Share

Bab 88

Lagi-lagi, ni tetangga mulutnya perlu dikasih pelajaran. Cukup kesal setiap mendengar ucapan yang terlontar dari mulutnya yang seperti bisa ular.

"Terus kenapa kalau kami enggak punya kendaraan?" tanyaku dengan santai, tapi berusaha menutup kekesalanku.

"Sok cantik!" ketus wanita yang tubuhnya sama gempalnya dengan diriku dulu.

"Aneh, dijawab malah ngatain orang, eh, tapi aku memang cantik loh, Mbak!" balasku tak kalah ketusnya. "Mbak, diet! Biar tambah cantik kayak aku!" ujarku dengan menyeringai puas, karena melihat tetanggaku itu sudah pias.

"Sssst!" Hilman menarik tanganku untuk melingkar di pinggangnya. Sebanrnya, aku sudah lama ingin membantah setiap ucapan wanita yang jadi biang gosip itu. Akan tetapi, selalu saja ada yang membelanya, bukan membela kekurang ajarannya, tapi lebih ke menjaga kewarasan sendiri. Ujar para tetangga yang tidak luput menjadi bahan gosipnya.

Entahlah, kali ini aku sudah sangat kesal. Sehingga menjawab apa yang dia lontarkan, bukan tidak ingin menghorma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status