Share

Bab 38.B

"Aku pergi dulu ya, Bun." Tanganku terus terukur hendak salaman.

"Tunggu Zara."

Aku terpaksa menghentikan langkah.

"Jangan lama-lama, kalian harus cepet nikah, dan jangan terlalu sering ketemu takutnya terbujuk rayuan setan," ujar bunda memberi nasehat.

"Iya, tenang aja," balasku singkat.

Sebelum ke kantor terlebih dulu aku mampir menjemput Farah, sahabatku itu keheranan melihatku lagi-lagi diantar lelaki pujaannya.

Saat di mobil ia memang tak banyak bertanya, tapi setelah di kantor.

"Lu kok berangkat bareng Arvin terus sih, Ra?" Akhirnya pertanyaan itu dilontarkan juga

Aku diam sebentar menyiapkan kata agar tak melukai hatinya.

"Iya, Rah, dia anter jemput gua tiap hari."

Seketika ia berhenti melangkah, begitu pula denganku.

"Ngapain?" tanya Farah sambil melirikku.

"Kita ke kantin dulu yuk ada yang mau obrolin, masih ada waktu sepuluh menit." Aku melihat arloji.

Farah mengangguk tanpa bicara, kami berjalan beriringan dalam diam.

"Mau ngomong apa?" tanya Farah lagi usai kami duduk di s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status