Diruang Operasi, Bora sedang di tangani oleh Team Medis yang sangat berpengalaman, Di alam bawah sadar Bora hanya berdiri di kegelapan dimana Ia memakai Baju Putih dengan rambut terurai, ‘Apa semua tindakanku benar, apa tindakanku untuk membantu Aarav secara diam diam adalah keputusan yang benar.’ Ujar Bora dalam hati
“Apa aku sudah Pergi, Apa ini akhir dari hidupku.” Ujar Bora sambil melihat kedua tangannya. Waktu berjalan mundur dimana kembali ke 2 tahun yang lalu saat setelah Kompetisi selesai, Aarav terus mendapatkan tawaran Wawancara dan ia sekarang sudah bergabung dengan Galery E Malik Art Studio menjadi pelukis Utama di Galery tersebut. Hari pertama Aarav menjadi pelukis di Galery tersebut di sambut hangat oleh para Staf yang ada disana. “Selamat Datang Pelukis Aarav.” Ujar Para Staf yang menyambut Aarav di pintu depan Galery. Aarav tersenyum dan ia menatap kearah Bora yang berada di hadapannya. Bora berjalan kearah Aarav dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Aarav. “Mulai hari ini Saya atas nama E Malik art Studio ingin mengucapkan selamat bergabung Tuan Aarav.” Ujar Bora, Aarav menatap kearah tangan Bora dan ia membalas jabatan tangan Bora
“aku harap kerjasamanya Kreator Bora.” Ujar Aarav sambil tersenyum kearah Bora
“Mari akan aku tunjukan Seluruh Isi Galery yang ada disini.” Ujar Bora, lalu Bora memimpin Aarav untuk mengitari seluruh Isi Dari Gedung Galery. Sampai Akhir, Bora menunjukan Studio Pribadi Aarav selama ia mengerjakan Karya Karyanya.
“Ini adalah Studio Pribadi yang kami buat untuk anda selama anda membuat Karya Khusus untuk di letakan Di E Malik Art Studiio.” Ujar Bora, Aarav masuk ke ruangan tersebut dan ia melihat semua peralatan Lukis sudah tersusun rapih disana.
“Kalian menyiapkan semua ini dalam beberapa hari, Aku suka cara kerja mu Kreator Bora.” Ujar Aarav yang memuji Bora
“Bu Bora tidak tidur untuk mempersiapkan semua ini. Dia memang Kreator terbaik yang kami miliki.” Puji Wika, Bora menatap kearah Wika yang memujinya didepan Aarav
“Kau.” Ujar Aarav
“Perkenalkan, Saya Wika mulai hari ini saya akan mengatur setiap jadwal anda selama anda menjadi pelukis Utama di Galery kami.” Ujar Wika
“anda akan semakin sibuk karena Kami sudah membuat jadwal 2 bulan kedepan untuk projek pertamamu.” Ujar Bora
“Semoga kau menyiapkan Staminamu untuk bekerja karena aku yakin kau pasti akan kelelahan dalam projek 2 bulan kedepan.” Ujar Bora
“Aku tidak akan lelah, karena Melukis merupakan Hoby yang aku ciptakan menjadi Karir utamaku.” Ujar Aarav
“Kalau begitu saya permisi, selebihnya Wika akan menemanimu dan menjelaskan secara mendetail.” Ujar Bora,
“Baiklah terima kasih.” Ujar Aarav
“Kalau begitu saya permisi.” Ujar Bora, lalu Sebelum pergi Bora menatap kearah Wika dan Wika mengangguk mengerti dengan tugas yang diberikan Bora. Bora menatap Aarav dan Aarav mengangguk kecil. Malam pun tiba Bora sedang melangkah kearah Mobil, “Bu Bora hari ini anda yang terbaik.” Ujar Wika
“sama sama, kalau begitu bersenang senanglah dengan ini.” Ujar Bora yang memberikan Kartu Kreditnya
“Ini.” Ujar Wika yang menerima Kartu Kredit Bora
“Kalian bisa menggunakan ini untuk makan malam semua Staf Galery.” Ujar Bora
“Asik kita akan makan Daging bakar lagi.” Ujar Staf 1
“Anda tidak ikut.” Ujar Wika
“Tidak, aku ada janji dengan seseorang.” Ujar Bora
“Ohhhooo pasti dengan pacar anda?” Tanya Staf 2
“Mana mungkin Bu Bora memiliki pacar, dia hidup untuk bekerja.” Ujar Wika
“Selama aku bekerja disini, aku tidak pernah melihat Bu Bora pergi kencan dengan seorang Pria.” Ujar Wika
“Benarkah,” ujar Staf 2
“Baiklah selamat bersenang senang,” Ujar Bora, lalu Bora masuk kedalam mobil dan ia pun melajukan mobil tersebut pergi dari sana. Disisi lain Aarav sedang memasak Hidangan Steak Khusus untuk Bora yang akan datang kerumahnya. Aarav meracik Saus dengan penuh rasa cinta dan Setelah Steak yang ia buat telah selesai, Ia langsung menghidangkan Steak tersebut ke piring yang sudah ia sediakan. “Ahhh Akhirnya selesai.” Ujar Aarav, tak lama kemudian Suara ketukan pintu terdengar. Aarav langsung melangkah ke depan untuk membukaan pintu untuk Bora yang sudah tiba didepan rumahnya. Bora membetulkan Rambutnya sebelum Aarav membukaan pintu untuknya, dan tak lama kemudian Pintu terbuka dimana Bora melihat Aarav yang sudah mengenakan Kemeja Putih didepannya. “Kau sudah datang.” Ujar Aarav
“Apa kau memasak?” Tanya Bora
“Tentu saja, Sini biar aku bawakan Tasmu.” Ujar Aarav yang mengambil Tas yang Bora bawa, Bora langsung melangkah masuk kedalam rumah.
