Dipercaya bahwa setiap manusia masing-masing memiliki jin pelindungnya sendiri. Masing-masing kebudayaan di dunia mengenalnya dengan nama yang berbeda-beda. Dalam budaya Yunani disebut Daimon, dalam budaya Islam disebut Jin Qarin, dan masih banyak lagi. Rashva adalah seorang pemuda lemah yang selalu menjadi bahan bully dan ejekan di kantor. Suatu hari Jin Qorin nya menampakkan diri dan menolongnya saat ia dianiaya. Mereka bersatu dalam sebuah wujud aneh yang mengagumkan. Inilah awal petualangan Rashva menjadi satria terhebat. Menyelamatkan dunia paralel dari kehancuran, dan mengejawantahkan takdir hidupnya sebagai satria terkuat!
Lihat lebih banyak“Di Mirrorverse ada 7 benua. Yang pertama Benua Utara yang aslinya bernama Norlandia. Ibukotanya bernama Filofen. Rajanya bernama Aravand dari Bangsa Dwarf. Daerahnya kebanyakan tandus dan berbentuk pegunungan namun penuh dengan pertambangan karena tanahnya kaya akan mineral dan bebatuan berharga. Kaum Dwarf kebanyakan tinggal di benua ini karena kaum itu memang sangat berbakat dalam pertambangan dan mengolah logam.”“Wah, menarik.”“Benua Kedua, adalah Benua Timur. Aslinya bernama Dwyrain. Benua ini berupa hutan lebat namun cuacanya sangat dingin. Bahkan kebanyakan daerahnya bersalju. Seperti Kanada di Bumi Manusia. Penuh dengan monster dan Mystical Beast kelas tinggi. Bangsa yang tinggal di sini adalah Kaum Gnomes. Konon kaum ini tinggal di dalam goa-goa yang di dalamnya berisikan teknologi tinggi. Mereka dapat membuat mesin tempur yang dipadukan dengan sihir. Rajanya bernama Mochan, dari bangsa Gnomes.Ava melanjutkan lagi, “Benua Tenggara, aslinya bernama Keyland. Rajanya sudah ki
Clanggg!Tombak itu terpental.Pedang Wolfzahne telah kembali ke tangan pemiliknya.Dalam perubahan yang sepersekian detik itu, Rashva telah berpikir cepat dan mampu melayangkan pedangnya untuk menyambar tombak Rikka dan menyelamatkan Ava.“Guys! Pelan-pelan, dong!” kata Rashva.“Nona Ava, maafkan saya. Sungguh gerakan ini tidak….,”“Huh!” Ava membanting kaki. Ia lalu pergi meninggalkan aula latihan dengan wajah sebal.Rikka hendak mengejarnya tetapi segera dicegah Rashva yang memegang pundaknya,“Biarkan saja dulu. Nanti saat makan siang baru Rikka pergi menjemputnya.”Gadis kecil itu mengangguk, “Tadi Rikka benar-benar tidak sengaja…,”“Ya, aku tahu. Karena itu tadi aku sudah peringatkan untuk pelan-pelan saja. Takutnya ada gerakan-gerakan yang belum kalian kuasai namun sudah menjadi naluri, sehingga keluar secara otomatis.”“Baik. Maafkan Rikka, Tuan.”“Tidak ada yang perlu dimaafkan. Namanya saja latihan,” tawa Rashva. “Sekarang aku jadi memikirkan satu hal.”“Apa itu, Tuan?”“Rik
“Aku sudah tahu letak Kuil itu dan sekarang pun aku bisa pergi ke sana,” kata Bhiksu bertubuh besar itu.“Baik. Semoga semua lancar dan Buddha melindungi anda, Bhiksu Ben.”Saat itu juga Bhiksu Ben bermeditasi. Kirin, sang Daimon dari Bhiksu Ben lalu menjaga di sampingnya. Pada saat roh keluar dari tubuh, itulah saat yang paling rentan bagi pemilik tubuh karena ia tidak bisa melakukan apa-apa jika tubuhnya diserang.Ben pergi cukup lama. Sampai-sampai Rashva khawatir terjadi sesuatu padanya.“Apakah Bhiksu Ben baik-baik saja?” tanya Rashva kepada Kirin.Makhluk Qilin itu mengangguk saja.“Syukurlah. Kita tunggu saja, teman-teman.”Hampir tengah malam baru roh Bhiksu Ben kembali. Tubuhnya yang tadi bermeditasi dengan tenang tahu-tahu bergetar sedikit dan Bhiksu itu lalu membuka matanya,“Maaf menunggu lama, teman-teman. Saya harus memastikan benar-benar sudah menghafal seluruh detail dan lika-liku di dalam Kuil itu.”“Jadi bagaimana Bhiksu Ben?” tanya Ava.Ben lalu menggambar pada kert
