"Axel bukan saingan, Rai," bisik Gendhis timbul-tenggelam. Ia berusaha memberi pengertian pada Rai yang tengah menindih tubuhnya di ranjang sambil mengecupi lehernya ini. "Kamu tau aku nggak bisa berpaling dari kamu," tandasnya.
"Aku tau," Rai mendongak, "tapi kamu bisa tidur sama siapapun yang membayarmu dulu, Ndhis. Itu yang nggak bisa nenangin isi kepalaku," ujarnya.
"Sejak awal aku udah kasih peringatan kan Rai? Kenapa kamu masih ngotot buat ngejalanin hubungan sama aku kalau ujungnya begini? Aku ini pelacur, riwayat hidupku nggak akan pernah bisa bersih. Kenyataan kayak gini bakalan terus kita bahas kalau kita beneran jadi nikah. Biar tenang isi kepalamu, cukup nikah sama Kiara aja. Dia bersih kan?"
"Dan aku yang gila kalau harus tanpa kamu!" sahut Rai yakin. "Aku nggak suka kamu berinteraksi sedekat itu sama Axel, bisa kuminta kamu buat membatasi diri?"
"Aku lagi ngusahain itu semua kan? Kamu nggak liat gimana aku berjuang buat nggak lagi nerima pelanggan? Aku nurutin semua m