author-banner
Sayap Ikarus
Sayap Ikarus
Author

Novels by Sayap Ikarus

Candu Cinta Bos Mafia

Candu Cinta Bos Mafia

Joanna Diajeng Arumdalu—seksi, cantik, energik, bertubuh proporsional, sempurna. Dia adalah model pakaian dalam pendatang baru yang langsung membuat decak kagum penonton yang merupakan member eksklusif itu. Termasuk, seorang pria tampan dan dingin ... Bennedicth Abyan Wisanggeni. Pria itu dikenal dengan nama lain, Big Ben, yang merupakan seorang mafia—penguasa bisnis dengan koneksi tanpa batas. Ben terkenal kejam, tidak terkalahkan. Dia juga dikenal sebagai pria casanova yang gemar memilih gadis-gadis untuk menghangatkan ranjangnya. Namun, di antara gadis-gadis yang Ben pilih ... hanya Joanna-lah, satu-satunya gadis yang ditawari kontrak seumur hidup oleh pria itu. Apa yang menyebabkan Ben memilih Joanna? Lalu, akankah Joanna bisa lepas dari jerat pria mafia tersebut, atau malah justru terpikat pesona Ben untuk selamanya?
Read
Chapter: 195. Candu Cinta (Ending)
"Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan
Last Updated: 2024-09-23
Chapter: 194. Rencana Kejutan
Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent
Last Updated: 2024-09-23
Chapter: 193. Pilihan Christ
"Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch
Last Updated: 2024-09-22
Chapter: 192. Daya Juang
Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi
Last Updated: 2024-09-21
Chapter: 191. Memenangkan Pikiran
Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan
Last Updated: 2024-09-20
Chapter: 190. Memberinya Pilihan
"Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha
Last Updated: 2024-09-19
Candu Cinta Dokter Muda

Candu Cinta Dokter Muda

Kehilangan segalanya di masa muda hingga harus terjerumus ke dalam lembah prostitusi membuat Gendhis merasa harus merelakan perasaannya pada sosok cinta pertama. Terpisah oleh keadaan di masa SMA, tak lagi bertemu bertahun lamanya, Gendhis dan Rai sang dokter muda dipertemukan oleh takdir dalam situasi yang asing tapi begitu emosional. "Kamu harus pake pengaman, Rai. Aku ini pelacur," bisik Gendhis menahan dada Rai yang sudah mulai melepas dress miliknya, menampilkan bra hitam berendanya. "Aku bukan Rai yang kamu kenal di 10 tahun yang lalu, Ndhis. Aku tau resiko dari keputusan yang kuambil." Rai yang kini menjelma menjadi seorang dokter spesialis muda nan mulia, bertekad untuk tidak lagi melepas Gendhis yang masih dicintainya. Namun, bagi Gendhis, strata sosial yang membentang di antara mereka adalah jurang pemisah tanpa dasar yang tak bisa diabaikan. Gendhis hanya tidak tahu, betapa sekali Rai berjanji, pantang baginya untuk mengingkari. Cinta mereka akan banyak diuji, akan banyak melukai. Namun kepercayaan Gendhis yang dulunya telah pudar, kini perlahan berhasil Rai buat bersemi kembali.
