Share

Menolak Perjodohan Ini

Kak Aluna juga sudah terlihat sangat kesal, ini semakin membuat ku merasa bersalah. Aku mencoba terus meyakinkan nenek mengenai hubungan mereka berdua. 

"Nenek, mereka itu sudah saling mencintai. Nenek ingin aku bahagia, bukan? Kebahagiaan aku adalah melihat orang yang aku sayangi bahagia. Aku akan merasa sangat senang jika hubungan mereka berdua dapat direktur oleh semua orang yang berada di rumah ini. Aku berharap keinginan aku yang satu ini dapat diwujudkan oleh nenek. Dari dahulu, aku tidak pernah meminta keinginan besar kepada nenek. Untuk ini saja, keinginan terbesar aku mohon diwujudkan oleh nenek." Kataku. 

"Tapi keinginan terbesar nenek adalah melihat kamu menikah dengan Andri. Apa kamu tega melihat nenek sedih?" tanya nenek sambil berekspresi sedih. 

Aku bingung dengan semua yang terjadi. Aku harus melakukan apa supaya Semua ini tidak terjadi dan nenek mengerti serta bersedia menerima keputusan aku ini. Kak Aluna mulai berbicara dengan semua orang yang berada di rumah ini. 

"Kalian ja ah bersikap seolah peduli terhadap aku. Dan semuanya terima kasih sudah membuat keputusan besar ini. Aku turut mendukung kalian semua." kata Aluna sambil meneteskan air mata. 

"Tidak kakak, jangan berbicara sperti itu. Aku akan meyakinkan semua orang. Aku mohon, kakak!" kataku sambil meneteskan air mata. 

"Sudah hentikan! Kamu terima saja perjodohan ini supaya kamu bisa memiliki kekasih." Kata Aluna sambil menangis. 

"Aluna! Aku hanya ingin bersama kamu. Kamu harus mendengarkan perkataan aku dan Mia. Aku akan berusaha meyakinkan mama dan papa aku. Kamu harus sabar dan aku akan berbicara dengan mereka berdua." Kata Andri. 

"Jangan! Kamu itu anak yang baik terhadap orang tua kamu. Kalian berdua akan terlihat sangat cocok untuk bersama. Seharusnya aku sadar dari awal, aku tidak pantas bersama kamu. Aku ini bukan wanita yang terbaik untuk kamu, Andri." kata Aluna sambil menangis. 

"Tidak, kamu yang terbaik untuk aku. Jangan pernah berkata sperti itu. Itu terasa seperti perpisahan untuk aku. Aku tidak akan pernah siap berpisah dari kamu. Aku tidak bisa melihat kamu bersama pria lain." Kata Andri sambil menyetuh wajah Aluna. 

"Aku mohon, nenek! Lihat mereka berdua sudah saling mencintai. Aku tidak bisa merebut kak Andri. Aku minta semua orang di sini bisa mengerti. Aku mohon!" Kataku. 

"Sudah keputusan nenek sudah akhir. Tidak akan ada ayang dapat mengubah keputusan nenek." Kataku. 

"Kalian dengar itu! Selamat untuk kalian berdua!" Kata Aluna sambil menangis. 

"Tidak kakak, aku mohon jangan seperti ini. Aku tidak akan menyerah untuk meyakinkan mereka semua." Kataku. 

"Percuma saja, hanya akan membuat hati aku semakin sakit. Aku sudah tidak ingin mengenal kamu, Andri. Kamu jangan pernah memanggil aku kakak lagi." kata Aluna sambil pergi dari rumah. 

"Kakak, jangan begitu. Aku tidak mungkin kehilangan kakak aku hanya karena perjodohan ini. Aku akan terus menolak perjodohan ini." kataku sambil menangis. 

"Kamu ini seperti anak kecil saja, hanya karena seorang pria kamu menjauh dari adik kamu sendiri. Kamu itu cantik dan seorang artis bisa mencari pria yang lain. Hanya berkorban sedikit untuk asik kamu saja sulit sekali." Kata nenek. 

"Apa? Berkorban sedikit saja, nenek mengatakan itu terhadap aku. Dari dahulu, aku selalu menyerah untuk bisa membuat Mia bahagia. Nenek lebih sayang terhadap Mia. Aku selalu menjadi nomor dua untuk nenek. Aku tidak penting dari Mia. Aku memang seorang kakak tapi apa harus merelakan orang yang aku cintai untuk adik aku sendiri. Ini sungguh keterlaluan sekali. Aku benci dengan semua ini." Kata Aluna sambil menangis. 

