“Hm ... Darius, apakah kamu tidak mau memperkenalkan temanmu yang cantik ini pada kami?” tanya Walter, salah satu teman Darius. “Kenalkan, namaku, Morin, aku sugar babynya, Uncle Darius,” kata Morin riang sambil bergelayut di tangan Darius. Kalimat itu membuat semua orang disana terperangah, termasuk Darius yang langsung melotot pada Morin. Sebelum Darius bisa menyanggah perkataan Morin, gadis itu sudah kembali berujar. “Karena aku sudah lelah, jadi kami pulang duluan ya. Silakan kalian melanjutkan bersenang senangnya,” lanjut Morin masih dengan suara riangnya dan setelahnya, menarik Darius untuk mengikutinya. **** Ayo ikuti berbagai rencana absurd dan kekonyolan yang dilakukan Morin demi membawa Om tercintanya berdiri di Altar! Morin Davina Wallace adalah gadis belia berusia tujuh belas tahun. Dia jatuh cinta pada paman angkatnya sendiri. Sejak usianya sebelas tahun, Morin sudah mulai menyusun rencana untuk membawa paman kesayangannya menuju altar saat usianya delapan belas tahun. Dan rencana itu dimulai sekarang, saat dirinya akan berkuliah di negara yang sama dengan tempat Kakak Ayahnya itu tinggal! Darius Jonathan Hartadi, CEO Volle Group yang terkenal dingin dan tidak tersentuh wanita. Dua kali gagal menikah membuat pria itu memilih untuk melajang seumur hidup. Kehadiran Morin secara tiba tiba di hidupnya ternyata membawa warna pada dunianya. Gadis itu seperti magnet yang menariknya keluar dari dinding tak kasat mata di hatinya. *** Jika ingin tahu lebih jelas cerita pertemuan pertama Morin dan Darius, bisa mampir dulu ke Warisan Pacar 3 Bulan.. Seri CEO Brothers 1. Diculik Calon Adik Ipar : Darren - Eloisa 2. Warisan Pacar 3 Bulan : Donny - Monika 3. Love Target : Darius - Morin
Lihat lebih banyakLondon, Inggris,
Darius sedang berada di salah satu klub malam eksklusif bersama teman-temannya saat sebuah bokong cantik tiba-tiba mendarat di pangkuannya.
Mereka terbiasa berkumpul minimal satu kali dalam sebulan dan hanya ada satu wanita yang bersama mereka, yaitu Christine yang merupakan adik Raphael, teman dekatnya. Wanita itu membantu Raphael untuk mengurus perusahaan keluarganya.
Semua orang tahu kalau Christine menyukai Darius, karena Janda satu anak itu memang menunjukkannya dengan terang-terangan.
Kalau bukan karena pertemanannya dengan Raphael, Darius pasti sudah mengenyahkan wanita tidak tahu malu yang sedang duduk di sebelahnya ini, yang sekarang dengan sengaja, tangannya mengelus paha Darius.
Darius menatap dingin pada Christine yang membalas tatapannya dengan senyum menggoda yang membuatnya sangat jijik. Saat dia bermaksud untuk menepis tangan Christine, sebuah bokong mendarat di pangkuannya, tepat dan akurat menindih tangan Christine, yang membuat Christine langsung menarik tangannya seraya memekik kesakitan.
"Kau ...!" tuding Christine marah sambil memegang tangannya yang sakit.
Begitu juga dengan Darius yang hampir saja melempar siapapun wanita di depannya yang dengan berani duduk di pangkuannya, tapi tangannya berhenti saat dia mendengar wanita itu berkata dengan bahasa Ayahnya.
“Om Darius, aku sudah lelah,” kata gadis itu dengan suara manjanya. Wajahnya terlalu belia untuk disebut wanita dewasa.
Dia merasa familiar dengan nada suara manja ini, tapi pemilik suara ini seharusnya berada di Jakarta, yang jaraknya hampir dua belas ribu kilometer dari tempatnya sekarang berada.
Dia memicingkan matanya menatap gadis yang masih duduk di pangkuannya itu, yang sekarang malah mengalungkan kedua tangan gadis itu, di lehernya.
Gadis itu sekarang balas menatapnya manja, dan dengan sengaja mengedip-ngedipkan matanya. Dan yang pasti, gadis itu sama sekali tidak terintimidasi oleh tatapan dingin mematikannya.
