“Anak baru! Kamu ngerjain game Tower of Duck?” sentak sang Manajer.
Kali ini, Max bisa melihat nama di kartu karyawan yang menggantung di leher manajernya itu. David Tjandra.
“Tower of Duck?” gumam Max mengingat-ingat. “Ducking Tower maksud Bapak? Ini?”
Max mengangkat dokumen yang tadi ia pilih. Mengkonfirmasi apakah mereka membahas topik yang sama.
David menyabet dokumen itu sambil menggerutu kesal. “Berani-beraninya ngerjain game! Kenapa kau nggak pilih yang lebih sederhana, hm? Kau jangan merusak program yang sudah setengah jalan!”
Max heran. Tidak tahu di mana letak kesalahannya. David menyuruhnya mengambil salah satu pekerjaan di atas meja yang ditunjuk dan Max mengikuti perintah itu.
Tidak ada larangan yang disebutkan David tadi.
“Bapak tadi cuma suruh saya pilih dari meja itu. Saya pilih yang menurut saya bisa dikerjakan.” Max tak suka disalahkan tanpa sebab.
David mendengus kesal. “Jadi, maksudmu bikin game begini mudah?! Kami yang sudah lama bekerja di sini saja menghabiskan