Share

author pov (Membandingkan Usia Kehamilan dan Tenggal Menikah)

Hari ini bukan raga yang dikuasai oleh lelah,

Sesak menggedor-gedor mata sehingga meneteskan airnya.

Membuat jiwa seakan digerogoti oleh penat dan sesal.

  -Kemala Sarasvati-

***

Bram dan Ryan sampai di depan rumah Kemala. Meski berdebar, dia melangkahkan kaki juga memasuki ruang tamu.

Seketika semua mata yang ada di ruangan tersebut memandang tajam ke arah dirinya yang baru sampai di ambang pintu.

"Duduk Bram !" terdengar suara berwibawa papa Kemala.

Bram segera berjalan menuju sofa berwarna abu-abu di ruang tamunya diikuti oleh Ryan.

Begitu Bram dan Ryan sudah duduk, papa Kemala berkata sambil mengulurkan ponsel, " Jelaskan Bram, apa yang terjadi,"

Bram menerima ponsel dari papa dan memandanginya. Tampak video di apotik rumah sakit Mitra Sehat yang tadi sudah dilihatnya.

Bram menarik nafas panjang. Jadi memang dia harus memilih saat ini. Padahal dia berencana hendak jujur pada Kemala dan keluarganya saat Mayang sudah melahirkan, siapa tahu dengan melihat bayi lucunya, mereka sekeluarga akan menerima kehadiran Mayang dan Kemala bersedia dipoligami.

"Papa, mama, dan mami," akhirnya Bram mulai membuka mulut.

"Seperti yang kalian ketahui, aku dan Kemala selama ini santai sekali dengan masalah belum mempunyai keturunan, sembari menunggu Kemala lulus dan kemudian membuatkan klinik untuknya, tak pernah sekalipun kami mempermasalahkan keturunan." Bram menjeda kalimatnya.

"Kemudian aku dan Kemala mulai memeriksakan diri di Rumah sakit yang kemudian diketahui kesuburanku bermasalah.

Dari situ aku ingin membandingkan hasil test ku yang tidak subur dengan menikahi wanita lain. Dan seperti yang kalian lihat, aku berhasil menghamili istri keduaku." Sambung Bram kemudian.

"Tapi kamu nggak punya hati Bram!" mami menggeram.

"Mami gak pernah mengajari kamu berbuat curang. Kalau kamu memang ingin menikahi wanita lain, seharusnya kamu tanya Kemala baik-baik. Dia mau apa tidak jika dimadu. Kalau Kemala gak mau dimadu, harusnya kamu melepaskan Kemala." Sambung mami.

"Ini seperti menyakiti papa juga Bram, papa tidak dapat membayangkan betapa hancur hati Kemala mengetahui kamu selingkuh," sahut papa Kemala.

Bram terdiam. Masih ngeyel dengan pikirannya. Emang salahnya dimana sih kalau ingin mempunyai anak dari perempuan lain.

"Bram, kamu tahu apa yang paling menyakitkan bagi orang tua?" kali ini mama Kemala angkat bicara.

Bram melihat wajah mama dan menggeleng.

"Melihat anaknya hancur karena masalah rumah tangganya." Jawab mama sambil memandang Bram tajam.

"Papa nggak mau tahu dimana dan kapan kamu mulai berselingkuh. Tapi sekarang papa minta kamu memilih Kemala atau perempuan itu," tanya papa.

Bram memandang wajah papa. Keputusannya sudah bulat.

"Saya memilih Mayang, Pa, saya minta maaf, karena membuat papa kecewa, tapi Mayang telah hamil anak saya," jawab Bram mantap.

"Apa kamu yakin itu anak kamu? kamu tahu sendiri hampir enam tahun kamu menikah dan belum dikaruniai anak, dan saat test lab, kamu yang dinyatakan tidak subur. Bagaimana bisa kamu sekarang tiba-tiba menghamili anak orang?" tanya mami Bram ragu.

"Itu benar anakku Mi, Bram kenal baik dengan pamannya, pamannya adalah klien di tempat kerja Bram, menurut pamannya juga Mayang belum pernah kenal dengan lelaki lain," jawab Bram bangga.

"Lagipula mami harusnya seneng kan sebentar lagi punya cucu," Sambung Bram lagi.

"Sebenarnya mami hanya ingin punya cucu dari Kemala, Bram !" mami mendesah kecewa. "Mami malu pada orang tua Kemala,"

" Sudahlah Bu Ayu, mungkin ini jalan hidup anak saya, sebenarnya saya tidak terima Kemala diselingkuhi, seandainya bukan karena persahabatan kita, mungkin Bram sudah kuberi pelajaran,"  papa Kemala tampak mengepalkan tangannya.

Tiba-tiba terdengar dering telepon dari ponsel Bram. Dia segera menerima panggilan telepon tersebut di depan semua orang yang ada di sana.

"Iya, masuk saja ke perumahan Permata, sesuai dengan shareloct yang udah kukirimkan, aku tunggu sekarang," Bram kemudian memutus sambungan teleponnya.

"Siapa yang telepon?" tanya mami dingin.

"Nanti mami juga tahu," sahut Bram.

Tak berapa lama, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Disusul dengan sesosok wanita muda yang berdiri di ambang pintu ruang tamu yang memang dibiarkan terbuka.

Semua mata menoleh padanya. Bram segera bangkit dari duduk dan menyusul Mayang yang tampak ragu dan berdiri saja di depan pintu.

"Ini Mayang, dia istri keduaku," kata Bram sambil mengajak Mayang masuk ke dalam ruang tamu dan memperkenalkannya pada mama, papa, dan mami.

Mayang tersenyum kikuk.

