Share

Bab 121

Soni melampiaskan amarahnya pada tembok hingga buku-buku tangannya memerah.

Aku yang tidak pernah melihat Soni marah, hanya bisa diam menyaksikan sesuatu yang membuat dadaku berdegup kencang.

Rasanya campur aduk. Antara takut dengan kemarahan Soni, juga khawatir jika dia akan nekad pergi ke rumah Mas Sandi untuk membalaskan perbuatan kakaknya itu.

"Son."

Pria yang saat ini berdiri dengan tubuh condong ke arah tembok, tidak meresponku. Tangannya masih terkepal kuat menempel pada dinding yang tadi dipukulinya.

"Soni," panggilku lagi dengan tubuh yang gemetar.

Aku takut dengan marahnya dia yang terlihat menyeramkan.

Dia menoleh, tapi masih di tempat yang sama. Hingga beberapa detik kemudian, dia menghampiriku dan berlutut di depanku.

"Aku mohon, percaya padaku, Mbak. Aku tidak melakukan itu, aku tidak mengkhianati kamu, Mbak. Di sini, kata-katamu selalu terngiang." Soni menunjuk kepalanya.

Aku bergeming. Merasa tidak pernah mengatakan apa pun pada dia. Aku juga tidak pernah memi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
pingin bejek" nabila
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status