Share

2. Kedatangan Lucifer

“Aku akan membujuknya lagi, Ayah.” Katarina bertekad. “Akan aku pastikan Kaliya menerima pernikahan ini.”

“Terima kasih, Katarina.” Elliot menatap putrinya dengan hangat. “Hanya kamu yang selalu mengerti keadaanku.”

Katarina tersenyum. Dia sangat bahagia jika Elliot memujinya seperti ini. Selama beratus-ratus tahun, Katarina selalu dirundung gelisah karena kekuatannya tidak sehebat sang adik. Makanya, Katarina memutuskan untuk menikah dengan salah satu iblis terkuat di kerajaan mereka. Sayangnya, kenyataan selalu tak sesuai dengan harapan.

Kekuatan Katarina tidak bertambah. Energi api yang dia miliki tidak bisa digunakan untuk menembus dunia manusia. Makanya ia berakhir menjadi putri pengangguran yang hanya bisa berjalan-jalan di sekitar istana.

Rasa iri sempat menguasainya dahulu. Ketika dia tahu bahwa Kaliya punya kekuatan seribu kali lebih hebat, Katarina murka dan hampir membakar separuh istana. Dia kira, kemarahannya adalah sebuah perwujudan dari pertambahan kekuatan. Nyatanya, ia terbaring koma berhari-hari usai kejadian itu.

Dia benci Kaliya. Kaliya sombong, angkuh, licik, dan selalu menganggap dirinya benar.

Jika dianugerahi kekuatan hebat seperti Kaliya, tentu Katarina akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan bangsanya. Termasuk jika ia harus menikah dengan Lucifer.

Tapi si egois Kaliya memang congkak. Katarina benci kepada perempuan itu.

“Aku memang tidak punya kekuatan seperti adikku, Ayah,” ucap Katarina pelan. “Tapi aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan semua keturunan Azazel. Selain itu, aku tidak akan membiarkan Ayah mati.”

Elliot tertawa renyah usai mendengar pernyataan putrinya. Dia senang, tentu saja.

“Ingin minum darah segar?” tanya Katarina.

Tiba-tiba, sebuah batu setinggi dada yang dilapisi tembaga, bergerak ke arah mereka. Di atas permukaannya sudah tertata peralatan minum teh yang para prajurit curi dari dunia manusia.

“Tentu,” jawab Elliot singkat.

Katarina menuangkan cairan darah itu dengan anggun. Kemudian memberikan satu cangkir kepada Elliot. Ia juga menuangkan untuknya sendiri.

Sambil menatap pergerakan ubur-ubur yang terbang malas di luar jendela, mereka menikmati darah hasil buruan itu tanpa bicara.

****

Kedatangan Lucifer yang tiba-tiba, membuat seluruh penghuni kerajaan Azazel panik. Para prajurit membungkuk hormat. Mereka membiarkan Lucifer turun dari Spinx peliharaannya.

“Sebuah kehormatan bagi kami atas kedatangan Anda, Yang Mulia,” ucap pimpinan prajurit iblis. “Saya tidak tahu jika Yang Mulia Lucifer akan berkunjung ke istana ini. Mohon ampuni hamba.”

Seringai kecil muncul di bibirnya. “Surprise!” ujar Lucifer ringan. “Aku tidak sabar ingin menemui calon istriku. Apakah dia ada di dalam?”

Prajurit itu mengangguk. “Izinkan saya membawa Anda ke sana.”

“Thank you,” ucap Lucifer lagi.

Iblis terkuat itu tidak tahu jika sedari tadi, pemimpin prajurit mengerutkan kening.

“Well, well. Udara di istana ini terlalu panas. Bukankah kamu setuju?” Lucifer mengeluarkan sapu tangan dari saku jas, lalu menyeka lehernya yang basah oleh keringat.

“Bukankah suasana istana iblis memang selalu begini?” tanya prajurit itu.

Lucifer cemberut. “Aku tahu dari ekspresimu bahwa kerajaan ini banyak tertinggal jauh. Jika dunia manusia memiliki revolusi, bukankah seharusnya kita juga? Inilah alasan mengapa Elliot wajib menerima pinanganku kepada putrinya. Agar kalian bisa lebih meningkatkan kekuatan dan pengetahuan.”

Prajurit tadi tidak menjawab. Dia hanya membungkuk sopan ketika mereka sampai di ruangan besar.

Dengan lagak angkuh, Lucifer langsung duduk di atas sofa yang terbuat dari tulang belulang dan kulit mamalia.

“Sofa ini sudah kuno sekali,” cibirnya. “Elliot harus menyerahkan kerajaan ini padaku sebelum dia benar-benar tamat.”

Burung api tiba-tiba muncul dari tangan prajurit iblis. Dia memberi tahu benda tersebut untuk menyampaikan pesan kepada Elliot atas kedatangan Lucifer.

Tak sampai satu menit, Elliot dan Katarina muncul dengan sambutan meriah.

