Sebuah Mobil terus mengklakson klakson supaya Aarav menghindar dan Saat itu Aarav berhenti ditengah jalan sambil memandangi mobil yang melaju kencang kearahnya.
‘Apa aku masih berdiri di posisi semula saat aku di Khianati Glesa dulu.’ Ujar Aarav dalam hati yang memejamkan matanya. Namun seorang wanita langsung menarik Tangan Aarav dan Aarav langsung menyingkir dan Ia langsung menatap kearah wanita yang menarik salah satu tangannya . Ternyata Wanita itu adalah Chika, “Kau?” Tanya Chika
“Sedang apa kau ditengah jalan, jika aku tidak melihatmu maka kau sudah tertabrak tadi.” Ujarnya
“Untuk apa aku hidup jika aku jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya.” Ujar Aarav sambil menghempaskan tangannya dari Tangan Chika
“aku tidak tahu bagaimana masa lalumu, namun kau berpikir dengan logis. Gunakan Otakmu.” Ujar Chika,
Aarav memandanginya, “Ada yang aneh dengan pernikahan Elard dan Bora. Aku tahu bahwa Bora tidak menyukainya, namun kenapa dia menikah saat semua sudah dalam keadaan baik baik saja.” Ujar Chika
Aarav hanya terdiam kemudian ia langsung jongkok dan menatap kearah Langit langit. “Ditambah, Kau dan Dia sudah 1 tahun setengah menjalin kasih. Kenapa dia meninggalkanmu saat kau sudah kembali ke posisimu.” Ujar Chika
Aarav terdiam dan ia hanya terus memandang kearah langit, “aku tidak tahu, yang pasti sekali lagi aku di Khianati.” Ujar Aarav, Chika langsung memegang pundak Aarav dan ia meyakinkan Aarav bahwa semua ini salah dan janggal.
“Ini tidak benar, Pasti ada sesuatu yang salah. Kau akan membiarkan Bora lepas dari tanganmu?” Tanya Chika
“Mungkin dimatamu Bora mengkhianatimu, tapi kau harus mencari tahu terlebih dahulu kenapa dia bisa seperti itu kepadamu.” Ujar Chika. Aarav hanya terdiam dan terus menatap kearah Chika yang berada di sebelahnya.
Disisi lain Bora masih terduduk lemas di atas pelaminan, dimana Elard hanya menemaninya sambil sesekali menatap kearahnya.
Bela, Pitra, dan Hito memandangi Bora yang tampak sedih disana, “Ini pasti berat buatnya.” Ujar Hito
“Benar, Pasti sulit buatnya.” Ujar Pitra, Bela hanya terdiam dan ia mengingat pertemuannya dengan Bora beberapa bulan yang lalu yang membuat ia menjadi sedih.
Josep menatap kearah Bora, dan ia langsung melangkah kearah Bora dan juga Elard. “Ada apa ini, kenapa Pengantin begitu sedih di hari bahagianya.” Ujar Elard, Bora menatap kearah Josep, Elard langsung bangkit dan tersenyum kearah Josep
“Mungkin Bora sedang lelah paman.” Ujar Elard
“Jangan panggil aku paman, Mulai hari ini aku adalah Ayahmu.” Ujar Josep sambil menepuk bahu Elard. Tak berselang lama, Bora berdiri dan menatap kearah Josep dan juga Elard.
“Aku Mau ke Toilet.” Ujar Bora, lalu Bora langsung pergi dan saat itu Bora langsung berjalan dengan cepat kearah Toilet wanita, dan sesampainya didalam, Bora langsung mengkunci pintu salah satu Bilik Toilet yang paling ujung. Bora terduduk di kloset sambil mengingat Ia bersalaman dengan Aarav. “Kenapa, Kenapa dia datang.” Ujar Bora
“Aku yakin pasti dia sangat sedih sekali.” Ujar Bora, lalu Bora langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“aku minta maaf Aarav, aku minta maaf.” Ujar Bora sambil menangis dengan kencang di dalam Toilet. Sementara itu Clea sedang di rumah sakit, ia melangkah menuju ke Kamar Rose no 123 sambil membawa beberapa Buah yang ia beli dari kantin. Saat ia membuka Pintu kamar, ia melihat Tempat tidur di ruangan tersebut tidak ada siapa siapa.
