Chapter: Gara-gara Indra“Apa yang sudah kulakukan?” batin Galih, tak bisa berkata-kata dengan tindakannya. Penyesalan instan itu langsung mendera dirinya. Bagaimana tidak? Tak cukup menuduh Nilam dan merendahkan harga diri gadis itu, Galih bahkan menggaulinya secara paksa. Galih merasa seperti bajingan paling buruk di dunia. Kedua tangannya yang berada di kedua sisi kepala Nilam terkepal erat. Ia memejamkan matanya, tak sanggup mengucapkan maaf.Namun, bagian lain dari dirinya menginginkan hal ini. Panas di tubuhnya sudah menggebu-gebu dan mana mungkin Galih mengabaikan kenikmatan ini begitu saja? “Nilam, tolong lihat saya,” ujar Galih sambil berusaha membuka lengan Nilam dari wajahnya.“Enggak mau!” Nilam menolak dan tetap menutupi wajahnya yang merah karena menangis. Galih mengembuskan napas gemetar. Lagipula, pergulatan di antara mereka sudah terlanjur terjadi, jika Galih menghentikannya di tengah jalan, itu akan membuat dirinya dan Nilam sama-sama menderita. Dengan perasaan bersalah luar biasa, Galih
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: Gelap MataHanif dan Nilam langsung menoleh ke arah pintu. Keduanya membulatkan mata begitu melihat Galih dan seorang staf hotel menyaksikan adegan itu. Untuk sesaat, baik Nilam maupun Hanif tidak bisa bergerak. Seakan-akan mereka melakukan kesalahan besar dengan posisi tersebut. Barulah ketika Galih berteriak dengan nyaring, Hanif segera menjauhkan dirinya dari Nilam. Pria itu mundur beberapa langkah, meninggalkan Nilam yang terpaku di atas ranjang.“Pak Danyon? Bagaimana bisa Anda di si—ukh!”Ucapan Hanif terpotong. Galih mengambil langkah seribu ke arahnya dan menyambar kerah bajunya dengan agresif. “Kamu masih punya keberanian bertanya bagaimana saya bisa di sini? Setelah terang-terangan menyentuh istri saya!?”Darah sontak menghilang dari wajah Hanif, dia benar-benar pucat pasi. Reaksi Galih ini bahkan lebih menakutkan dari saat dia menolong Nilam di rumah dinas. “Tolong, tunggu dulu. Apa yang Pak Danyon lihat itu bukan seperti yang Pak Danyon pikir. Enggak ada yang terjadi antara saya dan
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: TerjebakSebelum menghadiri undangan, Nilam terlebih dulu mengantar Ara ke kediaman Bu Salma. Di sana Bu Salma sudah menunggu kedatangan Nilam di ruang tamu. Begitu mendengar suara mobil yang membawa cucu dan menantunya tiba, Bu Salma segera keluar menuju teras depan.“Assalamualaikum, Ma,” sapa Nilam dengan senyum santun. Dia langsung meraih tangan Bu Salma untuk bersalaman.“Waalaikmsalam, Nak Nilam. Ya ampun, udah lama nggak ketemu Mama. Pasti sibuk banget, ya.” Bu Salma terlihat sangat gembira melihat Nilam dan Ara mengunjunginya setelah beberapa hari. Ara melompat dari mobil dan gelendotan di kaki omanya.“Oma, hari ini aku mau main sama Oma dan Sus Yuni,” ucap Ara dengan riangnya.Bu Salma mengangguk lalu mencubit gemas hidung Ara. “Iya, Ara main sepuasnya aja di dalam. Sus Yuni udah beresin mainan Ara. Nanti Oma buatin camilan buat Ara, oke?”“Oke, Oma,” jawab Ara antusias.Tatapan Bu Salma kembali jatuh pada Nilam. “Mau masuk dulu atau langsung berangkat? Jam berapa sih undangannya, Na
Last Updated: 2025-06-14