“Lucifer!” Elliot merentangkan tangan bak menyambut anaknya. “Terima kasih sudah mau berkunjung ke tempatku. Secangkir darah?” Dia menunjukkan darah segar yang masih tersisa pada cangkirnya.

“Ew, menjijikkan,” ucap Lucifer. “Aku ingin bertemu dengan anakmu, Elliot. Hampir satu bulan dia tidak memberi jawaban apa pun atas lamaranku.”

“Maafkan aku, Kaliya sepertinya masih butuh waktu.”

“Waktu seperti apa yang dia inginkan? Apa dia akan menunggumu hancur terlebih dahulu, Elliot?”

“Tidak, bukan seperti itu.”

“Kalau begitu, panggil dia! Aku tidak ingin kedatanganku di sini berakhir sia-sia lagi.”

Elliot memberi kode kepada Katarina lewat tatapan mata. Dengan sigap, perempuan iblis itu berlari untuk membawa Kaliya ke hadapan calon suaminya.

“Ini bukan masalah waktu, Elliot,” desis Lucifer kemudian. “Kesabaranku hampir habis karena anakmu.”

Elliot membungkuk dalam-dalam. “Maafkan aku. Tolong maafkan aku.”

Beberapa saat kemudian, Katarina datang dengan Kaliya di belakangnya. Pergelangan tangan Kaliya terikat rantai api milik Katarina.

“Merlin,” ucap Lucifer spontan. Dia bergerak mendekati kedua wanita itu, tapi pandangannya hanya tertuju kepada salah satu.

“Apa yang dikatakan rumor ternyata benar. Kaliya Adrienne. Wanita iblis tercantik yang pernah ada.” Lucifer berkata takjub.

Dia mengambil alih pergelangan tangan Kaliya dari kakaknya. Rantai api milik Katarina langsung hilang berkat sentuhan Lucifer.

“Terima kasih atas pujiannya,” ucap Kaliya angkuh. “Tapi aku benar-benar tidak tertarik untuk menikah denganmu.”

“Benarkah?” Lucifer mencibir. “Meskipun kerajaan ini dipertaruhkan, kamu tetap tidak mau mengambil kesempatan ini?”

“Tidak,” jawab Kaliya mantap.

“Kaliya!” seru Elliot. “Tunjukkan rasa hormat kepada calon suamimu!”

“Dia bukan calon suamiku, Ayah! Dia hanyalah iblis licik yang penuh tipu muslihat. Seharusnya Ayah tidak membiarkan dia masuk ke sini!”

Elliot tercengang. Dia memeriksa reaksi Lucifer, namun lelaki iblis itu sama sekali tak terganggu dengan penghinaan Kaliya.

“Jaga ucapanmu, Kaliya! Aku akan memberikan hukuman jika kamu berlaku tidak sopan seperti ini!” seru Elliot lagi.

“Tenanglah, Elliot.” Lucifer berkata datar. Pandangannya tetap terpaku ke arah Kaliya. “Wanita tangguh dan angkuh seperti dia selalu berhasil membangkitkan gairahku.”

Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Kaliya, tapi perisai api langsung menghalaunya.

“Jangan berani-berani menyentuhku,” desis Kaliya.

Lucifer terkekeh. Dia menarik diri dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

“Selama berabad-abad, tidak pernah sekali pun ada iblis yang berani menolak sentuhanku. Kamu yang pertama, Kaliya.”

“Selamat. Itu tandanya kamu tidak sehebat yang kamu kira,” cibir Kaliya masih keras kepala.

“Ya, aku mengakui. Tapi jujur saja, sikapmu yang seperti ini membuatku ingin segera memilikimu seutuhnya, Kaliya. Bayangkan apa yang terjadi jika kamu melahirkan ratusan keturunanku! Hahaha. Bukankah itu akan menjadi sebuah revolusi?”

“Dalam mimpimu, Lucifer!”

BRAK!

Sebuah kilat api tiba-tiba menyambar perut Kaliya sehingga wanita itu terpental menabrak dinding.

Lucifer dan Elliot terkejut. Mereka mengalihkan pandangan dan mendapati bahwa Katarina yang melakukan itu semua.

“Ucapanmu keterlaluan, Kaliya!” bentaknya marah.

Kaliya meringis. Dia memegang perutnya seraya berusaha bangkit.

“Kenapa kamu melakukan itu?!” teriak Kaliya tak terima.

“Sudah cukup. Aku tidak tahan dengan sikap manjamu!” Katarina kini mengarahkan kedua telapak tangan. Secepat kilat, rantai api yang lebih besar langsung melilit tubuh adiknya.

“Katarina, lepaskan aku! Kenapa kamu melakukan hal gila ini?!” seru Kaliya tak karuan. Dia berusaha melepaskan diri. Tapi kekuatan saudara adalah kelemahan yang tak bisa dia hindari.

Katarina mengabaikannya. Dia bergerak ke hadapan Lucifer lalu berkata, “Nikahi dia sekarang.”

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status