Wanita itu, Selina, menyadari bahwa pria yang memanggilnya adalah tentara yang menabraknya di pesta pernikahan kawan lamanya. Wajah cantiknya langsung berkerut masam. Pandangannya kemudian jatuh ke jemari kasar yang melingkari pergelangan tangannya.
“Tolong, lepaskan saya!” ujar Selina sambil menyentakkan tangan mereka dengan kasar. Dia mundur beberapa langkah dengan defensif. Entah kenapa Selina sama sekali tidak nyaman bersentuhan dengan pria ini.
Hanif terkejut dengan reaksi Selina. Wajahnya cantik dan penampilannya anggun... tapi sikapnya agak kasar. Apa karena Hanif menyentuhnya tanpa izin?
“Ah, maaf, maaf. Saya nggak sengaja memegang tangan Mbak. Saya hanya ingin—“
“Itu dompet saya,” tandas Selina saat menyadari dompetnya di genggaman Hanif.
Hanif buru-buru menyodorkannya kepada Selina. “Iya, itu maksud saya. Tadi saya lihat dompet Mbak jatuh di jalan itu. Saya panggil Mbak beberapa kali, tapi kayaknya Anda sedang sibuk menelepon. Ini—“
Lagi, belum sempat Hanif menjelaskan keja