Peluit berbunyi tanda kereta akan segera berangkat. Aku teringat akan lagu anak-anak jaman dulu tentang kereta api. Naik kereta api, tut tut tut...
"Jangan bengong," ledek Richard. "Nggak kok, cuma melamun," balasku. "Bedanya apa?" "Dari bentuk hurufnya aja udah beda," sahutku asal. Richard tersenyum geli tanpa bermaksud memperpanjang masalah. "Ngomong-ngomong tadi ngobrol apa aja sama Bryan?" tanyaku. "Pekerjaan." "Oh, ada masalah di kantornya?" "Bukan masalah besar, cuma meneruskan proyek yang kupegang dulu." "Hmm...." Richard menatapku, "Ada yang aneh?" "Kamu merasa aneh nggak?" "Tentang apa?" Richard tampak berusaha mencerna pembicaraan dengan baik dan sabar. "Ayahmu begitu mudah membiarkanmu pergi dan m