Mereka makan bersama, dimana Aarav melihat Bora yang begitu menyukai Hasil masakannya. “Bagaimana, apa Tingkat kematangan dagingnya sempurna.” Ujar Aarav
“Hmmm Ini daging terenak yang penah aku makan.” Ujar Bora, Aarav membersihkan Saus yang ada di bibir Bora,
“aku sudah menduga karena Kau makan sangat berantakan sekali.” Ujar Aarav, Bora langsung mengelap Bibirnya, sambil menatap kearah Aarav
“Kau luar biasa hari ini, aku tidak sangka kau akan bekerja sekeras ini untuk mempersiapkan semuanya.” Ujar Aarav
“Tentu saja, Kami sangat senang karena Pelukis yang kami cari akhirnya bisa bergabung dengan Galery kami.” Ujar Bora
“Benarkah, Namun kenapa kau selalu bersikap Formal jujur aku sedikit terganggu.” Ujar Aarav
“Aku sudah pernah bilang kepadamu, dimana tidak baik mengungkapkan hubungan kita saat kau baru memulainnya.” Ujar Bora
“Aku mendengar dari Staf Yang ada di gallery, hmmm siapa namanya Wiwi, ahhh bukan Siapa ya.” Ujar Aarav yang mencoba mengingat nama Wika
“Wika maksudmu?” Tanya Bora
“Ahhh benar, Wika. Aku menanyakan kepadanya kalau kau sangat royalitas dalam hal pekerjaan sampai lupa mencari pacar.” Ujar Aarav
“Aku ingin sekali mengatakan kepada dunia bahwa kau adalah Kekasihku.” Ujar Aarav, Bora tertawa geli melihat kecemburuan Aarav yang tidak bisa memberitahu ke orang banyak kalau Bora adalah Kekasihnya.
“Aku tidak perlu pengakuan banyak orang bahwa aku pacarmu, aku hanya perlu pengakuan dirimu dan Hatimu bahwa kau dan aku sudah menjadi Kita sekarang.” Ujar Bora
“Namun,” ujar Bora yang memegang Tangan Aarav
“Saat semuanya sudah membaik dimana posisimu sudah aman, aku berjanji akan mengatakan kepada dunia bahwa Aku adalah Kekasih Aarav Adelio.” Ujar Bora sambil tersenyum kearah Aarav yang ada dihadapannya.
“Benar kau akan mengungkapkan kedunia bahwa kau adalah Kekasihku.” Ujar Aarav
“Hmmm aku akan mengungkapkan kedunia bahwa kau adalah kekasiku, aku janji.” Ujar Bora, lalu Aarav tersenyum kemudian ia berdiri dan mencium Bora yang berada di hadapannya. Bora langsung merangkul leher Aarav dan membalas ciuman hangatnya. Aarav dan Bora terus berciuman hingga menuju kekamar. Aarav terus membelai Punggung Bora sedangkan Bora membelai Rambut serta kepala Aarav. Mereka sudah dikamar dimana Aarav membantingkan dirinya ke atas ranjang, dimana Bora masih berdiri dan ia membuka satu persatu kancing baju yang ia kenakan. Aarav meraih tangan Bora dan mereka kembali berciuman di atas ranjang. Aarav mencium Bora dengan penuh rasa cinta sampai Bora tidak bisa melepaskan kehangatan yang ia terima dari Bibir Aarav.
