Share

Buku harian Rafika

Sampai di kamar, aku duduk bersandar di kepala tempat tidur. Kubuka perlahan, lembaran buku harian ibuku dengan jantung yang berdebar-debar.

Lembaran pertama dia menulis kata. RINDU INI SUNGGUH MENYIKSA.

Dadaku sesak membacanya. Aku sekarang sudah menjadi seorang Ibu. Aku bisa merasakan, betapa sakit hati seorang Ibu saat harus dipisahkan dengan anak kandungnya.

Lembaran kedua, kubuka dengan lebih hati-hati. Buku ini sudah lumayan lama ditinggalkan pemiliknya. Bahkan ada beberapa lembarannya yang lengket. Kalau tak hati-hati membuka lembaran nya, pasti akan sobek.

Menurut cerita Bapak dan Kak Mala. Ibu hanya tinggal satu tahun lebih di sini. Lalu pergi entah kemana. Mungkin dia terburu-buru hingga buku ini tertinggal.

Isi lembaran kedua, dan seterusnya menggambarkan betapa rindunya dia padaku. Mataku terus berkaca-kaca membaca setiap tulisan tangan ibu yang ditulis dengan rapi.

Lembaran berikutnya lebih menyesakkan dadaku. SELAMAT ULANG TAHUN SAYANG. MAAF BUNDA NGGAK BISA MENEMANI
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status