Read
Chapter: 93. Semoga Bahagia
Setelah Rai berucap mengenai perpisahan mereka, Gendhis memilih kembali ke kamarnya. Ia tak mau terlibat banyak pada Rai, takut ia tak kuasa melepaskan apa yang menjadi bebannya selama ini. "Sarapan dulu," sambut Rai saat Gendhis keluar dari dalam kamar keesokan paginya."Kamu masak?" tanya Gendhis takjub. Rai mengangguk, "Nggak bisa tidur dari jam 3 tadi, makanya cari kegiatan.""Badan kamu nggak pa-pa? Kamu abis kena sabet pedang dari Ben ya Rai!" "Udah diobatin Ann, nggak masalah," kata Rai santai. Gendhis manggut-manggut. Ia menarik salah satu kursi makan di seberang Rai, lantas duduk menghadapi meja penuh makanan itu. Hatinya tiba-tiba terenyuh, mungkin saja Rai sengaja memasak untuknya karena hari ini adalah hari di mana perceraian mereka akan didaftarkan."Unagi kabayaki," sebut Rai saat Gendhis mengamati masakannya. "Belut?" tebak Gendhis mengernyitkan dahinya. "Anggeplah begitu," jawab Rai. "Kalau mau yang familiar ada ayam teriyaki," tambahnya."Kapan beli bahan makana
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 92. Sekuat Keinginan Berpisah
Rai menepis lengan Gendhis yang memeluknya, "Nggak usah ikut campur," katanya. "Kamu udah begini, nggak usah gengsi kenapa?" sengal Gendhis kesal. "Ben minta sampe habis nafasku," balas Rai. Perlahan ia menegakkan punggungnya, menantang Ben lagi."Apa sebegitu besar keinginan kamu menceraikanku, Rai?" ucap Gendhis menggigit bibir bawahnya menahan tangis yang siap tumpah lebih banyak. "Sampe kamu ngerasa harus ngalahin Ben juga?" bisiknya tersendat, hancur sudah hatinya. Rai menoleh Gendhis setelah mendengar ucapan pilu istrinya. Ia tertegun beberapa saat, darah di tulang selangkanya tak henti mengalir, melewati liat otot 'abs' di perutnya. Jika boleh jujur, Rai terbentur antara mempertahankan egonya atau menjaga hati Gendhis. Harus ia akui, setelah bercinta semalam dengan Gendhis, hatinya tergerak untuk sedikit mempertimbangkan keputusannya bercerai. Namun, bukankah sumber dari kesakitannya saat ini adalah Gendhis? Istrinya itu yang membuat Ben harus menyelenggarakan pertemuan mend
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 91. Tentang Kehormatan Keluarga
"Nggak perlu," ucap Rai membuat Gendhis yang sudah hampir berdiri mengurungkan niatnya. "Ini masalahku, kehormatanku, biar kubela sampe akhir! Nggak perlu ikut campur," desisnya teguh pendirian. "Tapi kamu bisa luka lebih parah dari ini, Rai," desis Gendhis, ia takut Rai terluka tentu saja. "Aku nggak akan mati di tangan Ben, nggak usah lebai," dumal Rai kesal. Jika boleh jujur, ia kecewa pada Gendhis yang membuatnya harus melalui ini. Seandainya niatan mereka bercerai tidak sampai ke telinga Ben, pertemuam seperti ini tentu saja tidak perlu terjadi. "Ayo!" seru Bastian sudah menghunus pedangnya tepat di depan wajah Rai. "Ahli pedang lebih milih buat motong perutnya ketimbang kehilangan kehormatan," tantangnya memprovokasi.Tak menjawab Bastian, Rai langsung berdiri, ia tangkis hunusan pedang dari pamannya itu dengan katana miliknya. Mereka bertemu lagi di tengah aula, saling lempar pandang serius. "Baru sembuh dari lukamu bukan berarti otakmu juga boleh berlaku pengecut, Christ!"