Mama Kemala sertamerta berdiri dari duduknya.

"Sebelumnya mama tidak pernah melabrak orang, Bram, tapi kali ini mama ingin sekali mencakar-cakar muka kalian, tega kalian sama Kemala, apa maksud kamu dia dibawa kesini, apa kamu ingin kami mengadakan pesta penyambutan untuknya? jangan berharap! mama sangat sakit hati dengan kelakuanmu pada Kemala !" Mama Kemala tampak emosi, segera papa meraih mama yang langsung menangis dalam pelukan papa.

Sementara mami Bram hanya menunduk.

"Telepon Kemala sekarang juga, papa ingin status Kemala jelas mulai hari ini," perintah papa.

Bram lalu meraih ponselnya. Berulangkali menelepon Kemala tapi ponselnya tidak aktif.

Justru notifikasi inbok yang datang bertubi-tubi dari simpatisan Kemala. Mereka rata-rata mengumpat Bram dan membela Kemala.

Bram merasa jengkel sekali dengan netizen julid yang ikut campur dalam masalah rumah tangganya.

Dengan kesal, Bram mengirimkan pesan w******p pada Kemala.

[Lihat perbuatan bar-bar kamu yang melabrak kami di rumah sakit, sekarang banyak inbok dari orang tak dikenal meneror aku dan Mayang, dasar tidak tahu malu, pulang sekarang karena mama papamu dan mamiku sudah datang ke rumah untuk konfirmasi]

Tapi masih terlihat centang satu.

"Kemala masih belum bisa dihubungi Pa," kata Bram.

"Mulai sekarang, tolong jangan panggil kami papa dan mama lagi, Bram, kalau kamu memilih perempuan itu, kamu bukan lagi menantu kami," tukas papa Kemala.

"Maaf ya bu Ayu, karena kami harus tegas dengan Bram, kami tidak tega Kemala diperlakukan semena-mena. " Sahut mama Kemala pada bu Ayu, maminya Bram.

Bu Ayu hanya bisa mengangguk pilu.

"Saya yang seharusnya minta maaf pada pak Pambudi dan bu Fitri karena Bram telah mengkhianati pernikahannya," sahut bu Ayu nelangsa.

"Dan kamu Bram, bawa perempuan itu pergi, mami tidak ingin bertemu dia," sahut mami ketus.

"Tapi Mi...," Bram hendak menyatakan keberatannya saat Ryan, adiknya menyahut.

"Biar mbak Mayang pulang dulu Mas, jangan memperkeruh suasana,"

Bram akhirnya setuju, dan dengan berat hati mengantar Mayang ke mobilnya kemudian menyuruh sopir pribadi Mayang untuk mengantarnya pulang.

*****

Akhirnya setelah berjam-jam menunggu, akhirnya Kemala datang. Dokter cantik itu melangkah anggun memasuki rumah dengan menegarkan hatinya.

Hari ini Kemala bertekad, akan memaksa Bram memilih dia atau Mayang. Dan kalau Bram memilih Mayang, Kemala akan meminta bercerai, karena dia tak akan pernah mau dimadu.

"Kemala kemana aja kamu? " tanya Bram kaku.

Kemala menatap tajam wajah Bram.

"Aku ada operasi tadi," jawab Kemala pendek.

"Kemala, papa sudah tahu apa yang terjadi dengan rumah tangga kalian, papa sungguh menyayangkan yang sudah terjadi, dan papa tidak rela kamu dimadu," ucap papa Kemala serius.

"Kemala juga tidak mau dimadu Pa, karena itu Kemala ingin berpisah saja dari mas Bram," sahut Kemala mantap.

"Tidak bisakah kita hidup bertiga dengan damai? bukankah poligami diperbolehkan dalam islam?" tanya mas Bram.

Papa Kemala terlihat ingin menjawab, tapi segera dicegah oleh istrinya.

"Memang poligami boleh, tapi aku tidak sanggup menjalaninya. Aku yang masih terbatas keikhlasannya ini takut kalau dengan dimadu akan membuatku sakit hati dan benci padamu dan Mayang, malah bisa membuat penyakit hati Mas," jawab Kemala sabar.

Walaupun dalam hatinya sangat ingin memaki Bram, " enak aja poligami, enak di elu gak enak di gue !"

"Kamu bisa menerima Mayang perlahan Kemala, apalagi setelah Mayang nanti melahirkan anakku, otomatis akan jadi anakmu juga kan? " sentak Bram.

Kemala tersenyum miring. "Aku tidak yakin Mayang hamil anakmu Mas, tidak ingatkah baru beberapa bulan kamu mengubah pola hidup sehat dan berharap langsung punya anak?

Coba sekarang, ayo tes lab lagi, sperm* kamu sudah normal apa belum? " tantang Kemala.

Bram mengepalkan tangan.

"Mayang tidak seperti itu, dia wanita baik-baik, aku kenal pamannya, mungkin saja hasil labku salah," balas Bram tidak mau kalah.

Kemala tersenyum miring.

"Coba aku beri pertanyaan lain, kapan kamu menikahi Mayang?" tanya Kemala.

"Sekitar 2 bulan yang lalu," sahut Bram.

"Kamu tahu Mas, usia kandungan Mayang menurut USG sudah 13 minggu atau 3 bulan lebih? Berarti lebih dulu hamilnya daripada nikahnya kan? " Kemala bertanya retoris.

Bram terpana mendengar perkataan Kemala. " Benarkah?

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
Bram GOBLOOOOOOOOOOK
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
dasar bodoh
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
biar ancurin braan dan mayang tdk terima tanpa karma yang sakit buat mereka berdua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status