“Astaga, kemana dia?” Tanya Clea, lalu Clea menjatuhkan buah buahan yang ia pegang ke lantai. Clea langsung berlari untuk mencari di setiap sudut rumah sakit.
“TIRA…. TIRA Kamu dimana nak.” Ujar Clea, lalu Clea meminta Pihak Keamanan untuk mencari Keberadaan Tira. Namun Ternyata Tira sudah berada di Depan Hotel tempat Berlangsungnya Pernikahan Elard dan Bora.
‘Aku akan membuatmu menyesal Bora, Aku akan membuatmu menyesal.’ Ujar Tira dalam hati, lalu Tira masuk ke dalam hotel. Bora terus menghapus Air matanya didalam Bilik Kamar mandi tersebut, dan ia keluar dan berjalan kearah Westafel. Bora mencuci wajahnya supaya menghilangkan sembab karena habis menangis. Setelah Bora membasuh wajahnya, ia langsung menatap kearah Cermin yang berada di hadapannya.
‘Aku harus bisa, Ini semua demi Aarav.’ Ujar Bora dalam hati. Bora langsung keluar dari Toilet dan ia berjalan untuk kembali ke Ruang acara, namun dari kejauhan Tira melihat Bora yang baru saja keluar dari Toilet.
“Itu dia,” ujar Tira, lalu Tira berjalan dengan cepat untuk menyusul Bora. Dan Saat Bora melangkah saat itu Tira langsung menghalangi Bora untuk kembali ke ruang acara pernikahannya. “Kakak.” Ujar Bora yang melihat Tira berada di hadapannya.
“Kenapa kau ada disini.” Ujar Bora sambil melihat Penampilan Tira dengan Balutan Kemeja Dokter.
“Apa kau Happy menikah dengan Elard.” Ujar Tira
Bora hanya terdiam saat Tira mengatakan hal tersebut, “Kak Kita bicara di tempat lain.” Ujar Bora yang mencoba meraih tangan Tira, namun Tira menangkisnya
“Jangan sentuh aku.” Teriak Tira yang membuat semua orang berada di sekitar mereka menatap kearah mereka berdua.
“Dulu kau menolak Pertunangan dengannya, Sekarang kau mengiyakannya. Mau kau apa HAH.” Ujar Tira
“Kak, aku bisa jelaskan.” Ujar Bora
“Aku benci Padamu!!” Ujar Tira, lalu Tira mengeluarkan sesuatu dari saku Kemeja yang ia pakai, dan Saat itu Tira langsung menusuk Perut Bora dengan Pisau Bedah yang ia curi dari rumah sakit. Bora terdiam saat Tira menusuknya dengan begitu cepat. Orang orang yang ada disana Berteriak dan Terkejut melihat Situasi tersebut.
“Astaga, Bagaimana ini.” Ujar Wanita 1 yang melihat Darah perlahan lahan keluar dari Perut Bora. Tira yang juga tampak terkejut dengan tindakan gilanya, perlahan lahan mundur dan melihat Perut Bora mengeluarkan Darah. Disisi lain Chika masih meyakinkan Aarav untuk menyelidiki penyebab Bora yang menikah dengan Elard.
“Kau harus caritahu terlebih dahulu sebelum kau mencap Bora mengkhianatimu.” Ujar Chika
“Saat ini kasusnya berbeda, dimana Bora dan Glesa meninggalkanmu dengan Kasus yang beda 180 Derajat.” Ujar Chika
“Kau harus berpikir dengan jernih tentang semua ini Tuan Aarav.” Ujar Chika, Aarav masih terdiam di tempatnya, dan suara Sirine ambulan terdengar, Chika dan Aarav sama sama menoleh kearah Ambulance yang melaju melewati mereka berdua.
“Kenapa Ada ambulance.” Ujar Chika
“Dan Arahnya ke,” ujar Aarav.
Josep benar benar panic melihat Bora sudah tidak sadarkan diri, “Bora… BORA..” ujar Josep, Elard masih memegang Luka di bagian Perut Sebelah Kiri Bora, Dan Tira sudah di amankan oleh Pihak Keamanan Hotel. Tak berapa lama Ambulance datang, langsung mereka membawa Bora masuk kedalam mobil.