"Kalau kamu tidak suka, kamu ingin apa?" tanya nenek. 

"Pertanyaan yang sangat bagus itu, aku akan pergi dari sini sekarang juga." Kata Aluna. 

"Jangan sayang, mama mohon." Kata mama sambil menahan Aluna. 

"Kakal harus memikirkan perasaan mama dan aku kami tidak jika kehilangan kakak." Kataku. 

"Aku harus memikirkan kalian semua tapi tidak ada yang memikirkan keinginan aku." Kata Aluna. 

"Tidak begitu, aku mohon. Aku akan terus berusaha supaya ini tidak terjadi." Kataku. 

"Sudah hentikan! Aku muak mendengar kata berusaha atau mencoba sebab itu semua hanya omong kosong. Pada akhirnya kalian akan bersama." Kata Aluna. 

"Kata siapa? Akhirnya kita akan bersama bukan aku dan Mia. Kamu harus mengerti dan tahu itu. Aku hanya akan menikah dengan satu wanita yaitu kamu, Aluna." Kata Andri.

"Kamu harus belajar mencintai Mia. Kalian terlihat serasi." kata Aluna sambil tersenyum. 

"Tidak kak, aku mohon jangan seperti itu." Kataku. 

"Kamu ingin pergi ke mana? Kamu ajang pegi tanpa memberi tahu aku." Kata Andri.

"Aku lelah, aku ingin pergi. Sekarang aku tidak memiliki alasan untuk memberitahu kamu bahwa aku ingin pegi ke tempat mana." Jawab Aluna. 

Kak Aluna pergi dari rumah sambil berlari dan menangis. 

"Nenek tega melihat aku dibenci kakak aku sendiri. Aku kecewa terhadap nenek. Aku pikir nenek orang yang paling menyayangi dan mengerti aku. Kak Aluna juga cucu nenek bukan hanya aku." Kataku sambil pergi. 

"Mia, nenek tidak bermaksud seperti itu." Kata nenek.

Aku lari mengejar kak Aluna. Kak Andri langsung pergi mengikuti aku untuk mengejar Aluna. 

"Aku juga kecewa terhadap mama dan papa. Aku mencintai Aluna bukan Mia." kata Andri sambil pergi. 

"Andri, kamu ingin pergi ke mana?" tanya mama. 

"Andri, kamu jangan begitu." Kata papa. 

"Sebaiknya kita akhirnya saja pembicaraan ini sekarang. Suasana ini sudah tidak nyaman lagi." Kata mama. 

"Benar, kita bisa bicarakan ini nanti saja." Kata papa. 

Orang tua kak Andri pegi dari rumah aku. Kak Andri mengejar aku.

"Mia!" teriak Andri sambil mengejar aku.

"Kak Andri Tidak peka ikut mengejar kakak. Biarkan aku saja, ini harus aku yang menyelesaikan. Jika kakak melihat kak Andri, dia akan sekitar kesal dan terus menghindar dari kak Andri." Kataku. 

"Baik, aku percayakan ini semua terhadap kamu. Aku mohon membuat Aluna yakin dengan cinta aku. Aku tidak ingin berpisah dari Aluna." Kata Andri.

"Pasti, aku harus meyakinkan dia." Kataku. 

"Terima kasih, Mia!" kata Andri sambil pergi. 

Aku terus mengejar kak Aluna. Dia tidak ingin berhenti dan terus berlari dari aku. Aku merasa sedih mengingat perkataan kak Aluna tadi. Dia tidak ingin menjadi kakak aku lagi. Aku tidak boleh membiarkan itu terjadi. Aku harus terus mengejar dan menjelaskan semua ini terhadap kak Aluna. Aku tidak ingin kesalahpahaman ini memburuk dan menghancurkan hubungan aku dan kakak. Ini tidak boleh terjadi, aku harus terus mengejar kak Aluna. Meski aku merasa lelah dan tidak kuat, aku harus tetap mengejar kakak. Lari kak Aluna itu sangat cepat sampai aku kelihatan arah dia. Tapi aku terus mencoba mencari dia sampai ketemu. Aku terus mengejar dia meski aku tidak tahu dia pergi ke arah yang mana. Aku terus mencoba mencari kak Aluna. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status