Dua minggu berlalu. Aku dan Richard sudah menemukan ritme dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan. Aku bekerja dari rumah dengan nyaman sementara bagian Richard adalah meeting dengan klien. Setiap sore Richard akan mampir untuk mengecek pekerjaan sekaligus ngobrol. Akhir minggu kami akan berkeliaran berdua menjelajahi kota.
Hidup tampaknya berjalan normal. Hari ini pun adalah salah satu dari hari-hari normal tersebut. Seperti kebiasaannya jam empat sore Richard sudah berada di rumahku. Laptop kami berjejer di meja ruang tamu yang agak pendek, jadi kami duduk di lantai. "Menurutmu itu oke?" Aku mengernyit. "Kenapa nggak? Seleranya emang begitu. Tinggal dirubah sedikit kan?" Richard duduk begitu dekat denganku. "Sana dikit, panas ih." Aku mendorongnya menjauh. "Apa?" "Jauh dikit. Gerah." Aku merengut. "Kamu manis kalau lagi ngambek," goda