“Aku nggak bawa motor,” ucapku sesampainya di parkiran. Sudah ada Wina, Tika dan Nia yang terlihat tengah bersiap. “Jadi, nggak bawa helm.”
“Aku ada,” ucap Tika sambil membuka jok motornya, sebuah helm berwarna putih dia keluarkan dari dalam bagasi motor. “Bonceng aku aja,” tawarnya kemudian.
“Kecap nggak lupa?” tanyaku kemudian sambil mengenakan helm yang Tika berikan.
“Udah hahaha.” Wina tertawa sambil menunjuk kresek hitam yang dia cantolkan di sepeda motornya. “Demi apa coba?” Aku dan yang lain kemudian sama-sama tertawa menyadari kebiasaan yang tak biasa dari kami.
Sepeda motor yang aku tumpangi Bersama Tika bergerak meninggalkan area parkir karyawan menuju ke jalan raya. Jam makan siang jalanan terlihat sedikit lebih padat dibanding jam sebelum adan setelahnya. Tika melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, Wina dan Nia berada di depan kami.
Dari kejauhan sudah aku lihat banyak mobil parkir berjajar di depan warung, begitu juga dengan kendaraan roda dua yang terparkir di