Ultah Jennie Blackpink

Kelanjutan dari cerita 'Pengantin Tuan Haidar' "Setelah kontrak kita selesai, kisah kita juga selesai." "Kamu sudah aku kontrak seumur hidup di hadapan Tuhan, jangan coba-coba pergi dariku!" Gara dan Jennie terjebak cinta dalam pernikahan kontrak. Namun karena selembar kontrak perjanjian pernikahan membuat keduanya sulit untuk bersatu. Bagaimana caranya pasangan pengantin itu bisa hidup bersama lagi jika ibu tiri Jennie berusaha keras memisahkan mereka. Apakah Gara bisa membuktikan kejahatan ibu mertuanya yang menjadi dalang pembunuhan ayah kandung istrinya? ( Pengantin Tuan Haidar s3 )

Austin is a twenty years old high school student raised by a single mother, his mother was a young and talented businesswoman and he's the heir to all her properties. His parents divorced when he was an infant and since then he hasn't got the chance to meet his father. Even if he came across his father he won't recognise him, not even by his name because his mother changed his last name to her parent's immediately they divorced. He hopes to see his father someday, he has a lot of questions to ask, he wants to know why he abandoned them even though his mother said she was the one feeding him when he had nothing. They finally met and he asked him all the questions that have been bothering his mind, but his father's explanation made him hate himself for hating him without hearing his side of the story and he also despised his mother for lying to him. Jennie is an industrious young lady from a poor family. She has to do four to five jobs a day to support her family. Her father being a man who believes in early marriage forced Jennie to find a husband at the of eighteen, she remembered the kind of life she wants for her younger one's and what her senior sister was going through in her husband house. She disobeyed her parent for the first time and it resulted in Jennie leaving the house.

Louis Mino Dendanious, penerus Next In Company yang berada dibawah managemen langsung keluarga Dendanious. Terus digencar oleh sang Ibu untuk segera menikah diusianya yang menginjak kepa tiga. Suatu hari dia terlibat kecelakaan, untuk mencari tahu siapa dalang dibaliknya, Mino membuat keputusan ekstrem; mencari seorang istri, dan memancing orang tersebut keluar. Irene Lissabeth Levebvè, seorang dokter di rumah sakit, berusia seperempat abad, dan seorang independent woman. Tidak pernah terbesit dalam pikirannya bahwa dia akan menjalin hubungan, apalagi menikah. Sampai suatu hari, dia mendapati seseorang datang ke Apartemen dengan membawa undangan kencan buta. Siapa yang menyangka bahwa itu adalah ulah sahabatnya, Jennie Lexander. "Irene, aku lupa. Kemarin, aku submit your information to become his wife on email." "What, Jennie, are you kidding me?" Bagaimana kisah Irene dan Mino selanjutnya? Dan sanggupkan Mino mencari tahu siapa dalang dibalik kecelakaannya? "We never realize how frozen we are untill someone start melt our ice."ㅡJennie.

Heartbroken and Jilted by her ex-boyfriend, Jennie decided to focus on work and her family. But when her best friend Introduces an app to her. She met an anonymous date and they agreed to have a one night stand. No strings, no love, nothing attached. Her prospective date even showed up with a mask on. And since then, she never got to see him again. But what happens when the new CEO of the company she works in, turns out to be her one night stand? What happen when he recognizes her immediately and she didn't?