Gadis itu memiliki wajah khas orang asia yang sangat cantik. Wajah berbentuk hati dengan mata besar dan bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir kecil tapi penuh. Wajah cantik itu dibingkai rambut yang di cat ungu pastel, yang membuat penampilannya mirip karakter anime Jepang atau artis K-pop.
Walau sudah hampir tiga tahun mereka tidak bertemu dan banyak perubahan pada diri gadis itu, ditambah make up yang sekarang menghias wajah cantiknya, Darius tidak akan lupa pada wajah gadis itu.
“Morin?” tanyanya ragu walau dia sudah meyakini jati diri gadis itu. Dan dia dihadiahi senyum indah gadis itu, disertai ciuman di pipi kiri dan kanannya. Hal itu tentunya membuat teman-teman Darius terkejut, namun dia mengabaikan reaksi semua temannya karena terlalu terkejut akan kemunculan gadis itu disini!
“Sudah kuduga, Om pasti akan mengenaliku!” seru Morin senang. Dia masih menggunakan bahasa ibunya.
“Apa yang kamu lakukan disini?” Darius memicingkan matanya dan menjawab dengan bahasa yang sama.
“Memang ngapain orang ke klub malam, Om?” jawab gadis itu polos.
Kalimat pertanyaan balasan itu membuat Darius memperhatikan pakaian Morin. Dress mini ketat yang membalut tubuh gadis itu yang sekarang sudah sangat berlekuk. Paha jenjang gadis yang dia ketahui baru berusia tujuh belas tahun itu, sekarang terpampang di pangkuannya dan membuat emosinya mencuat naik.
“Ayo pulang!” perintah Darius. Dia tidak mau tubuh keponakannya ini dilihat banyak pria mata keranjang.
“Iya, Om, kan tadi aku bilang aku juga sudah lelah,” jawab Morin manja yang membuat Darius semakin memelototi gadis itu. Dari perkataan Morin, berarti gadis itu sudah sejak tadi ada disini dan tadi menghampirinya karena mengenali dirinya.
Morin berdiri dari pangkuan Darius dan Darius juga langsung bangkit. Dipikirannya sekarang, dia harus membawa keponakannya ini keluar dari tempat ini sesegera mungkin.
Darius kemudian mengambil jaketnya dari sandaran kursi dan menyampaikannya pada tubuh Morin, membuat tubuh gadis itu tenggelam di jaketnya dan gadis itu malah tersenyum semakin mains padanya.
Interaksi mereka tidak lepas dari pandangan semua yang ada di meja itu. Mereka semua sejak tadi hanya diam menunggu dengan penasaran, apa yang akan dilakukan Darius pada wanita yang dengan berani duduk di pangkuan pria itu? Bukan hanya duduk di pangkuan, tapi wanita itu juga mencium Darius dan bersikap manja pada pria itu!
Darius dan wanita bagai kutub utara dan selatan. Semua orang di dunia ini tahu, kalau CEO Volle Group itu sangat tidak suka didekati oleh wanita. Darius tidak pernah berlaku manis pada wanita manapun, dan karenanya, mereka sangat penasaran pada sosok di depan mereka ini, yang bisa bersikap manja pada Darius dan mendapatkan perhatian pria itu.
“Tunggu Darius, kamu mau kemana?” tanya Christine penuh kecemburuan. Dia akhirnya sadar dari keterkejutannya saat melihat Darius hendak pergi setelah memakaikan jaketnya pada gadis itu. Tidak pernah sekalipun dia melihat Darius peduli pada seorang wanita dan sekarang, Darius bersikap lembut dan terlihat melindungi pada wanita itu!
Siapa wanita itu? Bahkan wanita itu lebih terlihat seperti anak sekolah daripada wanita dewasa. Jadi tidak mungkin wanita itu adalah kekasih Darius!
“Pulang” jawab Darius sambil lalu.
“Tapi kita kan belum lama disini,” kata Christine tidak terima, dia mendelik marah pada wanita berambut ungu yang sedang bergelayut di tangan Darius. Gadis itu memandang remeh padanya dan malah menyatukan jemari tangannya dengan jemari Darius, membuatnya semakin marah dan cemburu!