“Ava coba kau jelaskan rencanamu,” kata Rashva.“Pertama-tama, aku harus menggambarkan dulu denah dan letak kuil itu,” Ava lalu menggambarkan denah itu di atas meja pertemuan mereka. Dari gambar itu, kuil sang Pandita memang terlihat sebagai benteng yang kuat.Terletak di atas gunung, di kelilingi lembah, serta hamparan tanah kosong yang luas. Ada sungai yang mengitarinya. Benar-benar sebuah tempat yang sulit diserang dan juga disusupi.“Ini kayak game Warhammer,” tawa Rashva.“Upacara Pentahbisan akan dilaksanakan di luar kuil. Di tanah lapang yang luas itu. Ratusan orang akan terpilih dari ribuan yang datang. Entah apa dasar pilihannya. Mungkin hanya random saja. Ketika terpilih, baru mereka dapat masuk ke kuil itu,” kata Ava.Lanjut gadis itu, “Rencana kita adalah menyusupkan Rikka ke sana, berharap agar ia terpilih dalam pentahbisan sehingga diangkat menjadi murid, dan bisa masuk dan tinggal di dalam kuil.”“Harap diingat, aku masih tidak setuju dengan rencana ini,” kata Rashva.“
Keesokan harinya mereka sudah mulai berlatih dengan giat. Masing-masing sangat menikmati ilmu yang Rashva percayakan kepada mereka. Yang membuat sulit adalah kesemua ilmu itu ditulis dalam huruf Tiongkok kuno dan harus Fenrir yang membacakannya kepada Rashva barulah Rashva mengajarkan kepada mereka.Hal ini memberikan keuntungan tersendiri kepada Rashva, yaitu ia secara tidak sengaja juga akhirnya mempelajari inti sari ilmu kawan-kawannya. Tapi di sisi lain, pelajarannya sendiri juga agak tertinggal karena ia harus membantu mengajari teman-temannya itu.Dalam 1 bulan, sudah terlihat kemajuan ilmu mereka. Ava yang kemajuannya paling pesat karena ia adalah seorang gadis yang cerdas, dan ilmu yang ia pelajari sangat cocok dengannya, apalagi di masa lalunya ia pernah mempelajari ilmu tarung asli Persia. Ilmu Cambuk Ular Putih adalah sebuah ilmu yang juga tercantum di dalam Kitab 9 Yin. Sehingga ketika Rashva mengajarinya, menjadi jauh lebih gampang karena ilmu 9 Yin juga adalah ilmu yang
Rashva telaah kembali bertemu teman-temannya. Ia menceritakan tentang kejadian yang baru saja dialaminya. Tentu saja ia tidak menceritakan bagian di mana ia memiliki hubungan dengan Kaisar Zeon.“Karma. Karma baik, selalu lahir dari perbuatan yang baik. Amitabha….Amitabha, ” kata Bhiksu Ben. Ia berulang kali mengucapkan puja puji dan doa. “Jika bukan karena keikhlasan Rashva memberikan tanduk itu secara cuma-cuma untuk menolong orang yang sakit, tentu ia tak akan mendapatkan berkah dan anugrah seperti ini.”Orang berbuat baik, hasilnya mungkin tidak selamanya baik. Tetapi orang berbuat jahat, hasilnya pasti akan selamanya buruk.“Mari perkenalkan teman kita yang baru, Icara.”Setelah berkata begitu, Icara yang tadinya bersemayam di hati Rashva pun keluar.“Wah, cantik dan anggun sekali. Terlihat bagaikan bangsawan!” puji Ava.“Halo, Icara, aku Rikka. Senang berkenalan denganmu.”“Halo Rikka, aku Icara. Senang berkenalan dengan kamu, dan semua orang di sini. Mohon petunjuk selama saya