Bela yang melihat tersebut benar benar terkejut dengan semua ini, “Bagaimana ini bisa terjadi.” Ujar Bela
“Entahlah.” Ujar Hito. Josep langsung naik ke mobil Ambulance untuk menemani Bora sedangkan Elard tinggal di lokasi. Ambulance pun pergi dan Elard hanya terdiam membeku disana.
Tira masih di amankan oleh Pihak Keamanan Hotel, Tira masih tidak menyangka dia berbuat senekat itu kepada Saudari tirinya. ‘Kenapa aku gelap mata seperti ini, kenapa aku melakukannya.’ Ujar Tira dalam hati. Tak lama kemudian Elard datang dan Tira langsung menatap kearah Elard yang sudah tiba disana. Tira langsung bangun dan menatap kearah Elard
“Elard, Aku benar benar.” Ujar Tira, Elard langsung menamparnya begitu keras dimana Tira terdiam saat Elard menamparnya untuk pertama kali.
“Bagaimana kau bisa buta seperti ini Tira.” Ujar Elard
“Meski kau mencintaiku, namun kau…. Kau melukai Adik Tirimu seperti ini?” Tanya Elard
Tira langsung memegangi pipi yang baru saja di tampar Elard, lalu Tira menatap kearah Elard
“Karena kau tidak mau bertanggung jawab akan perasaanku maka aku seperti ini.” Ujar Tira sambil melotot kearah Elard
“Aku Begini Karena Kau, KARENA KAU!!” Teriak Tira
Elard terdiam dan ia menggelengkan kepalanya karena ia tidak percaya Tira berbuat nekat seperti itu terhadap Bora.
Disisi lain Aarav dan Chika kembali ke Hotel dimana Ia melihat begitu banyak orang disana, “Apa acaranya sudah selesai?” Tanya Chika, lalu Tak sengaja Bela menatap kearah Aarav.
“Aarav.” Ujar Bela, lalu Bela langsung menghampiri Aarav
“Kau mau kemana.” Ujar Pitra, yang menyusul Bela bersama dengan Hito.
“Aarav, aku pikir kau sudah pulang.” Ujar Bela
“Bagaimana aku bisa pulang karena kau masih disini.” Ujar Aarav
“Tapi kenapa rame sekali di Depan Lobby Hotel?” Tanya Chika, Bela terdiam dan ia hanya menatap kearah Aarav dan Chika.
Sementara itu Bora sudah di larikan ke IGD, Josep hanya bisa terdiam didepan pintu IGD. “Jangan tinggalkan ayah Nak, Jangan tinggalkan ayah.” Ujar Josep, lalu Tak lama kemudian Wisnu datang dan ia menghampiri Josep yang tampak begitu cemas dengan apa yang terjadi dengan putri kesayangannya. “Kita berdoa supaya Bora tidak apa apa.” Ujar Wisnu
“Ini semua karena anak itu, Aku yakin karena dia Bora sampai nekat menusuk dirinya.” Ujar Josep yang belum mengetahui kronologi sesungguhnya.
“Aku akan membuat dia Menderita dan aku akan membuat dia Jatuh sampai keakar akarnya melebihi 12 tahun yang lalu.” Ujar Josep, Wisnu hanya terdiam saat Mendengar Niat Jahat Josep yang hendak menjatuhkan Karir Aarav sekali lagi.
