Share

BAB 5 CEO TAMPAN

Ketika manager SDM, melihat wajah Yuki yang mematung. Dia langsung menghela nafas dan berkata. "Yuki, saya mengerti suasana hati mu saat ini. Saya lebih terkejut dari pada anda sebenarnya setelah mendengar keputusan ini. Pergilah ke lantai 7 kau telah di tunggu CEO di sana.

"Oh, iya baiklah." Ucap Yuki yang masih bingung dengan pekerjaannya sambil menggaruk kepalanya dan berjalan keluar.

"CEO Alex, CEO Alex." Ucapnya di dalam hati.

Dengan bingung Yuki, segera masuk ke dalam lift menuju lantai -7.

Ketika itu Yuki, sedang menggunakan rok lipat putih dan kaus pink, dan ia pun sampai di lantai -7 semua orang langsung melirik ke arah Yuki, satu demi satu menatapnya.

Yuki pun berdiri dengan kaku, ia pun bingung harus berbuat apa di sana. Di sana juga terdapat banyak Sekertaris lainnya. Dan di sini tempat mereka berkumpul.

"Siapa, yang kau cari nona?" tanya seorang wanita yang berusia 30 tahunan.

"Aku, mencari CEO Chen Alex."

Kata-kata ku yang menyebutkan, CEO Chen Alex mengejutkan semua orang yang berada di ruangan itu.

Yuki pun mendengar bisikan-bisikan orang di sekitarnya 

"Tidak, mungkin CEO Alex mempunyai urusan dengan gadis SMP semacam itu."

"Aaaa...." Semua orang berseru. 

Yuki pun merasa sangat canggung dan buru-buru menambahkan.

"Saya, berusia 19 tahun, saya sudah dewasa dan saya juga sudah memiliki KTP."

Saat itu seorang pemuda pun keluar dari dalam ruangan CEO, seperti seorang pria yang berusia sekitaran pertengahan dua puluhan. 

Dia sangat tinggi dan elegan dalam berpenampilan, dan percaya diri yang sangat tinggi. Pria itu pun melihat Yuki uang sedang binggung dengan tenang pria itu berkata

"Yuki."

"Ah, aku?" Yuki langsung berdiri dengan tegak, seperti seorang prajurit yang akan melaksanakan tugas.

Salah seorang karyawan berkata.

"Yuki, CEO Alex meminta mu untuk masuk ke dalam ruangannya."

"Oh, iya baiklah." Semua orang menarik nafasnya.

Yuki pun mengikuti salah seorang karyawan yang bernama Laura, itu dan bertanya dengan bodohnya.

"Yang mana, ruangan CEO Alex?"

Semua karyawan di sana tercengang, hanya Laura saja yang tetap tenang. Dengan kebodohan Yuki, ia mengulurkan tangannya ke belakang.

"Sepanjang koridor kedalam, ada satu ruangan di sana, dan itu ruangannya."

"Ok, terima kasih." Yuki melirik Laura, dan tersenyum dan berkata lagi.

"Terima kasih, kak Laura."

Tanpa ekspresi Laura berkata. "Tolong panggil aku wakil CEO."

"Ah." Yuki segera menutup mulutnya, dan terlihat malu.

"Ya, wakil CEO." Tambah Yuki memperbaiki salah bicaranya tadi.

Yuki pun pergi menuju ruang CEO tadi, sambil menggerutu di dalam hati. "Ada apa orang-orang di sini? aku memperlakukan mereka dengan baik dan memanggilnya kakak, namun ia ingin aku memanggilnya dengan titel. Dasar orang-orang gila hormat."

Yuki sambil mengerutkan bibirnya dan berjalan menyusuri jalan koridor, dan sambil mengabaikan tatapan dari karyawan lain yang sedari tadi melihatnya.

Bukankah, Yuki hanya sedikit buruk? dia hanya sedikit lebih muda, dia juga tidak bodoh? setidaknya ia bisa membersihkan ruangan yang kotor, menuangkan air, membuatkan teh atau kopi.

Yuki, pun tidak tahu berapa umur pimpinan barunya itu, apa lebih dari 40 atau sudah 50 atau seperti yang di TV yang botak.

Yuki pun memikirkan apa pekerjaan asisten sementara, seperti dia. Apa menyajikan teh untuk CEO, apa print dokumen penting, atau membuang sampah dan mengelap meja.

Tak lama, Yuki pun sampai di depan pintu ruangan CEO, Yuki pun mengambil nafas dalam-dalam, dan dua kali mengetuk pintu dengan takut, Yuki pun meletakkan telinganya di pintu. Mendengarkan dengan cermat.

Yuki mendengarkan, tidak ada suara dari dalam.

"CEO Alex, apa kau berada di dalam."

Yuki mengetuk pintu dua kali lagi, namun tak ada jawaban dari dalam. Jadi Yuki membuka pintu dengan berani dan masuk, ke dalam ruangan CEO dengan penasaran.

"Wow," mulut Yuki terbuka lebar, dan matanya membelalak. Dia melihat ruangan yang begitu besar dan sangat-sangat besar. Dia tidak bisa membayangkan sebuah ruangan, bisa begitu luas sangat mewah dan megah.

"Ruangan ini, lebih besar dari ada rumah ku." Yuki bergumam dan melihat rak buku di atas dinding, ada banyak jenis buku yang terpajang di sana.

"Orang tua ini, hobi membaca rupanya."

Orang tua, ini adalah nama panggilan diam-diam Yuki berikan kepada Alex. CEO Chen Alex.

Tanpa Yuki sadari, telinga seseorang yang sangat tajam, dia berdiri di belakang Yuki. Dengan tangan di pinggangnya. Dan mendengar perkataan Yuki tadi, dia sedikit menaikkan alisnya.

"Orang tua, siapa yang kau sebut orang tua? bukan aku kan tentunya." tanya pria itu.

Suara pria datang dari belakang Yuki.

"Buku mana, yang ingin kau baca?"

Dan Yuki pun, menjawab tanpa sadar.

"Tidak ada yang saya suka, saya lebih suka membaca novel romantis dari ada buku-buku klasik di sini."

Selesai mengatakan itu, Yuki baru sadar dan menutup mulutnya dengan kuat, dan matanya membelalak besar. Dan ia dengma perlahan membalikkan badannya menuju sumber suara.

"Oh." Yuki mengambil napas dalam, mengangkat wajah kecilnya dengan perlahan dan menatap pria itu seperti bintang flm dengan konyol. Bisakah orang sesempurna dan setampan itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status