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: 90. Melawan Keputusan Sendiri
"Ada apaan ini Kak?" tanya Gendhis panik, ia cengkeram kuat pergelangan tangan Danisha yang mendekatinya. "Ben marah banget pas denger soal Christ mau nyeraiin kamu," balas Danisha. "Makanya dia sengaja ngumpulin orang kita yang terlibat di acara pernikahan kalian buat ngasih pelajaran sama si bangsat itu!" tambahnya. "Tapi pedang yang dipake beneran kan, Kak? Kalau Rai kenapa-napa gimana? Dia belom sembuh dari sakitnya lho Kak," ucap Gendhis khawatir. "Christ biasa terluka pas latihan, kamu nggak perlu panik. Tenang ya.""Nggak bisa Kak, dia bakalan ngehadapin tiga lawan sekaligus lho.""Benji sama Ben punya teknik main pedang yang beda. Hitung-hitung latihan. Kalau Bas, kamu tahu sendiri dia cuma punya satu tangan, harusnya bukan lawan yang berat buat Christ," ucap Danisha tenang sekali. "Ann," sambut Gendhis pada Ann yang mendekat. "Kalau dia kenapa-napa gimana?" tanyanya."Nggak pa-pa. Kalau dia luka, nanti diobatin," balas Ann setenang Danisha.Tak lagi bisa berbuat apa-apa,
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: 89. Syarat Berat
Ini adalah kali pertama Gendhis diajak untuk ikut dalam acara resmi perkumpulan. Ia yang semula menganggap bahwa rumah besar adalah rumah milik Ben, hanya bisa menganga takjub saat kedatangannya bersama Rai disambut banyak orang dan mereka membungkuk untuk memberi penghormatan. "Kamu nggak bilang kalau ini acara resmi," bisik Gendhis susah-payah mengimbangi langkah lebar Rai yang tak ingin menggunakan kursi roda lagi. "Aku juga nggak tau kalau ada acara," jawab Rai. "Ben marah, makanya dia bikin acara begini," desisnya. "Marah kenapa?" "Entahlah," jawab Rai singkat. Beriringan, dikawal Ardi dan Rudy, Gendhis serta Rai masuk ke halaman utama rumah besar. Suasana asri khas Jepang nampak memanjakan mata. Meski kebingungan dengan apa yang akan terjadi di acara pertemuan ini, Gendhis tak memiliki firasat apapun mengenai dirinya dan juga Rai. Sepengetahuannya, Ben mengadakan acara perkumpulan dan ia juga Rai diminta untuk ikut memeriahkan. "Tunggu di sini dulu, Ben sama Ann belom siap
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: 88. Tanda Cinta
Terbangun keesokan paginya dalam kondisi yang masih telanjang, Rai kaget bukan main. Namun, ia berusaha untuk cepat menguasai diri, tak mau membangunkan Gendhis yang juga masih terlelap nyaman di pelukannya."Bajingan emang lo," umpat Rai lirih pada dirinya sendiri. Menyadari bahwa dirinya yang mabuk semalam adalah si bajingan tak tahu malu, Rai meraup wajahnya frustasi. Ia yang dipengaruhi oleh alkohol memang sangat berbahaya, racauan dan tindakannya bisa sangat di luar kendali. "Bourbon sialan!" sungut Rai mengacak rambutnya kesal, masih tersisa rasa pahit di tenggorokannya, juga pening di kepalanya. "Dua orang dewasa, bercinta dalam hubungan resmi yang masih suami-istri, wajar," gumamnya berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia kenakan brief boxer-nya hati-hati, takut membangunkan Gendhis.Mendengar suara orang mengumpat, Gendhis menggeliat kecil. Beberapa kali ia memicingkan mata, masih enggan terbangun dari tidur berkualitasnya. Namun, begitu hidungnya mencium aroma maskulin ya
Last Updated: 2025-05-02
CINTA UNTUK GADIS TERNODA

CINTA UNTUK GADIS TERNODA

Bertemu dengan Lembayung Azura Arunika di masa muda membuat Ryu menjatuhkan hatinya. Azura memiliki magnet kuat yang mampu menarik jatuh kesombongan Ryu hingga ikrar setia itu terjaga begitu lama. Sepuluh tahun setelahnya, semua berubah dan berbeda. Azura bahkan tak lagi mengingat Ryu sebagai bagian dari kenangan masa mudanya. Sebuah peristiwa nahas dan penuh trauma membuat Azura kehilangan memorinya, termasuk lupa pada Ryu yang tetap setia. Demi menjaga Azura dari trauma, Ryu memilih menahan dirinya, berpura asing terhadap Azura sang personal assistant yang kini melengkapi posisinya sebagai General Manager di kebun kelapa sawit warisan keluarga. Ryu menunggu dengan segenap rindu, menanti Azura mengingat masa-masa itu. Lalu, menikah menjadi jalan yang Ryu pilih untuk membuat rasanya terbaca oleh Azura, sang cinta pertama. For more visual add In*ag*r*m ikarus_v
