"Ishh!"
Darius meringis saat kapas di tangan Elif bersentuhan dengan lukanya.
"Apakah ini perih?"
"Sedikit."
"Maaf! Gara-gara aku kamu jadi seperti ini."
Elif mengambil kapas yang baru dan memberinya sedikit betadin.
"Tidak masalah asal kau tetap baik-baik saja."
Seketika pandangan mereka bertemu.
"Apa maksudmu, Darius?"
Pertanyaan sederhana yang keluar dari bibir mungil itu seketika membuat Darius salah tingkah. Dalam hati Darius mengutuk dirinya yang terlalu terburu-buru.
"A—aku tidak bisa diam saja melihat sahabatku kesulitan," jawab Darius menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Sementara Elif hanya ber 'oh' riya. Kemudian, melanjutkan aktivitasnya mengobati wajah Darius.
Dalam hati, Elif merasa lega setelah mendengar kalimat terakhir laki-laki itu. Berarti, apa yang Hilya katakan selama ini tidaklah benar. Darius belum mengakhiri masa lajang, bukan karena dirinya, pikir Elif.
'Tentu saja apa yang aku khawatirkan selama ini tidak benar.'
Elif geleng-geleng kepala, dalam hati