Apa yang biasanya kalian lakukan saat memiliki takdir kehilangan? Jika takdir meminta dirimu untuk memilih di antara dua pilihan, melindungi atau dilindungi. Apa yang akan kamu tentukan? Maheswari Maleandra, panggil saja Ari. Sejak hari dimana dirinya pernah sekali membuka hati untuk seseorang bernama Senopati Arya Bagaskara, itu bagai sebuah kutukan yang seharusnya tidak pernah dilakukan. Dengan cepat semua yang ada dalam dirinya berubah. Hingga semua orang berkata, “Mungkinkah ada laki-laki yang mau menyukai gadis seperti dia?” Hari di mana dirinya bertemu dengan gadis bernama Jennie Rivera, adalah hari dimana seluruh tatapan matanya, isi hatinya, mendadak berubah dan ingin menjaga sosok itu. Tanpa sadar, seorang primadona yang dikagumi banyak mata, diam-diam memperhatikan dirinya. Dialah, Biruni Abimahya. Kehilangan! Bukan sekadar sesuatu yang harus terus-menerus terpekur pada kenyataan sedih, pahit dan sulitnya melupakan. Hingga ada detik dimana Jennie pernah berharap agar Ari bisa menjadi laki-laki, karena alasan gadis itu kerap kali menjaganya, pelukan hangat dan dalam. Sungguh, benar-benar pelindung yang Jennie harap ada pada pasangannya di masa depan. Hingga jam pasir dan waktu berputar kembali, mempercepat cara kerjanya. Dan seorang anak datang ke hadapan Ari, mengaku sebagai putranya. Hal-hal gila mulai membuat hidupnya berantakan, pikiran berkecamuk dan enggan mengakui. “Tidak mungkin, tidak mungkin aku bisa menjadi seorang ayah di masa depan!” keluh Ari. Suatu malam, dirinya bertemu dengan seorang nenek tua yang mengatakan, jika dirinya tidak berhasil mengubah masa lalu, sudut pandang temannya, meluluhkan hati yang diam-diam memperhatikan dirinya. Maka, dimasa depan reinkarnasi selanjutnya, dirinya akan berubah menjadi seorang laki-laki. Dengan takdir menjaga satu wanita, yang saat ini coba dia lindungi. Di akhir cerita, setelah di masa lalu berhasil menggoyahkan keinginan takdir, Ari kembali hidup dengan damai, melihat ke arah depan. Takdir telah memberinya sebuah hadiah. Seorang lelaki bernama, Biru! Yang pada akhirnya akan membuatnya mengerti jika Kehilangan tidak akan sesakit cabutnya nyawa.

Suamiku yang sudah meninggal selama tujuh tahun tiba-tiba muncul kembali. Dia bukan hanya membawa seorang wanita pulang, tetapi juga ingin aku dengan sukarela menyerahkan posisiku sebagai istri. "Jennie hampir kehilangan kedua matanya untuk menyelamatkanku. Aku sudah berjanji akan menikahinya. Kalau kamu mau menandatangani surat cerai dengan patuh, aku bisa membiarkanmu tetap tinggal di rumah ini." Aku terdiam sejenak, lalu menyahut dengan dingin, "Sebenarnya aku sudah menikah dengan orang lain." Suamiku memutar matanya dengan sinis. "Keras kepala sekali, siapa yang nggak tahu kalau kamu ini mencintaiku sepenuh hati."

I am having a heart attack when Scott Lakin locks me inside the car. It's because my pain is frightening his childhood sweetheart. In response to my desperate pleas for help, he merely utters coldly, "I'll let you out when you apologize." I go into shock and have to be rushed to the hospital. I call Scott a dozen times, but he just blocks me. Finally, after I get discharged, I see him carefully feeding his childhood sweetheart chicken soup. "Have some food, darling. What if the baby in your belly is hungry?" After that, I return to my hometown without saying a word and stay there for half a month. After blocking me everywhere except the music streaming platform, Scott suddenly starts frantically searching for me. "Jennie, why didn't you add me back on Facebook this time?"

Saat aku pergi ke rumah sakit untuk memeriksa apakah percobaan bayi tabung keempatku berhasil, aku melihat Erwin Sentosa yang katanya sedang dinas luar kota, dengan hati-hati menopang seorang gadis muda dan cantik keluar dari departemen kebidanan. Perut gadis itu membesar, tampak sudah hampir melahirkan. Erwin hanya terlihat panik sesaat, lalu segera melindungi gadis itu di belakang tubuhnya. “Jennie, Keluarga Sentosa butuh seorang anak untuk meneruskan garis keturunan. Setelah anak ini lahir, kita akan kembali seperti dulu.” Nada suaranya yang tegas terdengar jelas di telingaku. Aku tersenyum dan mengangguk menyetujuinya. Di tengah tatapan terkejutnya, aku diam-diam menyembunyikan hasil pemeriksaanku. Di hari gadis itu melahirkan, aku meninggalkan surat perceraian… dan pergi dari hidupnya untuk selamanya.

My car was passing by the entrance of the office when I saw both my sisters 'wrestling' vigorously with a bum. I wasn't surprised, however, even recording a video of it and sending it to the biggest news outlet of the country, saying, "I want it seen across the world before 7pm." After all, in my last life, those two sisters were so keen to please Harold Langford that they allowed him to steal my birthright all he wanted. I bore with it because they were family, and ended up resting in pieces. But now that I had a second chance, I would return the favor. At the company gala, Harold once again took my seat as he snorted at me haughtily. "Hmph! If Ellie and Jennie didn't insist on showing you how the world works, a poor college student like you wouldn't even make it through the front door!" "Know your place and don't cause me trouble, or they will have you beaten to a pulp!" Seeing that he was still running his mouth, I kicked him three feet away as I chuckled. "Who do you think you are? How dare you strut when you're just a gigolo who only knows how to please hags!"