Read
Chapter: 120. Menikmati Kehidupan Setelah Menikah
"Kamu denger sendiri kan Ra? Kalau kamu nggak minta, Ryu nggak akan mau ke sini," ucap Rain. "Seminggu ini, nikmati liburan kalian ya," katanya bijak."Mereka mau ke Swiss setelah dari sini, bulan madu," ujar Mika. "Iya kan Bang?" tanyanya menoleh sulungnya."Masih proses ngobrol sama Opa Kemal, Ma, aku belom tanya Rara juga. Dia mau ke Jerman atau ke Swiss," jawab Ryu."Gue ikut Bang," sergah Reiga iri."Nggak ada! Mana ada gue suruh ngasuh lo, lagian lo sekolah," tolak Ryu mentah-mentah."Ini juga, Abangnya mau bulan madu segala mau ikut," tegur Mika gemas. "Rara capek ya? Istirahat gih, pasti masih nggak enak badannya abis perjalanan jauh," ujarnya mengamati Rara yang hanya diam bahkan setelah ia menuntaskan hidangan makan malamnya."Ke kamar yok," ajak Ryu yang langsung ditanggapi anggukan oleh Rara."Maaf semuanya, aku ke kamar dulu," pamit Rara sopan.Tak lagi malu-malu menunjukkan perhatian, Ryu meng
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: 119. Pembagian Warisan
"Jadi, mau tinggal di Jakarta aja?" tawar Opa Julian sambil melirik cucu menantunya."Ya?" hampir Rara tersedak. "Kami masih aktif bekerja di kebun, Opa," balasnya tertegun. Ia melirik suaminya yang masih asik menikmati hidangan makan malam, santai sekali."Ryu bakalan menggantikan Papanya di DC, paling dua tahun dari sekarang, dia harus sudah bisa pegang DC," ucap Opa Julian. "Ryu cuma tiga bersaudara, kamu tau dia sulung dan DC adalah tanggung jawabnya.""Pa," Rain angkat bicara. "Anak-anak masih muda, Ryu baru aja nikah, biarin aja lah mereka menikmati suasana kebun dulu," katanya."Kecuali," sela Mika, "kalau emang Rara nyaman dan betah di Jakarta, ya udah, biar Rara aja di sini sama Ryu. Kebun biar Mas Rain lagi yang tangani," usulnya."Ini nggak ada yang mau bantuin aku di pabrik?" celetuk Raya. "Aku cewek lho, suruh ngurusin rokok, tolong deh!" protesnya."Mama juga cewek, dan Mama juga sukses ngurus Indrajaya sendirian," sergah Rain."Ada Uncle Kev support system-nya betewe!"
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: 118. Merencanakan Bulan Madu
"Mas nggak di rumah nggak di kebun, sama isi kamarnya, minimalis banget," ujar Rara. "Tapi nyaman deh," pujinya. "Udah selesai obrolan lelakinya?""Udah," jawab Ryu. "Ngerokok doang tadi tu," urainya."Opabro galak ya?""Tau aja panggilan Opabro," kekeh Ryu."Raya yang ngasih tau.""Opa seru kok, tenang aja," ujar Ryu."Aku pernah diceritain sama Raya soal Opa J, kisahnya Mama Mika pas hamil Mas.""Emang drama banget kisah cintanya Papa sama Mama. Mereka sama-sama anak orang kaya, jadi emang dramatis banget, nggak klise sama sekali. Asal kamu tau, Azura, aku ini anak di luar nikah. Mama hamil aku sebelom dinikahin sama Papa," cerita Ryu."Jadi, itulah kenapa Mas kasian sama aku?""Mana mungkin alasannya itu. Ya oke, kisahku emang cukup menyentuh. Tapi kenapa aku cuma ngeliat ke kamu, seorang Lembayung Azura Arunika adalah karena peletmu!" gemas Ryu menyentil hidung istrinya iseng."Apaan ih, ak
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: 117. Ke Jakarta
