Lan Wangji Age

Prologue La nuit tombait sur la vieille demeure des Smith, drapant ses murs austères d’une ombre épaisse. Le vent murmurait entre les branches des arbres centenaires, comme s’il portait les échos d’un passé que tous avaient préféré oublier. Il y a bien des années, alors que la fortune des Smith était encore fragile, un pacte avait été scellé dans le plus grand secret. Deux patriarches, liés par une dette de sang et d’honneur, avaient échangé une promesse : un jour, leurs lignées s’uniraient par le mariage. Mais avec le temps, la prospérité des Smith avait grandi, tandis que celle des Anthony s’était effritée. Et lorsque Levy Anthony, le dernier héritier d’un nom autrefois puissant, avait hérité de ruines, les Smith avaient feint d’ignorer l’existence de cet accord. Pourtant, les mots tracés sur ce vieux parchemin n’avaient jamais perdu leur pouvoir. Dans l’ombre, une jeune femme aux yeux froids observait. Sandra, la méprisée, l’invisible. Celle qu’on avait reléguée aux marges de la famille, comme si son sang était moins noble. Elle savait ce qu’ils ignoraient : un pacte ne meurt jamais. Il sommeille, attendant son heure. Et cette heure venait de sonner. Lorsque les Anthony franchirent le seuil de la maison Smith, ce ne fut pas en suppliants, mais en créanciers. Leur présence réveilla une vérité que les Smith avaient enfouie : on ne rompt pas impunément une promesse faite aux morts. Et alors que les voix s’élevaient, que les accusations fusaient, Sandra se tenait immobile, un sourire glacé aux lèvres. Car elle, l’oubliée, allait devenir leur seul salut.

Andai kamu tahu, aku adalah orang paling bodoh setelah bertemu dengan kamu. Entah sudah berapa ratus kali aku bertemu seseorang, namun nyatanya kamu adalah orang yang tetap aku inginkan. Saat pertama kali aku bertemu denganmu, dan saat itu aku berharap bahwa diriku bisa bersanding denganmu dan mengenalmu dengan lebih baik, dalam hatiku aku berdoa semoga kelak aku yang akan memenangkan dirimu dan mendampingimu hidup diantara orang-orang yang berdiri di sampingmu sekarang. Maafkan aku juga yang telah lancang meminjam namamu atas doaku. Sebuah nama yang menjadi pengulangan atas do’a dan sujudku, entah seberapa hebat dirimu sampai bisa memenangkan hatiku dari sekian banyak manusia dimuka bumi ini, daya tarik apa yang kamu punya sehingga namamu saja kuperjuangkan di hadapan tuhanku yang menjadi candu. Untuk nama yang selalu menjadi pengulangan atas do’a dan ibadahku. Aku berharap ada balasan atas perihal tentang hatiku dan perasaanku kepadamu. Aku sudah tidak mengerti lagi bagaimana caraku merayu semesta agar aku bisa bersamamu, entah sekuat apa pintu hatimu, sampai kamu tidak bisa mendengar sedikit pun ketukan dariku, apakah kamu tuli sampai kamu tidak mendengar jeritan yang selalu menyebut namamu. Entah sampai kapan aku akan menjadi orang yang gigih untuk tetap memperjuangkanmu, sedangkan hujan yang berpetir pun sudah meremehkanku, lihatlah dengan sombongnya iya pamer bahwa langit yang beberapa saat hujan badai kini menampilkan pelangi yang indah untuk, dipamerkan kepada siapa pun yang melihatnya, seolah berkata ia telah berdamai dari waktu kelamnya. Lantas bagaimana dengan diriku yang sampai saat ini masih terombang-ambing badai kehidupan namun tidak kunjung mereda, Sedangkan badai itu sendiri semakin hari semakin kuat untuk membuatku terjatuh. Jikalau aku bisa meminta aku ingin berhenti dan istirahat sejenak, tidak mungkin kalau aku akan baik-baik saja saat ini. Entah berapa ribu luka lagi yang harus aku tutupi, dan seberapa kuat lagi aku bisa bangun setelah ribuan kali jatuh.

Ang magtitimbang kung sino ang mas higit na mahalaga, ang kaibigan ba o ang kasintahan? Ang sakit kaya na nagmula sa nakaraan ay matatanggal ng kasalukuyan?

