Share

106, Maaf

“MAS, kita harus ke Vlad.” Vienna melempar ponsel ke ranjang. “Dari pagi dia nggak reply.”

Bagas tidak menjawab, mengangguk atau menggeleng pun tidak. Dia hanya langsung menghubungi PA untuk mengurus sisanya. Terjadwal untuk besok, dua tiket Jakarta – Singapura.

Pagi sebelum mereka berangkat, sebuah pesan masuk dari Vlad.

“Mas, Vlad reply nih.”

Bagas langsung mendekat dan membaca bersama.

Vladimir Darmawangsa : Maaf, Bunda. Aku lupa nyalain data.

Vladimir Darmawangsa : Aku baik-baik aja. Nothing to worry.

Vladimir Darmawangsa : Cuma masih mau leyeh-leyeh aja.

Vladimir Darmawangsa : Belum mau ke kantor.

Vienna langsung menelepon Vlad. Tapi Vlad tidak mengangkat.

“Kita tetap ke sana, Mas. Si Vlad nggak mau angkat telepon.” Lalu dia membalas pesan Vlad ala kadarnya.

***

Pemandangan yang Vienna lihat ketika masuk di flat Vlad membuatnya limbung. Ruangan itu sangat berantakan tanpa Vlad. Dia hanya menemukan bekas-bekas muntahan dan bercak darah yang belum sepenuhnya mengering y
Sandra Setiawan

Owh… ternyata emaknye yang ajarin Vlad. Pantas pas pertama ketemu Anna pesannya begitu. Dia nggak bisa suruh Vlad menjauh. Lalu dia suruh Anna yang menjauh.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status