Hana meminta Hendro mengusir Wenny.
Wenny pun menoleh ke arah pria itu.
Saat itu, Hendro masih menggenggam tangan Hana. Dia perlahan mendongak untuk menatap Wenny.
Tatapan mereka akhirnya bertemu.
Hanya saja sebelum Hendro sempat mengatakan apa pun, Wenny sudah lebih dulu mengalihkan pandangannya. Dia melirik Hana sekilas, lalu tersenyum tipis. "Yang penting kamu baik-baik saja. Aku pergi dulu."
Setelah itu, Wenny berbalik dan berjalan keluar.
Hanya saja, Wenny tidak langsung pergi jauh. Dia berdiri di luar pintu, lalu diam-diam mendengarkan percakapan dari dalam ruangan.
Di dalam, Hana mengeluh dengan sedih, "Hendro, aku mau tanya. Kamu sudah tidur sama Wenny ya?"
Hendro melirik ke arah pintu, lalu mengalihkan pandangannya ke wajah pucat Hana. "Maaf, Hana."
Hendro mengakuinya.
Hana menggigit bibirnya kuat-kuat saat bertanya, "Hendro, kenapa? Bukankah kamu pernah bilang hubunganmu dengan Wenny sudah berakhir?"
Sorot mata Hendro menjadi gelap. Ya, dia memang pernah mengatakan hubungan m