Pembalasan dendam seorang Rini terhadap para saudara tirinya yang kejam, jahat, dan serakah. Cara apik nan elegan ditunjukkan oleh seorang Rini Wibawa

Aden, seorang pengusaha kaya yang juga melingkup dunia bawah. Setelah orang yang berharga baginya mati di depan matanya sendiri, nyawanya pun juga melayang karena orang itu. Tekadnya untuk membalas dendam, menarik jiwanya yang seharusnya berada di alam lain untuk masuk kembali ke dalam tubuhnya. Tapi bukan di dunia yang dia kenal, melainkan dunia yang menganggap bahwa mereka yang kuatlah yang dapat menduduki puncak. Kenapa Aden bisa sampai kesini? Lalu bisakah dia kembali ke dunianya sendiri?

Kwento ni Calcifer at kung bakit gusto niyang mamatay.Si Calcifer ay isang kalahating demonyo at kalahating mortal. Buong buhay niya ay naghahasik na siya ng kasamaan at ang tanging nais niya lamang ngayon ay ang mamatay na dahil nagsasawa na ito sa kaniyang buhay. Ngunit malakas ang dugo ng kaniyang ama kaya siya ay naging isang immortal at ang tanging makakapatay lamang sa kanya ay ang kanyang tiyuhin at lolo, na si Hesus at ang Diyos Ama. Dahil sa kasamaan nito siya ay nakatanggap ng isang matinding parusa na nagpahirap sa kanyang buhay bilang isang demonyong walang sinasamba at ito ay ang magmahal sa isang babaeng handang makipagkita sakanya kung siya ay makikipag bible study sakanya.

Selama aku di rantau, Ibu selalu bilang kalau anak dan istriku baik-baik saja. Hingga suatu hari, aku sengaja mendadak pulang, barulah aku tahu, jika selama ini, Ibu hanya membohongiku. Anak dan istriku diperlakukan sem3na-m3na oleh keluargaku.

Serafina Vale didn’t want love anymore, she wanted war and a husband to help her start it. Her ex-fiancé slept with her stepsister and proposed to her on camera, in front of everyone. So yeah—she needed to hit back, fast and publicly. With help from her best friend, Rhea, she was supposed to meet a broke model at a diner. Sweet guy, easy to handle. Just enough to stir drama and ruin the happy couple’s fairytale. But she sat at the wrong table and accidentally proposed to the wrong man. Dorian Everhart was the opposite of harmless. He was cold, unreadable and terrifyingly rich. He absolutely had no business saying yes. But…he did. He married her the same day with no questions asked or rules attached either. She thought she was the one using him. But he didn’t seem to bulge, and now, she’s starting to wonder, who really set this up? Why does her stepsister flinch every time Dorian’s name comes up? and why does he know so much about her family? What the hell does he want from her? And worse….why does a part of her want him to take it?

“Aku hanya akan tidur dengan orang yang bisa membayarku dengan harga tinggi. ” Zoe menaruh tawaran gila. Nominal fantastis dengan hadiah berupa satu malam bersama dirinya. Tawaran yang terlihat tidak mungkin itu, menjadi kenyataan. Viewer setianya memberikan donasi. Sejak malam itu, hidup Zoe tak pernah sama lagi. Ia harus menghadapi kenyataan pahit: rahasianya terbongkar oleh orang yang paling tidak boleh tahu–Xavier, dosen di kampusnya. Kini Zoe terjebak di persimpangan: antara ketakutan karena rahasianya di genggam Xavier, atau menyerah pada hasrat terlarang yang mulai membakar setiap kali mereka bersama

Semua orang takut padanya, dan menganggap dia pria paling berbahaya. Bahkan, apa pun yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang tidak bisa dibantah. Sehingga orang-orang menjulukinya: Tuan Hagen Tanpa Hati. Karena memang dia tidak punya sama sekali. Malangnya, akibat hutang sang Ayah, Camellia Duncan harus menerima konsekuensi dengan memilih salah satu dari tiga pilihan yang diberi oleh pria paling ditakuti. Namun, bukan Camellia namanya, jika menyerah dengan mudah. Apapun akan gadis itu lakukan, demi membuat Blake Hagen menyadari; bahwa tidak semua orang memujanya seperti Dewa. .......................................... "Aku memberimu waktu untuk tiga pilihan." - Blake Hagen. "Tapi aku tidak akan pernah memilih apapun." - Camellia Duncan. Cover: Pinterest