“Mungkin kak Darius mengutak atik cctv agar pelakunya tidak terlihat” kata Eloisa. Dia teringat kemampuan Darius yang luar biasa saat dulu saat berhasil menunjukkan rekaman cctv yang sudah dihapus, yang menunjukkan kalau Darren tidak pernah menyentuh mantan pacarnya itu.
Dan sepertinya jawaban ELoisa memuaskan rasa penasaran semua orang yang memang berpikir kalau Darius bisa melakukan hal itu.
“Tapi untuk apa om melakukan hal itu?” tanya Morin yang masih bingung.
“Mungkin dia mau memberikan kejutan untukmu” kata Darren yang membuat wajah Morin cerah seketika.
“Begitukah?” tanya Morin dengan mata penuh harapan yang membuat Darren mati kutu. Ini dijawab iya dan tidak sepertinya tidak ada yang benar.
Jeritan Morin membuat Donny dan Monika yang baru saja mau memulai aktivitas malam mereka langsung membatalkan niatnya dan kembali menggunakan pakaian. Donny membuka pintu tepat saat Morin sedang berlari ke kamarnya dan langsung menghambur padanya.“Papa, bonekanya Om Darius ada hantunya!” pekik Morin ketakutan.Donny dan Monika mengerutkan alis mendengar penjabaran tidak masuk akal Morin.“Morin, tenang dulu ya. Cerita pelan pelan ada apa?” tanya Donny.“Bonekanya Om Darius bisa jalan sendiri” jawab Morin sambil gemetar di pelukan ayahnya. Donny semakin mengerutkan alisnya.“Ayo sini dulu, cerita pelan pelan” Donny menarik pelan Morin menuju sofa yang ada di kamar itu. Monika keluar untuk meminta teh hangat diantarkan ke kamarnya.“Tadi aku kan mau tidur dan memeluk si muka datar. Terus aku merasa ada yang berbeda dari dia” Morin mulai bercerita.“Si muka datar?” Donny semakin bingung.“Itu nama boneka kelinci yang diberikan Om Darius” jawab Morin. Donny menganggukkan kepala. Dia baru
Darius langsung membuka laptopnya dan mengecek cctv di rumah Donny dari pagi. Dia menggertakkan giginya saat melihat Adrian Lewis memegang dan mencium tangan Morin saat pria itu melamar Morin. Rasanya dia ingin meninju layar laptopnya saat melihat wajah Morin yang merona karena Adrian Lewis. Dia bahkan bisa mendengar percakapan ketiga orang di layar laptopnya saat Donny datang. Dia bisa melihat kalau memang Morin yang menyetujui pendekatan Adrian Lewis. Dia lalu mengecek kemana Morin dan Adrian Lewis pergi dengan pelacak yang digunakan Morin, bahkan dia meretas cctv di taman hiburan. Emosinya semakin naik melihat tawa cantik gadis itu diberikan pada Adrian Lewis.Dia mulai berpikir apakah pada akhirnya Morin juga seperti Fiona yang berpaling darinya karena merasa tidak diperhatikan? Apakah semua wanita seperti itu?Darius diam dan terus melihat layar monitor itu dengan perasaan berkecamuk. Sampai saat Morin masuk kembali ke kamar setelah pulang dari makan malam, dia mengganti rekaman
Sekarang Morin dan Darius sedang saling memelototi, tepatnya Morin yang memelototi omnya, karena Darius masih menatapnya dingin.“Aku akan menikahimu” kata Darius tiba tiba.“Karena?” Morin melirik sinis omnya. Melihat wajah datar omnya, rasanya dia yang gila kalau berpikir omnya akan berkata mencintainya.“Sekarang” kata Darius lagi mengabaikan pertanyaan Morin yang membuat mata Morin terbelalak.“Hah?!” “Aku akan bicara pada mama” kata Darius lagi sambil berbalik. Berniat melaksanakan perkataannya. Morin langsung berlari dan menghalangi jalan omnya.“O-om mau a-apa?” tanya Morin panik. “Mengatakan pada mama untuk menyiapkan pernikahan kita” jawab Darius.“Ihhhh… tidak mau! Aku kan belum bilang aku mau menikah dengan om!” bantah Morin.“Kamu sudah mengatakan itu padaku selama hampir tujuh tahun” kata Darius.“Aku sudah bilang kalau aku mau menikah jika om mencintaiku. Titik! Ga pake tawar dan koma!” komplain Morin. Dia semakin cemberut, omnya kenapa bebal sekali sih, ngebet