Aarav terus melumat Bibir mungil Bora begitu juga Bora. Hingga Aarav meraba Dada Bora sampai mencium Pundak dan Leher Bora beberapa kali.
Lalu Aarav mengubah Posisi dimana Bora dibawah dan Aarav di atas. Aarav membuka Kemeja yang ia pakai kemudian ia langsung mendekap Bora dengan penuh kehangatan. Malam yang sangat indah mereka lakukan di atas ranjang sampai Bora tidak kuasa selalu membelai Aarav saat mereka bersama sama melakukan hal intim bersama di atas ranjang. Setelah mereka melakukan hubungan Intim tersebut, Aarav memeluk Bora dan Bora hanya menatap kearah Tangan Aarav yang ia genggam.
“Apa kau tidak menyesal bercinta dengan Pria seperti ku.” Ujar Aarav
“Jika aku menyesal, aku tidak akan melakukannya.” Ujar Bora, Aarav mencium Punggung Bora dimana Ia sangat menyukai Wangi tubuh Bora
“Kau sangat Manis.” Ujar Aarav
“Aku manis?” Tanya Bora
“Aroma tubuhmu sangat manis sampai aku selalu merindukan moment ini.” Ujar Aarav yang terus membelai Punggung Bora
“Aku harap kau akan selalu bersamaku, dimana pagi siang dan malam aku selalu melihat dirimu.” Ujar Aarav
Bora terdiam saat mendengar perkataan Aarav, “Apa kau mau tinggal bersamaku Di Jakarta?” Tanya Bora, Aarav terdiam dan ia langsung bangun dari tempat tidur. Bora melirik kearah Aarav dimana Aarav terkejut mendengar ajakan Bora yang ingin tinggal bersamanya.
“Kenapa kau terkejut?” Tanya Bora
“Kau tadi bilang apa?” Tanya Aarav
“Aku mengajakmu untuk tinggal bersamaku di Jakarta? Apa kau mau?” Ajak Bora sambil memandangi Aarav yang berada di sebelahnya.
“Untuk itu, disini aku ingin izin untuk Meminang Bora jika kau memberikan Restu.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav dengan lantang meminta restu Josep untuk meminang Bora. Saat itu Josep hanya diam sambil memandangi Aarav yang berada dihadapannya.“Kau Ingin Meminang anak ku.” ujar Josep“Benar, Saya tahu hubungan kita berdua kurang baik, namun saya hanya ingin membuat Bora bahagia.” ujar Aarav“Selama ini, Aku melihat Bora tidak bahagia dimana dia selalu menjadi Prisai untuk keluarganya, dan kau juga mungkin menyadari hal tersebut.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut“Maka dari itu, saya ingin.” ujar Aarav“Akan aku pertimbangkan.” ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan akan mempertimbangkan apa yang Aarav inginkan. Flashback berakhir dimana Aarav dan Bora sudah tiba di depan kediaman Josep. Dimana Bora sedikit gugup untuk menemui Ayahnya sendiri, melihat hal itu Aarav langsung meraih tangan Bora dan mengenggamnya.“Kita akan menghadapinya dengan
“Aku Minta Maaf kak.. Aku minta maaf.” ujar Wina yang mengenggam tangan Bora dan memohon ampun kepada Bora, Bora hanya terdiam saat Wina mencium tangannya memohon ampunannya karena sudah gagal melindungi Lily. “Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, Aku sudah Ikhlas dengan apa yang terjadi, lagian ini sudah lama berlalu.” ujar Bora, Lalu Bora menepuk Tangan Wina sambil tersenyum kearahnya.“Kita Mulai Lembaran baru, dimana Kakak mau kau dan Vian kembali kerumah dan berkumpul bersama.” ujar Bora, Wina sangat terharu dengan kebaikan hati Bora, lalu Wina memeluk Bora dan Bora langsung membalas pelukannya.Bora melangkah ditemani oleh Aarav. “Apa kau mau bertemu dengan ayahmu, Aku lihat Ayahmu sedang dirumah bersama dengan ibumu.” ujar Aarav“Dari ayah keluar dari penjara aku sama sekali belum menemuinya.” ujar Bora, Bora langsung menghentikan langkah kakinya,“Meski sudah berlalu entah mengapa saat aku memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayah, hatiku masih berat.” ujar Bora, Aarav la
