“Harsa pasti bisa mengerti,” jawab Zalfa.
Semuanya masih dalam keadaan yang sangat tegang. Zalfa dan Zulfikar juga bingung akan menyampaikan apa untuk menenangkan menantunya yang masih terus menangis dan merasa bahwa dirinya sangat rendah.
Tidak hanya sejenak mereka sama-sama terdiam diri dan hanya menunduk diam. Rasanya sudah terlalu hancur. Sekalipun Zalfa dan Zulfikar pernah salah melakukan perbuatan zina, mereka tentunya juga tidak ingin anaknya mengulangi perbuatan yang sama. Meskipun juga Zaheer memang lahir dari hasil perbuatan tersebut.
Zalfa dan Zulfikar tentu merasa bersalah tidak mendidik dan membawa putranya dari Zaheer lahir, tetapi justru memang waktu itu mereka sangat benci dengan keadaan tersebut dan bisa dibilang membuang Zaheer ke orang asing. Yang ada dalam pikiran mereka sekarang ini hanya berandai-andai waktu itu bisa diputar kembali maka mereka tidak akan pernah meninggalkan Zaheer itu seorang diri berpisah dari keluarganya kandung yang ada ikatan darahnya d