Share

Kejutan untuk ibu

2. SUAMI DAN MERTUA TAK TAHU AKU BANYAK UANG.

 

Kejutan untuk ibu

 

 

Terdengar suara tetangga berbisik-bisik ria di belakang, hal seperti ini pasti akan jadi pembicaraan seluruh warga kampung, rasain kamu, Bu, pasti malu banget 'kan.

 

"Hebat banget kamu, Amira, cuma jualan pentol sama seblak aja bisa beli motor," sahut Bu Nita.

 

Ibu terlihat seperti kebakaran jenggot mendengar pujian itu, ia 'kan paling tak suka mendengar orang memujiku, lebih senang jika ada orang yang menghinaku maka ia pun akan ikutan menghina.

 

"Lagian pentol dan seblaknya enak kok, saya langganan tiap hari pasti beli, ga heran lah kalau dagangannya laku semua," sahut Bu Zia, dia salah satu pelangganku yang sering beli tiap hari.

 

Tak hanya jualan seblak dan pentol mercon saja, aku juga menjual pop ice dan pentol Frozen alias pentol yang sudah dibekukan, sehingga pelanggan yang jaraknya jauh bisa membeli via online.

 

Dan rencana selanjutnya akan menjual Boba, salah satu minuman yang sedang trend di kalangan remaja, semoga saja rencana itu segera terwujud, karena banyak sekali pelanggan yang request minuman itu.

 

Orang-orang dealer sudah pergi, jadinya halaman rumah sedikit lega. Aku tersenyum pada ibu dan Rista yang diam mematung.

 

"Aku mampu kok, Bu, beli motor. Bahkan pakai uang sendiri bukan minta sama suami atau orang tua," celetukku, menyindir tepatnya.

 

Ibu menyunggingkan sebelah bibir dan menatapku sinis.

 

"Jangan sombong, baru beli motor aja udah heboh. Tuh lihat Rista dia punya mobil mewah tapi biasa aja, emang dasar orang kampung baru punya begitu aja udah heboh," ungkap ibu dengan wajah merah.

 

Aku menghela napas, jangan sampai terpancing emosi karenanya.

 

"Kalau aku sombong mungkin sebelum membeli motor ini udah pamer duluan kali ke kalian semua, lah ini engga 'kan aku beli diam-diam, malah Ibu yang bilang-bilang ke tetangga, siapa coba yang suka pamer dan sombong?" Aku menahan senyum.

 

Membayangkan kejadian barusan jadi ingin tertawa ngakak, gagal deh punya motor baru.Tapi aku pun penasaran dengan kejutan dari Rista yang akan di kasih ke ibu itu apa.

 

"Sudah sudah mendingan kita masuk yuk, masa ada tamu dianggurin," seru Mas Heri.

 

"Oh iya ayo, Sayang." Ibu masih menggandeng Rista masuk ke dalam, matanya mendelik sambil berlalu.

 

Sementara aku masih di luar dengan beberapa tetangga, kubuka plastik yang membungkus motor itu lalu mencoba menstarter-nya.

 

Gerungan motor terdengar keren dan gagah, sudah pasti di dalam sana ibu makin kepanasan mendengar suar motor ini.

 

"Ini motor PCX model terbaru, Amira. Kamu beli cash apa kredit?" tanya Bu Mika, salah satu tukang gosip di kampung ini.

 

"Alhamdulillah cash, Bu," jawabku biasa saja, supaya ga dibilang sombong.

 

"Wihh keren kamu ya, terus motor ini buat kamu atau buat Heri?" tanyanya lagi.

 

"Buat aku, Bu, soalnya butuh banget buat ke pasar sama COD."

 

Enak banget Mas Heri kalau motor ini untuknya, mending kalau tahu diri dan bilang terima kasih.

 

"Ya sudah aku masuk dulu ya, ada tamu," ujarku sambil menyimpan kunci motor ke saku.

 

"Oh iya deh sana." Mereka pun bubar meninggalkan rumahku.

 

Saat masuk ke dalam wajah ibu terlihat masih merah, sedangkan Mas Heri terlihat sedang kesal, aneh sekali dia harusnya bangga punya istri yang mandiri, tanpa merengek meminta belas kasihan darinya bukan merasa iri.

 

"Rista, Ardan kalian apa kabar?" tanyaku basa-basi sambil menyodorkan tangan.

 

"Aku baik kok, Mbak." Ia meraih tanganku, perhiasannya berkilauan dari mulai cincin hingga gelang, dapat dipastikan jika itu berlian.

 

"Bagus 'kan perhiasan Rista, kamu mah mana punya perhiasan mahal begini," celetuk ibu menghinaku lagi.