"Rara!!" sambut Mika bersemangat, ia peluk menantunya itu erat sekali. "Selamat datang di Jakarta ya, Sayang," ucapnya senang."Makasih Ma, seneng banget akhirnya bisa kesampean maen ke Jakarta," balas Rara tak kalah cerianya. Beruntung karena ia menjadi cinta pertama putra mahkota keluarga kaya raya ini."Maaf ya Mama nggak bisa ikut jemput ke bandara, yayasan lagi banyak kerjaan ini," sebut Mika. "Istirahat ya, kamar Ryu di atas, paling pojok," tunjuknya ke deretan kamar di lantai dua."Nanti aja ke kamarnya nunggu Mas Ryu, Ma," kata Rara."Ke mana Ray, si abang?" Mika menoleh anak gadisnya."Ngobrol sama Papabro sama Opabro di samping tuh," jawab Raya. "Mau kuanter ke kamar dulu apa Mbak?" tawarnya. "Mereka bertiga kalau udah ketemu suka lama ngobrolnya," tandasnya."Aku belom pernah ketemu Opa," gumam Rara lirih."Ah," mata Mika membola. "Iya, ya. Nanti kalau makan malem kita kenalin secara resmi. Tenang, Opa nggak galak," kekehnya."Yuk Mbak, kuanter ke kamar dulu," ajak Raya mer
Last Updated: 2025-04-22
Chapter: 116. Imbalan Kesabaranmu
Ryu beranjak ke dapur, mengambilkan permintaan istrinya. Ia kembali sambil membawa kotak obat milik Rara. "Diminum obatnya ya," pinta Ryu. Rara tak menolak, ia teguk air putih yang Ryu bawakan, juga ia telan obat yang Luna resepkan. Rasa sesak masih kuat menghimpit dadanya, marah dan kecewa pada sang ayah masih terus menghantui pikirannya. "Mas, boleh ajak aku ke Jakarta?" celetuk Rara tiba-tiba, menatap suaminya dengan sorot memohon. "Boleh, aku emang ada rencana ajak kamu ke sana." "Dalam waktu dekat, besok atau lusa," tuntut Rara. "Hem?" kedua alis Ryu bertaut. "Kamu kangen sama Mama?" candanya. "Aku pengin melarikan diri dari sini dulu. Liat pohon sawit di sana-sini, dadaku kayak dihimpit excavator, sesak Mas." "Ya oke, nanti kuurus kerjaan di kebun dulu sama yang laen. Kuusahain secepatnya kita ke Jakarta," putus Ryu berjanji.
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: 115. Menguatkanmu
Ryu menyesap rokoknya dalam-dalam, tatapannya tak beralih dari gelas es kopinya yang tinggal menyisakan jelaga. Di seberangnya, Rara juga memilih untuk diam, tangannya sibuk mengaduk-aduk es teh miliknya dengan sedotan, minuman yang warnanya sudah memutih karena esnya mencair. Sedangkan Pak Darwis diminta Rara pulang lebih dulu, Rara tidak ingin hatinya tambah kalut dan sakit hati. "Hatiku berusaha memahami kalau apa yang Ayah lakuin itu sebenernya karena Ayah nggak mau liat aku menderita karena dihina," sebut Rara setelah berdiam lama. "Tapi aku yakin, Ibuk pasti mempengaruhi Ayah biar berani begitu. Sejauh Ayah menikah sama Bunda, aku tau Ayah nggak pernah gegabah begitu, Mas," ungkapnya. "Kalau kami laporin Bu Endah waktu itu sebagai percobaan pembunuhan, Ayah bakalan keseret juga karena Ayah yang nyediain air itu," desah Ryu menjentik abu rokoknya di asbak. "Dan kalau Ayah kena persoalan hukum, kamu nggak punya pegangan. Keluargaku masih orang asing waktu itu, keluarga Bundamu
Last Updated: 2025-04-16
Jodoh Malaikat Pelindung

Jodoh Malaikat Pelindung

Bertemu dengan Akai Badai Bagaspati membuat Sakura Kadita Rumi memiliki pandangan lain akan lelaki idaman menurut versinya. Sasa, begitulah Sakura akrab dipanggil, lahir dalam keluarga dengan aturan militer dan protokoler yang ketat. Sebagai anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, Sasa dijaga oleh pasukan berani mati. Sang ayah memiliki kekhawatiran tersendiri pada masa depan Sasa hingga mencetuskan ide untuk menjodohkan Sasa dengan lelaki pilihannya, seorang prajurit muda yang rela mati demi negara.  Berontak, Sasa memilih kuliah ketimbang masuk ke militer seperti harapan keluarga hingga ia bertemu Badai di awal pertama dan jatuh cinta. Pesona tsundere Badai tak dapat ditolak Sasa yang memang tak pernah bertemu dengan lelaki setipe Badai nan dingin dan angkuh.  Tanpa Sasa sadari, Badai adalah lelaki yang dikirim takdir untuk melengkapinya. Sasa tak sadar, lelaki yang telah membuatnya jatuh cinta di pandangan pertama adalah lelaki yang dijodohkan dengannya. Benar, dua misi yang harus Badai kerjakan, menjaga Sasa dan menjaga negaranya. 
