“Apa semuanya baik-baik aja? Maksudku …. Kamu baik-baik aja, Sa?” Harris menepuk-nepuk lengan Arsya dan ikut melongok ke balik dinding kaca sebentar. “Ini benar-benar kecelakaan?” tanya Harris lagi.
Arsya mengangkat bahu. “Aku rasa ini adalah kesengajaan yang akan sulit dibuktikan. Mungkin tujuannya memang untuk membuat sakit parah. Bisa disebut juga percobaan yang berbuah kesempurnaan. Pelakunya mau Ayah celaka dan memperkirakan merusak mobil Eropa perlu truk bermuatan luar biasa berat agar mobil bisa remuk. Tapi ternyata Papa malah tidak luka. Jantungnya yang terkena imbas. Si pelaku pasti merasa mendapat durian runtuh. Licin sekali,” gumam Arsya.
“Intinya tujuan mereka tetap tercapai, kan? Om Ari Subianto yang bisa dibilang jarang banget sakit, malah langsung nggak sadar.”
“Padahal Ayah paling rajin olahraga. Entah gimana cara ngasih tahu Ibu soal Ayah. Aku malah khawatir Ibu yang ikutan sakit.” Arsya meremas pelan tangan Indah di genggamannya.
“Kamu nggak usah khawatir.