 

Aku menghela napas, sebenarnya mampu beli perhiasan itu memakai uang tabungan, tapi dipikir lagi untuk apa, lebih baik uangnya ditabung dan disedekahkan pada orang yang membutuhkan.

 

Rista menyeringai senang mendengar pujian ibu.

 

"Perhiasannya 50jutaan, Bu, murah kok," jawab Rista, merendah supaya terlihat wah tepatnya.

 

"Wih mahal banget, ini baru perhiasan asli bukan kaleng-kaleng, emangnya Amira perhiasannya emas pasar yang harganya 700rebu hihi." Ibu terkikik.

 

Dari pada ibu ga kebeli sama sekali, ingin sekali aku katakan itu tapi takut dosa, lebih baik diam saja Allah tida tidur kok, suatu saat orang yang menghina akan terhina sendiri.

 

"Oh ya, Rista kejutan buat Ibu mana? tadi Ardan chat katanya kalian kemari mau ngasih kejutan," ujar ibu.

 

"Oh iya ada kok kejutannya." Rista mengeluarkan satu buah kotak kecil yang dihias dengan pita merah, ia memberikannya pada ibu sambil tersenyum.

 

"Waahh apa ini? jangan-jangan kalung berlian lagi, duh kamu emang baik." Ibu memandang kotak itu sambil mesem-mesem.

 

"Itu hadiah yang paling berharga, Bu, harganya lebih mahal dari pada berlian," sahut Ardan membuat ibu semakin ceria.

 

"Waah, benarkah?" Ibu terlihat takjub

 

Ia menyambar ponsel yang ada di meja, jemarinya bergulir entah mau buat apa.

 

"Ibu akan live streaming di efbe, biar semua temen-temen tahu kalau Ibu dikasih hadiah yang mahal dan mewah sama Rista."

 

Wanita itu segera menyalakan kamera depan, tersenyum ceria lalu mulai menyapa teman sosmednya, lebay sekali ibuku saja yang lebih muda darinya tak seperti itu.

 

"Haaii, hari ini aku seneeeng sekali karena mantuku yang tersayang Rista memberi hadiah, ini diaaa." Ibu memperlihatkan kado dari Rista ke kamera.

 

Aku segera mengecek ponsel melihat acara live streaming ibu, ternyata banyak sekali temannya yang berkomentar dan memberikan emoticon love.

 

"Coba kalian tebak kira-kira kotak ini isinya apa ya?" tanya ibu ke kamera.

 

Kulihat banyak sekali temannya yang berkomentar ikutan menebak isi dari kotak itu, terlihat menggelikan sekali ibu-ibu berusia hampir tua main sosmed, sikap alay-nya melebihi anak ABG masa kini.

 

"Kalung emas? kayanya ga mungkin deh mantuku Rista ngasih kalung murah emangnya Amira, ayo dong tebak lagi, jawaban yang betul aku kasih pulsa sepuluh ribu," ujar ibu masih tersenyum ke kamera.

 

Banyak sekali komentar teman-teman ibu yang ikutan nebak isi kotak itu, mending kalau isinya berlian, kalau bukan? ibu pasti malu lagi, hihi.

 

"Kalau tebakan aku sih ini kalung atau cincin berlian, secara mantuku Rista 'kan kaya, dia juga punya banyak koleksi berlian, ga kaya mantuku yang satu lagi beli baju aja setahun sekali." Ibu cekikikan.

 

"Ok kita buka ya gays kotaknya." Ibu mulai membuka kotak itu perlahan, ponsel diangkat tinggi-tinggi supaya mengarah ke isi kotak.

 

"Eng ing eng ...." Ibu masih tersenyum beberapa detik kemudian senyuman itu mulai memudar, aku yang penasaran segera menaruh ponsel dan melihat isi kotak.

 

"Hahhh, tespek," ujarku sambil membulatkan mata.

 

"Ternyata isinya tespek gays bukan berlian," seruku dengan suara sedikit keras.

 

Ibu langsung menaruh ponsel di meja dengan wajah geram, wajahnya terlihat memerah menahan malu, lalu ia menatap Rista dan juga putra bungsunya, mereka mau diapain ya?

 

 

Bersambung.

 

Kasih like, komen dan follow akunku ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Lucky Dorkas
susah ya punya mertua kampungan, iri, tukang marah dan suka makiĀ² mancing pertengkaran komplit ngga punya etiket
goodnovel comment avatar
Mimi Pakpahan
mertua pilih kasi
goodnovel comment avatar
Rohyatun
wkwkwkw jadi orang terlalu pede ya gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status