“Tidak ada yang menyuruhmu pulang. Mereka masih disini,” jawab Darius cuek sambil menunjuk dengan dagunya ke arah teman-teman mereka yang masih menatapnya tidak percaya, mata mereka sekarang terarah ke tangan Darius dan Morin yang bertautan.
“Hm ... Darius, apakah kamu tidak mau memperkenalkan temanmu yang cantik ini pada kami?” tanya Walter, salah satu temannya yang akhirnya bisa bersuara, yang langsung disambut dengan suara riang Morin.
“Kenalkan, namaku, Morin, aku sugar babynya uncle Darius,”
Kalimat itu membuat semua orang disana terperangah, termasuk Darius yang langsung melotot pada Morin. Sebelum Darius bisa menyanggah perkataan Morin, gadis itu sudah kembali berujar.
“Karena aku sudah lelah, jadi kami pulang duluan ya. Silakan kalian melanjutkan bersenang senangnya,” lanjut Morin masih dengan suara riangnya. Dengan percaya diri, dia langsung menarik tangan Darius agar mengikuti langkahnya dan meninggalkan teman-teman pria itu yang masih terganga dan memperhatikan kepergian pasangan itu hingga hilang dari pandangan mereka.
****
hai semuanya, ketemu lagi dengan Morin...
tolong dukung Morin yak dengan komentar dan votenya...
kali ini Morin dengan sejuta akalnya akan menjerat Om Darius tercintanya..
jika mau tau cerita Morin kecil yang berjuang mencari mama baru, mampir ke Warisan Pacar 3 Bulan..
jika penasaran dengan cerita cinta segitga Darius, Adiknya dan istri adiknya mampir ke Stealing My Brother's Bride
“Lokasi meeting akhir tahun cabang Eropa dan Amerika akan dipindah ke Volle Tower Jakarta” kata Darius pada Jimmy, asistennya di Jakarta.“Ng.. bukankah rapat akhir tahun itu tiga hari lagi Pak?” tanya Jimmy memastikan dia tidak salah tanggal. Dia bahkan sedang menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk dibawa bosnya itu ke London.“Betul. Nanti kamu koordinasi dengan Raymon untuk memastikan semua peserta bisa datang tepat waktu” jawab Darius.“Baik Pak. Saya permisi dulu untuk mengatur persiapan meeting di Jakarta” pamit Jimmy. Begitu keluar ruangan bosnya, dia segera membuka komputernya dan menemukan email dari Raymond. Dia langsung sakit kepala begitu melihat isi email itu. Mampus! Ini tiga hari gak pulang juga gak kekejer!‘noted’Hanya itu balasan yang dikirimkan Jimmy pada Raymond. Dia tidak akan sanggup mengerjakan semua itu sendiri, sekarang dia harus mencari bantuan! Hanya James dan Raymond yang akan ke Jakarta, satu orang harus tetap berada di London untuk memastikan disana s
Semenjak menikah, Darius dan Morin tinggal di rumah Rosaline. Jika ada yang keperluan atau meeting, Darius baru akan berangkat ke London, itupun dengan membawa Morin bersamanya. Dan sekarang dia harus menghadiri rapat akhir tahun dan Morin baru melahirkan satu minggu, jadi tidak mungkin dia membawa istrinya itu ke London. “Apakah ada masalah beer?” tanya Morin yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Dia memperhatikan suaminya yang sejak tadi mengerutkan alis sambil melihat layar ponselnya. “Tiga hari lagi ada rapat akhir tahun yang harus aku hadiri di London” jawab Darius. “Oh. Jadi kapan kamu berangkat?” tanya Morin. Dia menatap suami tercintanya sendu. Semenjak menikah mereka selalu bersama, walaupun itu baru tujuh bulan ini. Jika sekarang suaminya harus berangkat ke London, berarti mereka akan terpisah beberapa hari. Sekali perjalanan saja memakan waktu enam belas jam. Jadi berangkat - meeting - pulang saja memakan waktu paling cepat tiga hari. Itu kalau meeting satu ha
