Share

28. Hasrat

Aldebaran mengamati Kania yang sudah pulas. Ia menekan ludah dengan susah payah tatkala tatapannya berhenti pada bibir merekah Kania yang sedikit terbuka. Sudah bertahun-tahun lalu dirinya menginginkan bibir itu, merasakan lembut dan manisnya, tetapi kini, ketika Kania akhirnya menjadi miliknya, ia tak kunjung bisa mengklaim itu sebagai miliknya juga.

Tangannya yang gemetar menyentuh sudut bibir Kania. Istrinya itu tidak terganggu dengan sentuhannya dan masih tetap lelap. Itu memberikan dorongan padanya untuk menggerakkan ibu jarinya di sepanjang bibir ranum itu. Ia menahan napas tatkala sensasi kenyal itu bersentuhan dengan kulit ibu jarinya.

"Kania," bisiknya lirih.

Ia menggeser tubuhnya, turun dari kursi yang ia duduki dan berjongkok di samping wajah Kania. Jaraknya dengan wajah Kania hanya tersisa beberapa inci saja. Hatinya pun tergoda untuk sekedar menempelkan bibirnya ke bibir Kania. Hanya sebentar, pikirnya. Namun, ketika bibir mereka bertemu, akal sehatnya seakan mati.

Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status