Read
Chapter: 119. End Game
Interaksi mesra keduanya, juga candaan Badai yang kini seringkali menghangatkan suasana membuat Sasa tak hanya menikmati bulan madu mereka, tapi juga menyembuhkan semua rasa sakit yang bertubi diterimanya. Badai membuat Sasa tidak pernah menyesali satupun keputusan yang diambil setelah mereka saling mengenal dan berbagi rasa, termasuk kekecewaan saat tahu bahwa Badai pernah dinikmati perempuan lain. Kini, Sasa sudah berlapang dada menerimanya. Ia juga tak mau ambil pusing dengan apapun yang Arleta perbuat untuk meretakkan hubungannya dengan Badai. Semakin lama, ia akan kebal dengan sendirinya."Cari makan di pinggiran danau aja ya Yang?" tawar Badai setelah ia dan Sasa siap untuk menikmati sore hari Luzern yang menawan."Emang ada yang buang Mas?" tanya Sasa polos sekali."Yang buang?" alis Badai bertaut."Lha katanya mau nyari," gumam Sasa."Apa sih Nduk," Badai terbahak. "Maksudku beli, bukan nyari dalam arti yang sebenernya," terangnya."Iya, aku juga cuma bercanda, bukan karena ak
Last Updated: 2024-12-17
Chapter: 118. Yang Terpilih (21+)
Adalah Luzern, kota kecil dengan pemandangan indah nan romantis di malam hari ini yang akhirnya ditetapkan Sasa dan Badai untuk menghabiskan sisa waktu 8 hari mereka setelah dua hari tinggal di Frankfurt, Jerman. Badai tahu, Luzern adalah kota sempurna bagi ia dan Sasa untuk menumbuhkan cinta, merajut kembali asa pernikahan mereka yang sempat koyak karena perpisahan dan rasa sakit yang sempat melanda. Suasana kota yang tenang, aroma angin yang manis, juga pemandangan alamnya yang menakjubkan langsung membuat Sasa jatuh cinta. "Kota ini adalah pilihan yang tepat banget buat bulan madu," bisik Sasa sambil sesekali menggigiti telinga suaminya sensual. Badai tersenyum simpul, tangannya sudah menangkup kedua dada Sasa yang tanpa balutan. Musim dingin baru saja berlalu, cuaca menghangat, matahari bersinar cerah. Baru siang tadi mereka tiba di hotel dan berniat untuk berjalan-jalan sore harinya. Alih-alih beristirahat, sang pengendali naga tak tahan untuk melakukan aksinya."Aku goyang Mas
Last Updated: 2024-12-15
Chapter: 116. Memulai Bulan Madu
"Bentar," Badai menepuk pundak istrinya sebentar dan berjalan mendekati seorang petugas avsec di dekat pintu keberangkatan bandara.Melihat keanehan suaminya dan bagaimana Badai dan dirinya dikawal oleh petugas itu menuju check in counter tentu saja membuat Sasa bingung. Namun, ia tidak banyak bertanya, ia ikuti saja langkah Badai yang melepas genggaman tangannya untuk mengurus dokumen keberangkatan bulan madunya."Kenapa sih Mas? Ada masalah sama dokumen kita?" tanya Sasa sambil melempar senyum dan melambaikan tangan pada beberapa orang wartawan."Enggak, aman aja," jawab Badai."Terus tadi ngapain?" gumam Sasa penasaran."Badai kudu dipisahin sama pacarnya kan kalau lagi naek pesawat?""Hem?" dahi Sasa berkerut, bingung dengan maksud sang suami. "Aku? Kita nggak bisa duduk deketan di pesawat?" tanyanya sedikit panik."Nggak gitu," Badai menahan tawa. Dibawanya Sasa duduk setelah tiba di executive lounge. "Ini kan penerbangan sipil, handgun-ku musti didaftarin dulu dan dititipin, ala
Last Updated: 2024-12-14
Chapter: 115. Hari Bahagia Untuk Sasa
