“Sialan! Siapa yang baret mobil sampai begini!” gerutu Max, menggosok wajahnya frustasi.
Ia bisa saja menyuruh Landy untuk mengusut siapa yang sudah menghancurkan mobilnya, tetapi Max tak berniat menambah beban pria tua itu.
Max mengambil beberapa foto bukti kondisi mobilnya, kemudian mencari ruang CCTV. Berharap area itu tertangkap kamera.
“Pak, saya mau cek CCTV di area ini. Apa keliatan. Jam 4 sampai jam 5 tadi.” Max memberi gambaran pada petugas CCTV untuk mengecek rekaman kamera di basement.
“Saya kabari nanti, Kak. Karena saya juga harus laporan dengan pihak gedung.”
Max meninggalkan nomor ponselnya sebelum meninggalkan gedung itu dengan mobilnya yang sudah hancur terbaret-baret.
***
Keesokan paginya, seperti biasa, Max berangkat kerja magang. Ia mengendarai Rolls Royce hancur itu ke kantor.
Karena kali ini Max datang ketika kantor sudah ramai, kondisi mobilnya menyita perhatian banyak orang. Mereka semua menertawakan, walau tidak tahu siapa yang menyetir.
Karena hal itu ju