapi anehnya, Kanchana tak mampu menolak ajakan Bin
“Apa yang dikatakan Kannika memang benar, dia memang terlalu tangguh untuk kita. Bahkan aku sendiri seakan tak bisa menolak saat dia ingin dibawa kemari” ucap Kanchana lagi.“Tapi Kannika, tadi kau katakan dia sudah jatuh kedalam pelukanmu, kenapa tidak langsung kau habisi sekalian?” ucap Liễu Nham lagi kearah Kannika. “Liễu Nham.. sudah kukatakan dia terlalu tangguh” ucap Kannika berhenti sejenak. “Dia terlalu perkasa dan tangguh diatas ranjang, a-aku tak sanggup untuk membunuhnya” ucap Kannika lagi, hingga membuat wajah Liễu Nham dan Kanchana berubah. Rupanya arti kata tangguh bagi Kannika berbeda dengan Kanchana.“Setangguh apa Kannika?” tanya Kanchana tersenyum.“Aku belum pernah bertemu lelaki setangguh dan seperkasa dia Kanchana, kau coba saja langsung, pasti kau tidak akan menyesal” ucap Kannika lagi ikut tersenyum.“Sudah.. sudah. Apa-apaan kalian ini, kita harus membunu
MALAM DATANG. Udara terasa menghampar dingin, membelai lembut mahluk-mahluk yang terlelap dalam tidurnya. Sementara itu suasana di tempat tinggal Tatto Iblis sudah mulai sepi, semua sudah terlelap dalam buaian mimpi masing-masing. Di dalam kamarnya, Bintang sendiri tampak sudah merebahkan dirinya diatas peraduan. Tapi tiba-tiba saja pendengaran Bintang yang tajam dapat mendengar suara langkah halus yang tengah menuju ke kamarnya dan kini langkah halus itu berhenti didepan pintu kamarnya. “Tok....tokk....tokkk....” Terdengar suara ketukan pelan dari luar pintu. Tanpa menunggu lama, Bintang segera beranjak turun dari peraduan dan berjalan menuju kearah pintu. “Kreaakkk....” pintu terbuka. Seraut wajah cantik jelita menyeruak. “Kannika...” ucap Bintang perlahan. Dihadapan Bintang memang berdiri Kannika yang hanya mengenakan kain berwarna hijau untuk menutupi sekujur tubuhnya yang indah, Kannika tampak mendorong dada Bintang dan melangkah masuk kedalam kamar Bintang dengan tersenyum
Liễu Nham tubuhnya masih sangat kencang, gunung surganya putih besar kira-kira 36B. area terlarangnya indah sekali. Sedangkan Kanchana tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 36A, area terlarangnya kelihatan sempit dengan sedikit hutan yang belum begitu lebat.Pertama yang Bintang serang adalah Liễu Nham karena sosok Liễu Nham yang begitu sangat menggoda sekali. Bintang menciumi dengan rakus gunung surganya, dihisap dalam-dalam hingga air surganya keluar. Walau sempat terkejut, tapi kemudian Bintang meminum sepuasnya dan rupanya Kannika dan Kanchana juga kepingin merasakan air surga itu sehingga mereka bertiga berebut untuk mendapatkan air surga tersebut, sambil tangan mereka berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam area terlarang satu sama lain.Setelah puas dengan permainan itu, Bintang meminta agar mereka berbaring berbaris sehingga kini ada 6 gunung surga yang montok berada di depan Bintang. Bintang mulai mengerjainya sa