Sejak dulu sebenarnya Indah tidak terlalu mahir berciuman. Pengalaman berpacarannya sangat minim. Pertama kali mengenal cinta adalah saat ia melihat Panca untuk pertama kali. Sejak itu benaknya selalu terisi oleh sosok pria tampan dan dingin yang membuatnya penasaran.
Pria tampan dan dingin yang dikenalnya itu ternyata memang tidak pernah menghangat untuknya. Pernikahan yang lebih sering terhalang jarak, membuat kemampuan Indah tentang percintaan menjadi amat minim.
Indah tidak biasa mendengar seorang pria mengatakan cinta padanya berkali-kali. Ia juga tidak pernah diperlakukan lebih lembut dari perlakuan papanya dulu. Ia tidak pernah dirayu atau dibujuk. Ia tidak pernah dipuji dan terbiasa menganggap dirinya pantas menerima perlakuan Panca kepadanya.
Ia tidak tahu bagaimana ciuman dan sentuhan yang seharusnya ditujukan pria yang mencintainya. Selama ini ia hanya menerima dan menunggu. Jarang sekali ada terlintas keberanian untuk memulai lebih dulu.
Sampai akhirnya ia bertemu dengan p