Mereka semua meninggalkan ruangan.Sang Raja berkata kepada Rashva, “Kyrios Rashva, aku memiliki seorang anak dari istriku yang dahulu. Nama anakku adalah putri Aurellia. Ia sudah 10 tahun ini menghilang dan kami telah berusaha mencarinyanya namun sampai sekarang belum berhasil. Di usiaku yang sudah sebentar ini, dapatkah aku memintamu untuk mencarinya?”Rashva menjawab dengan khidmat, “Saya siap menjalankan titah Yang Mulia.”Raja itu tertawa, “Ini bukan titah. Ini adalah permintaan seorang yang sekarat kepada sahabatnya. Kau adalah sahabatku. Meskipun aku baru mengenalmu, aku telah percaya sepenuhnya kepadamu. Aku melihat bayangan Kaisar Zeon di dalam dirimu.”Rashva tidak berkata apa-apa.“Nanti jika sudah kau temukan dia, mau kah kau menikahinya?”Pertanyaan itu datang begitu tiba-tiba seperrti petir di siang bolong.“Saya,….eh”“Ya. Aku tahu kau belum mengenalnya. Ia seorang yang cantik namun susah diatur. Ia pergi saat aku bertengkar dengannya. Jika kau suka kepadanya, kau menda
Mereka berdua segera pergi meninggalkan tempat itu. Kitsune itu berlari dengan sangat cepat dan Rashva mengikutinya dari belakang sambil membawa kotak berisi Tanduk itu. Cukup lama mereka berlari dan kini sampai di sebuah hutan. Masuk ke dalam hutan yang berliku, masih ada lagi sebuah jalan kecil yang tersembunyi. Di ujung jalan kecil itu ada rerimbunan semak-semak.Ternyata di balik semak-semak itu ada sebuah pintu kecil.“Mari silahkan,” Kitsune itu mempersilahkan Rasvarg masuk. Di balik pintu itu ada sebuah terowongan yang gelap dan sangat panjang. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya sampai juga di ujung terowongan. Ada sebuah pintu lagi.“Harap Tuan menunggu di sini. Saya harus memohon ijin dulu,” kata Kitsune itu.Ia lalu masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Setelah beberapa lama, baru ia kembali lagi.“Silahkan.”Rasvarg memasuki ruangan itu. Sebuah ruangan yang cukup mewah. Ruangannya luas dan besar, tapi sangat sepi. Di ujung sana, terdapat sebuah tempat tidur. Ada ses
Ternyata si nenek tua tadi.“Bolehkah saya berbicara dengan anda sebelum anda pergi,” kata nenek itu kepada Rashva.“Tentu saja, Nek. Ada yang bisa saya bantu?” kata Rashva ramah. Ia menyerahkan kotak berisi Unicorn kepada Bhiksu Ben.“Apakah boleh 4 mata saja?” tanya si nenek.“Tentu, Nek. Apakah di sana bisa?” tanya Rashva sambil menunjuk sebuah taman yang sepi di samping gedung Lurkui.“Ya. Terima kasih,” nenek itu lalu berjalan duluan ke tempat itu. Sesampainya di sana ia langsung mengutarakan maksudnya,“Saya sangat memerlukan tanduk Unicord itu, Tuan. Saya sanggup membayar 2 Trilyun empat ratus juta. Ditambah apapun permintaan Tuan akan saya lakukan.”Apapun?“Kebetulan saya pun memerlukan tanduk ini, Nek. Ada misi untuk menolong orang yang hanya bisa dilakukan dengan bantuan tanduk itu,” kata Rashva dengan sopan.“Saya pun hendak menolong orang dengan tanduk itu,” kata si nenek dengan wajah sendu.Rashva tak tahu apa yang harus ia katakan dan lakukan.“Jika saya menjual diri sa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.