Setelah Dari Makam Lily, Aarav mengajak Bora untuk Jalan Jalan mengelilingi Kota Jakarta, Saat itu Bora Menatap kearah Aarav yang mengajaknya Pergi Makan Ke Warung yang dulu ia singahi Dengannya. “Bukankah ini.” ujar Bora“Kau masih ingat dulu kita pernah makan disini, Aku ingin mengajakmu makan Siang sebelum kau Bertemu dengan ayahmu.” ujar AaravBora hanya menatap kearah Aarav yang hendak mempertemukan Bora dengan Josep, Aarav memparkirkan Mobilnya terlebih dahulu, dan saat itu Aarav menatap kearah Bora“Kenapa kau menatapku seperti itu.” ujar Aarav“Aku belum siap menemuinya.” ujar Bora, Aarav hanya diam dan ia mengenggam tangan Bora,“Aku tahu mau masih kecewa dengan ayahmu, Tapi dia tetap ayahmu.” ujar Aarav“Kau tahu, saat dia meminta maaf kepadaku. Saat itu aku melihat Sosok Josep yang Gagah, Angkuh dan Dingin seketika Hancur.” ujar Aarav“Kau tahu, D
“Dan… Jika Aarav tahu bahwa kau akan bertindak bodoh seperti ini, Aku yakin dia akan terpuruk.” ujar Tira, Bora hanya terdiam saat mendengar kata kata Tira. Elard dan Aarav Sama sama Menaiki Tangga menuju Ke Atap gedung untuk mencegah Bora. Mereka berdua terus menaiki tangga dan Saat itu Aarav melihat Elard yang ternyata juga berada disana. Aarav langsung berlari dan meraih tangan Elard. Elard langsung berhenti melangkah“Sedang apa kau disini.” Ujar Aarav“Apa kau tidak salah menanyakan hal itu, Aku kesini ingin menghentikan Istriku.” ujar Elard“Kau sendiri apa hak mu datang kesini.” ujar Elard, lalu Aarav menaiki anak tangga supaya setara tingginya dengan Elard.“Aku lebih punya Hak karena aku Kekasih Bora.” ujar Aarav“Kekasih? Lebih tinggi mana statusmu denganku yang Suami Sah Bora.” ujar Elard“Memang kau suami Bora, Tapi Bora adalah Ibu dari Anakku.&r
Selama Dalam perjalanan, Aarav terus memikirkan apa yang ingin Josep bicarakan sampai ia ingin bertemu 4 mata dengannya. Josep sedang dalam perjalanan menuju Cafe yang tak jauh dari Rumahsakit, Josep mengingat apa yang Bora katakan kepadanya.Flashback dimulaiBora menatap kearah Josep, “Ayah sudah menghubunginya, Apa yang harus ayah katakan kepada pria itu.” ujar Josep“Ayah masih belum paham dengan semua kesalahan ayah.” Ujar Bora“Ayah sama sekali tidak salah, Ayah tidak pernah salah justru kamu yang salah sampai Menyembunyikan Anak mu ditambah kamu Hamil dengan Pria tua itu.” Ujar Josep“Mas, ini di ruang ICU sebaiknya kau jangan meninggikan suaramu.” ujar Clea“Karena Keangkuhan ayah, Ke otoriteran ayah semua orang yang care dan perduli kepada ayah Meninggalkan ayah dan membenci ayah, termasuk aku.” ujar Bora, Josep terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut.&ldquo
“Selamat ayah, Karena Keangkuhan dan Keotoritermu Kau sudah membunuh cucu mu sendiri.” ujar Bora“Maksudmu?” Tanya Clea“Lily Adalah Anakku dan Juga anak Pria yang selama ini ayah benci.” ujar Bora, Josep terkejut saat mendengar kenyataan bahwa Lily adalah Anak dari Bora dan Aarav.“Lihat… Kau sudah mengkorbankan Putri Kecilku karena semua Ke egoisanmu yang sudah mendarah daging.” ujar Bora”Bahkan Kau juga menempatkan Wina dan Vian atas Keangkuhanmu ayah.” ujar BoraClea langsung melangkah kearah Bora, “Nak, Ini bukan salah ayahmu, Ini murni kecelakaan.” ujar Clea“Aku Tahu ini semua kecelakaan, Tapi Jika Bukan karena Ayah aku tidak akan menitipkan Anakku kepada Wina.” ujar Bora, lalu Bora memegang Bahu Josep“Apa yang ayah mau dariku, apa yang ayah inginkan dariku.” ujar Bora“Kau sudah memisahkan aku dengan Aarav, Lalu