Jenny cemberut saat menatap layar ponsel mahalnya yang untuk kesekian kalinya hilang signal. Sudah tiga bulan dia berada di pengasingannya dan tidak ada yang bisa dia kerjakan selain bermain game di ponselnya atau berkuda.Dia baru menerima kabar kalau Morin, sahabatnya baru saja melahirkan. Namun sejak tadi dia kesulitan untuk menghubungi sahabatnya itu untuk mengucapkan selamat. Itu semua karena signal di tempat ini yang lebih suka off daripada on. Jangankan jaringan internet, operator telepon saja lebih sering diluar jangkauan.Sepertinya dia harus berkuda hingga keluar hutan ini agar mendapatkan signal. Setidaknya ada perkampungan di dekat sini dan dia bisa kesana untuk mendapatkan signal agar bisa menelepon. Dekat sini yang dimaksud adalah satu jam berkuda, benar benar penderitaan untuknya.Dia mengganti pakaiannya dengan pakaian berkuda dan meminta pelayan disana menyiapkan kudanya. Bahkan sekarang dia sudah mahir berkuda. Dulu saat pertama kali tiba di hutan ini, dia hampir gil
BRAKPintu ruang perawatan Morin dibanting terbuka dan Sissy masuk dengan tergesa. Dia bahkan tidak memperhatikan Darius yang menatapnya dingin dari sofa karena mengganggu ketenangan di ruangan itu.“Morin, kau harus membantuku” teriak Sissy panik.“Sissy, aku baru melahirkan” komplain Morin dari ranjang perawatannya. Dia sekarang sedang menepuk bokong bayinya untuk menenangkan si baby yang baru selesai menyusu agar tidak terkejut.“Oh iya. Baiklah, kuulang dulu ya” kata Sissy. Dia berbalik dan berjalan keluar kamar.Tok tokCeklek“Hai Morin. Bagaimana keadaanmu? Ah si baby lagi menyusu. Lucu sekali” kata Sissy ceria sambil berjalan mendekati ranjang Morin.“Aku baik. Iya, baby Clayson sangat menggemaskan, apalagi saat dia sedang memperhatikan orang” jawab Morin ceria. Darius yang memperhatikan interaksi Morin dan Sissy lalu menggelengkan kepala dan berjalan keluar kamar perawatan itu. Bagaimana bisa satu kejadian diulang seperti sedang syuting film? Morin dan Sissy memang sahabat ab
Darius duduk dengan gelisah di depan ruang bersalin. Morin memilih untuk melahirkan dengan cara operasi caesar karena kata dokter bayinya besar. Operasi baru dimulai lima menit yang lalu dan paling lama setengah jam lagi dia sudah bisa melihat anaknya yang kata dokter berjenis kelamin laki laki. Semua anggota keluarga Hartadi juga menunggu disana. Tapi melihat wajah tegang Darius yang terlihat seperti ingin memakan orang, tidak ada yang berniat mengajak pria itu bicara. Mereka semua menunggui operasi itu dan berdoa agar operasi berjalan lancar. Di dalam ruang operasi, dokter ginekologi sedang menjahit bekas operasi di perut Morin setelah mengeluarkan bayi berjenis kelamin laki laki. Sekarang bayi itu sedang dibersihkan oleh dokter anak. Ruang bersalin itu menjadi tegang karena si bayi tidak kunjung menangis. Dokter anak sudah membalik tubuh bayi itu dan menepuk bokongnya untuk mendapatkan respon bayi itu. Namun bukannya menangis, bayi itu malah membuka matanya dan menatap tidak suka
“Ijsbeer” panggil Morin sambil mengguncang tubuh Darius yang masih tidur. “Ya Morin?” tanya Darius sambil mengucek matanya. Dia melihat kalau diluar masih gelap. “Aku ingin makan pai daging” kata Morin lagi. “Sekarang?” tanya Darius bingung. “Iya” jawab Morin. “Dimana pai daging yang buka jam segini?” tanya Darius sambil melihat jam yang menunjukkan pukul dua pagi. “Tapi aku mau” kata Morin manja. “Baiklah aku akan bangunkan koki untuk membuatnya” jawab Darius sambil turun dari ranjang. “Ga mau itu. Maunya yang dijual di pasar malam di London saat natal” kata Morin lagi yang membuat Darius menatap istrinya dengan alis berkerut dalam. “Morin, sekarang bulan Mei, Desember masih enam bulan lagi. Kau tahu sendiri kalau pai daging itu hanya dijual saat natal” kata Darius bingung. Mengapa juga Morin tiba tiba aneh begini? Membangunkannya untuk meminta pai daging yang dijual saat natal sekarang. “Tapi aku kepingin banget” jawab Morin sambil menatap suaminya dengan puppy eyesnya yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen