Share

Bab 46

Delapan bulan kemudian...

“Sayang, hari ini aku ikut jaga toko, ya?” Aku mengucapkan kalimat itu dengan nada manja. Lelaki itu mengangguk.

Ia memang lelaki terbaik yang pantas dilabeli suami idaman karena tabungannya ia gunakan untuk membeli toko depan rumah yang kami isi dengan sembako. Rafan tidak ingin meninggalkanku terlalu lama jika sibuk di kantor, jadi memilih resign saja.

Aku yang sudah mengandung selama delapan bulan tentu semakin gemuk. Perut pun tidak kalah besar dari balon udara. Namun, selama masa kehamilan ia selalu berusaha menjadi calon ayah yang siaga. 

Meski malam telah larut jika aku ingin sesuatu, pasti akan diusahakan meski berujung kecewa karena aku tidak lagi menginginkannya. Selama ini pula tidak ada air mata yang luruh karena perempuan kedua.

Bukan hanya Rafan, Mei dan Farah pun memberi semangat saat aku ingin mengeluhkan sakitnya mengandung. Mei telah melahirkan seorang anak perempuan yang cantik dan kini sedang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status