Diruang Operasi, Bora sedang di tangani oleh Team Medis yang sangat berpengalaman, Di alam bawah sadar Bora hanya berdiri di kegelapan dimana Ia memakai Baju Putih dengan rambut terurai, ‘Apa semua tindakanku benar, apa tindakanku untuk membantu Aarav secara diam diam adalah keputusan yang benar.’ Ujar Bora dalam hati“Apa aku sudah Pergi, Apa ini akhir dari hidupku.” Ujar Bora sambil melihat kedua tangannya. Waktu berjalan mundur dimana kembali ke 2 tahun yang lalu saat setelah Kompetisi selesai, Aarav terus mendapatkan tawaran Wawancara dan ia sekarang sudah bergabung dengan Galery E Malik Art Studio menjadi pelukis Utama di Galery tersebut. Hari pertama Aarav menjadi pelukis di Galery tersebut di sambut hangat oleh para Staf yang ada disana. “Selamat Datang Pelukis Aarav.” Ujar Para Staf yang menyambut Aarav di pintu depan Galery. Aarav tersenyum dan ia menatap kearah Bora yang berada di hadapannya. Bora berjalan kearah Aarav dan mengulu
Diruang Operasi, Bora sedang di tangani oleh Team Medis yang sangat berpengalaman, Di alam bawah sadar Bora hanya berdiri di kegelapan dimana Ia memakai Baju Putih dengan rambut terurai, ‘Apa semua tindakanku benar, apa tindakanku untuk membantu Aarav secara diam diam adalah keputusan yang benar.’ Ujar Bora dalam hati“Apa aku sudah Pergi, Apa ini akhir dari hidupku.” Ujar Bora sambil melihat kedua tangannya. Waktu berjalan mundur dimana kembali ke 2 tahun yang lalu saat setelah Kompetisi selesai, Aarav terus mendapatkan tawaran Wawancara dan ia sekarang sudah bergabung dengan Galery E Malik Art Studio menjadi pelukis Utama di Galery tersebut. Hari pertama Aarav menjadi pelukis di Galery tersebut di sambut hangat oleh para Staf yang ada disana. “Selamat Datang Pelukis Aarav.” Ujar Para Staf yang menyambut Aarav di pintu depan Galery. Aarav tersenyum dan ia menatap kearah Bora yang berada di hadapannya. Bora berjalan kearah Aarav dan mengulu
“Aku Ingin bertanya kepadamu, apa kau memiliki Hubungan dengan Tuan Aarav?” Tanya WikaBora terkejut mendengar pertanyaan yang di layangkan Wika kepadanya.“Kenapa Kau bertanya mengenai hal tersebut?” Ujar Bora“Ahhh tidak hanya saja saat anda menyambut Tuan Aarav pertama kali ke Galery ini, sepertinya aura kalian sangat berbeda.” Ujar Wika“Aura?” tanya Bora“Hmm Aura seperti seorang Teman atau lebih.” Ujar WikaBora langsung tertawa mendengar perkataan Wika, Wika hanya terdiam saat Bora tertawa mendengar perkataannya. “Kau tahu bahwa aku dan Aarav sangat dekat, bukankah aku ke bandung untuk meyakinkannya berbuah hasil dimana aku dan Aarav menjadi semakin lebih dekat.” Ujar BoraWika terdiam dan ingat bahwa Bora tinggal di Bandung Hampir 2 bulan, “Ahhh iya aku melupakan hal tersebut.” Ujar Wika“Aku dan Tuan Aarav memang memiliki hu
Bora dan Aarav bertemu, dimana mereka makan bersama di salah satu Kedai di pinggir jalan, “Apa tidak masalah kita makan disini.” Ujar Aarav “Tentu saja tidak masalah, lagian aku suka kita makan disini.” Ujar Bora, Aarav tersenyum mendengar apa yang Bora katakan. Tak lama kemudian Makanan yang mereka pesan tiba dan Bora begitu gembira melihat Kepiting Saus Padang sudah terhidang di hadapannya. “Nampaknya kau sudah mulai lapar.” Ujar Aarav “Tentu saja, aku sangat suka makan.” Ujar Bora “Akhir Akhir ini kau suka sekali makan, apa jangan jangan.” Ujar Aarav Bora terdiam dan menatap kearah Aarav, “Jangan Jangan apa.” Ujar Bora “Ahhh tidak bukan apa apa, sekarang ayo kita makan.” Ujar Aarav, lalu Aarav mengambilkan Penjepit untuk membuka Cangkak Kepiting dan Perkataan Aarav tadi membuat Bora terdiam dan tidak bisa berkata kata. Setelah mereka selesai makan Bora langsung terkapar dimana ia tidak bisa melanjutkan ronde kedua dimana Aarav sudah memesan