Arleta tercekat, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa selain lanjut berjalan dan turun dari pelaminan. Hatinya tak menyangka, Badai akan sekejam itu padanya dan keluarga."Siapa Ibuk?" tanya Sasa heran."Mamanya," desis Badai. "Aku biasa manggil Ibuk ke beliau," tambahnya.Sasa mengulum bibir merah meronanya, hatinya tergerak, "Mungkin kita nggak boleh terlalu kejam Mas. Sekedar jenguk pun aku nggak akan keberatan," ujarnya."Aku udah nitip salam, itu udah cukup Nduk," kata Badai mantap. "Aku harus jaga perasaan banyak orang, sedangkan dia justru berusaha menyakiti dirinya sendiri dan mamanya dengan memelihara harapan. Aku sekarang adalah suami orang. Banyak pelajaran yang kuambil setelah kita sama-sama dipisahkan. Jadi, biarin kujaga kamu dan keluargaku sebaik mungkin!" ikrarnya.Sasa tak lagi membantah. Jika ini memang keputusan yang sudah menjadi keyakinan sang suami, ia tinggal mengikuti. Sebenarnya Sasa juga bahagia karena Badai menjadikannya prioritas utama dengan tak lagi memedulik
Last Updated: 2024-12-13
Chapter: 114. Resepsi Impian
Akhirnya, apa yang Sasa impi-impikan sebagai pernikahan khayalan masa kecil putri cantik Damar, terlaksana. Berbalut kebaya modern nan elegan, Sasa menuntaskan langkahnya di samping Badai dalam prosesi pedang pora nan sakral. Sebagai tanda jasa karena pengorbanan luar biasa Badai dalam menyelesaikan perlawanan Organisasi Kriminal Bersenjata bersama tim, ia dianugerahi kenaikan pangkat. Kini, Sasa adalah istri seorang Kapten Akai Badai Bagaspati. "Kamu sengaja ngebiarin banyak wartawan yang ngeliput acara kita?" gumam Badai berbisik pada sang istri saat keduanya menyelesaikan prosesi pedang pora dan duduk di pelaminan. Sasa mengangguk, "Iya, biar aku nggak diserang sama rumor jahat lagi. Jadi, nanti kalau aku hamil, aku bisa menikmati kehamilanku dengan bahagia dan tanpa beban. Jujur, aku ngerasa bersalah banget karena selama kehamilanku dulu, aku nggak jaga Gala dengan baik Mas," ungkapnya. "Bukan salah kamu Nduk, semua udah jadi kehendak Allah, gitu kan kata kamu?" "Iya Mas, tapi
Last Updated: 2024-12-12
Chapter: 113. Pasangan Serasi
Melajukan mobil kesayangan Badai itu meninggalkan halaman rumah, Sasa menemukan jalanan sudah mulai lengang oleh orang-orang yang berangkat menuju tempat kerja. Meski ramai lancar, Badai tetap saja khawatir dan merasa was-was saat sopirnya adalah Sasa, si labil manja nan imut itu."Apa aku perlu nemuin Arleta ya Mas?" tanya Sasa memecah keheningan, setidaknya ia membuat Badai lupa pada ketegangannya."Buat apa?" gumam Badai bingung."Kita nikah udah lama, udah banyak yang terlalui berdua kan ya? Kok dia kayak masih nggak rela ngelepasin Mas Badai gitu.""Terus kamu mau ngomong apa kalau udah ketemu sama dia?" tantang Badai.Sasa mengedikkan bahunya, "Ngobrol sebagai selayaknya perempuan yang udah pernah menikmati Mas Badai," katanya santai sekali."Nduk!" Badai mendesis."Emang bener gitu kan? Setelah dulu nggak berhasil nyerang kepercayaanku ke Mas Badai, sekarang dia nyoba nyerang aku secara mental lewat media sosial," desis Sasa terdengar kesal tapi tak tahu harus bagaimana melampi
Last Updated: 2024-12-11
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status