Darius tiba di rumahnya satu jam kemudian dan langsung melempar dirinya ke kolam renang, berusaha berenang agar menurunkan efek obat perangsang yang sudah mulai menyerangnya lagi. Di tempat parkir tadi dia langsung mendorong Fiona dengan kasar dan menyalakan mesin mobilnya, dia lebih memilih kecelakaan daripada masuk jebakan mantan tunangannya itu. Setengah mati dia menyetir dengan kondisi mata yang terasa berkabut, memaksakan otaknya untuk konsentrasi disaat bayangan Morin dengan baju minim berseliweran di matanya, beberapa kali dia hampir kecelakaan hingga sekitar lima belas menit kemudian efek dari obat pereda nyeri yang dia minum mulai bereaksi untuk menurunkan efek obat perangsang itu. Dia tahu waktunya mungkin hanya setengah hingga satu jam sebelum efek obat perangsang itu mulai menggila lagi.Setengah jam kemudian Darius keluar dari kolam renang dan bergegas menuju kamarnya untuk mengunci diri di dalam kamarnya itu, karena otaknya mulai menyuruhnya untuk ke rumah Donny dan men
Di pagi hari kepanikan terjadi karena semua orang menyadari kalau Morin berada di dalam kamar bersama Darius dan pintu kamar Darius terkunci, bahkan ponsel pria itu ada diluar kamar. Keributan dimulai saat Morin tidak kunjung pulang, padahal jika menginap di rumah Rosaline di hari sekolah, gadis itu akan pulang jam enam pagi untuk bersiap ke sekolah. Namun sekarang sudah jam setengah tujuh dan mereka semua berada di depan kamar Darius, sedang menggedor pintu kamar Darius. Dari rekaman cctv, mereka tahu kalau Morin tidur di kamar Darius, masalahnya adalah beberapa jam kemudian Darius pulang dan tidak ada yang keluar dari kamar itu sampai sekarang. Dan mereka semua tahu kalau Darius sudah terkontaminasi virus Morin dalam skala akut dan sangat berbahaya jika mereka menghabiskan malam bersama di satu kamar.Darius terbangun karena suara berisik di depan kamarnya dan hal pertama yang dia lihat adalah kepala yang tertidur di lengannya. Tubuhnya menegang saat ingatan semalam muncul, dia ber
Morin terus mengurung diri di kamar, dia bahkan tidak mau sekolah. Dan Darius dilarang oleh semua orang untuk menerobos masuk ke kamar gadis itu. Pelayan hanya boleh meletakkan makanan di depan pintu kamar gadis itu, yang sesekali akan dimakan oleh Morin.Sedangkan Darius mulai kembali bekerja dari Indonesia. Dia tidak bisa meninggalkan Morin dalam kondisi seperti ini. Setiap hari dia akan mampir ke rumah Donny untuk mencoba bicara dengan gadis itu, namun Morin tidak pernah mau bicara dengannya.Dia pergi sekali ke London untuk menghadiri meeting tahunan yang memang sudah diatur sejak dua bulan lalu dan langsung kembali ke Indonesia begitu urusannya disana selesai.Morin akhirnya keluar dari kamar hampir dua minggu kemudian. Tubuhnya kurus dan wajahnya muram. Dia duduk di meja sarapan dan berkata ingin pergi ke sekolah. Donny dan Monika tidak melarangnya. Hanya menyuruhnya memberitahu jika tubuhnya kelelahan karena hanya makan sedikit selama dua minggu ini.“Aku baik baik saja, mama p
Darius baru saja melempar laporan ke atas meja. Suasana di ruangan meeting itu semakin mencekam saat Darius menatap pria yang membuat laporan itu. Selama sebulan ini hidup karyawan disana sudah seperti di neraka. Darius mempercepat deadline mereka dalam semua hal yang membuat mereka bekerja semakin keras, karena selama ini kerjanya juga sudah berat.“Ini kedua kalinya bulan ini anda membuat laporan yang tidak lengkap. Sekali lagi saya terima laporan semacam ini, angkat kaki anda dari sini” kata Darius.“Maafkan saya Pak. akan segera saya bereskan” jawab pria itu panik. Darius melirik semua peserta meeting.“Saya tidak terima kesalahan dalam bentuk apapun” katanya final sebelum dia berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan meeting. Setelah pintu ditutup, barulah mereka bisa bernafa
Morin membuka matanya dan menyadari kalau dirinya berada di ruang perawatan. Dia menoleh dan melihat ayah dan ibunya yang sedang mengobrol dengan omah dan opah di sofa. Ternyata dia ada di rumah sakit, awalnya dia pikir dia berada di UKS sekolahnya.Tidak lama dia mendengar suara pintu diketuk dan dokter masuk bersama perawat. Dokter langsung menghampiri ranjangnya.“Anda sudah sadar nona Morin. Bagaimana perasaan anda? Apakah ada yang sakit?” tanya dokter. Pertanyaan dokter membuat semua yang di sofa segera menghampiri ranjang, mereka baru menyadari kalau Morin sudah sadar.Morin menggeleng, karena memang rasanya tubuhnya masih lemas, jadi bicara juga malas.“Morin bagaimana keadaan kamu, sayang? Kamu terlalu memaksakan diri belajar hingga pingsan begi