Bora sudah tiba di Depan Sebuah Apotik yang tak jauh dari Kediamannya, Bora terus terdiam di tempatnya seakan ia ragu untuk masuk kedalam. ‘Sejujurnya Aku takut untuk masuk kedalam sana, Namun.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat saat Aarav mengatakan bahwa Ia akhir akhir ini sering makan. ‘Akhir Akhir ini aku juga merasa nafsu makanku sangat berlebih ditambah.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat Terakhir kali Hubungan Dengan Aarav ia tidak memakai alat pengaman. Bora langsung masuk kedalam dan ia ingin membeli Sebuah Tes Kehamilan. Setelah ia membeli Tes Kehamilan, ia langsung balik ke mobil dan setelah ia didapam ia melihat kearah Testpack ada di tangannya, ‘Semua akan ketahuan saat aku sudah mengetahui semuanya.’ Ujar Bora dalam hati. Setelah ia sampai dirumah, Bora bergegas langsung ke Kamar mandi dan mengetes apakah dia hamil atau tidak. Perlahan lahan Bora membuka Salah satu tangannya yang menutupi Testpack dan Ia hanya terdiam saat
Setelah Bora mengantarkan Aarav ke bandara, Bora langsung menuju ke Galery dimana Ia masuk ke ruangannya dan Meletakan Surat Pengunduran dirinya. Setelah ia meletakan Surat pengunduran dirinya ia langsung bicara dengan Wika dan murni mengenai ia tidak akan menjadi Kreator di Galery. “Apa anda serius mengenai hal ini.” Ujar Wika“Benar, untuk kedepan kau yang akan mengambil tugas tugas ku.” Ujar Bora“Bu Bora, Saya hanya Asisten anda. Bagaimana aku bisa menjadi kepala Kreator.” Ujar Wika“Sebenarnya kenapa kau sangat terburu buru, padahal Pak Elard sedang keluar negeri menemani Pelukis Aarav.” Ujar Murni“Apa beliau sudah mengetahui niatmu untuk keluar dari sini?” Tanya Wika“Belum, namun aku akan memberitahukannya setelah ia sudah sampai Di Paris.” Ujar Bora“Aku akan bergabung dengan perusahaan ayahku.” Ujar Bora“Jadi, Jika kalian butuh a
Wina langsung terdiam dan memandangi Bora, “Kakak kau.” Ujar Wina“Benar, Aku sedang hamil saat ini.” Ujar Bora sambil menatap kearah Wina yang berada di hadapannya.“Kakak, selamat apa Kak Aarav tahu?” Tanay Wina“Tidak, dia tidak boleh tahu.” Ujar Bora“Kenapa?” Tanya Wina,“Jika dia tahu maka ayah akan.” Ujar Bora, Wina langsung terdiam saat tahu apa yang akan terjadi jika Josep tahu Bora mengandung anak dari Aarav.“Untuk hal itu kakak mau minta bantuanmu.” Ujar Bora sambil menatap kearah WinaLalu Wina langsung pulang dimaana Josep sedang membaca Majalah di taman belakang, “Ayah aku ingin memberitahumu sesuatu.” Ujar Wina“Kenapa?” Tanya Josep“Aku berencana akan menikah dengan Vian, apa boleh.” Ujar WinaJosep terdiam saat Wina dengan mendadak ingin menikah dengan Vian, “Apa katamu?&r
Clea melangkah kearah Josep yang sedang melakukan Meeting Zoom dengan Clientnya. “Josep..” UJar Clea yang terus melangkah kearah Josep, dimana Josep langsung menatap kearah Clea yang sudah berdiri di hadapannya“Kau tidak lihat aku sedang meeting dengan Clientku.” Ujar Josep “Apa kau sudah ada kabar dari Wina, Bagaimana kau bisa membiarkan anak itu pergi setelah ia menyerahkan semua uang hingga mobilnya.” Ujar Clea “Apa yang harus aku lakukan, itu sudah menjadi pilihannya.” Ujar Josep “Lagian aku tidak perlu khawatir karena Bora ada disana.” Ujar Josep “Kau sama sekali tidak ada rasa simpati kepada Wina, padahal dia anakmu.” Ujar Clea “Apa karena dia bukan anak emasmu makanya dia.” Ujar Clea Josep langsung menutup Laptopnya sambil menatap Clea dengan tajam “Sekali lagi kau mengatakan hal itu, akan aku buat kau menyesal.” Ujar Josep Clea terdiam saat Josep mengatakan hal tersebut, Clea langsung pergi dan meninggalkan Josep. S