Chapter: undanganIndra menyunggingkan senyum kepada Nilam. Padahal dalam hati, ia telah memiliki serangkaian rencana untuk menjatuhkan gadis ini. Jika Nilam pikir dia sedang berada di puncak kehidupan karena bisa membalas dendam padanya, maka Indra akan membalik posisi tersebut dengan cepat. Namun, tidak sekarang. Akan ada waktunya Indra beraksi.“Enggak ada apa-apa kok. Kenapa sih Bu Danyon kelihatan kesal pas lihat saya?” ucap Indra dengan nada mengejek. Bahkan dia dengan sengaja menekankan kata ‘Bu Danyon’ di depan Nilam.Nilam menghela napas. Kecurigaannya masih tetap ada.“Kalau nggak ada kepentingan apa-apa, tolong Sertu Indra pergi sekarang. Saya sibuk,” balas Nilam. Sekarang giliran dia yang menekan jabatan Indra dengan kata-katanya, membuat Indra sedikit jengkel.Akan tetapi, kali ini Indra harus bisa menahan emosinya. Setidaknya demi kelancaran rencananya. “Ck, sabar dikit ngapa. Aku cuma mau ngasih tau kalau Heri sama Bella mau nikah. Ingat mereka nggak? Harusnya inget, kan dulu kamu sama B
Last Updated: 2025-06-14
Chapter: Nggak PekaTak terasa dua hari berlalu sejak Galih berpamitan ke luar kota. Sejauh ini semuanya masih dalam kendali Nilam. Ara tidak mencari ayahnya dan gadis itu bisa menghabiskan lebih banyak waktu bermain di taman. Namun, hari ini Ara mulai merengek saat Galih tidak terlihat di meja makan. Ara terus bertanya apakah sudah tiga hari dan ingin menghubungi Galih.Nilam bukannya tidak ingin menghubungi Galih sama sekali. Dia sudah berulang kali mencoba menelepon Galih, tetapi tidak ada tanda-tanda pria itu menerima panggilannya. Galih dan Nilam hanya berkomunikasi lewat chat pribadi. Itu pun Galih baru membalasnya berjam-jam kemudian ketika sedang senggang. Nilam tidak menyangka Galih akan sesibuk itu.“Ara, makan yuk sama Tante. Tante Nilam laper nih,” bujuk Nilam pada Ara yang meringkuk di sofa. Ara memeluk kakinya sambil berbaring memunggungi TV. Lagu anak-anak berputar di ruang tamu itu.“Ara nggak lapar. Mama makan sendiri aja,” jawab Ara ngambek. Nilam menggaruk bagian belakang kepalanya ya
Last Updated: 2025-06-13
Chapter: Anak PintarGalih akan berangkat pagi-pagi sekali. Bahkan saat hendak berpamitan pada Ara, ia harus membangunkan bocah tiga tahun itu. Ara berjalan mengikuti orang tuanya dengan penampilan berantakan. Ia mengucek matanya yang mengantuk dan masih mengenakan setelan piyama bermotif panda. Nilam menggenggam tangan Ara karena takut gadis itu menabrak sesuatu ketika berjalan.“Papa kok bangunin Ara? Ara masih ngantuk,” keluh Ara dengan tampang masam.Galih berlutut untuk menyamakan tingginya dengan gadis itu. Dia mencubit pipi Ara dengan sayang. “Maaf, Ara. Kalau Ara masih tidur, Papa nggak bisa pamitan dong sama Ara.”Menyadari ayahnya akan pergi ke suatu tempat, matanya sontak terbuka lebar. Gadis itu mulai mengentak-entakkan kakinya dengan manja. Sudah pagi-pagi dibangunkan, sekarang dia mendengar ayahnya akan berangkat. Sudah jelas mood Ara langsung jelek. “Emangnya Papa mau ke mana?” tanyanya sambil merajuk.“Papa ada urusan di luar kota, Nak. Sementara ini Ara di rumah aja sama Mama Nilam, ya? N
Last Updated: 2025-06-13
Chapter: Bab 330Setelah semua urusan selesai, Langit dan Dahayu akhirnya pulang ke rumah. Karena Dahayu mengendarai mobilnya sendiri, Langit mengikutinya dari belakang dan memastikan wanita itu tidak menghilang dari pengawasannya. Langit langsung menarik Dahayu masuk ke kamar begitu mereka sampai. Dahayu pasrah-p
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: Bab 329Sudah dua jam berlalu sejak Langit keluar dari rumah. Dahayu mulai khawatir. Pasalnya, laki-laki itu sama sekali tidak menghubunginya. Pikiran Dahayu mulai tertuju kepada klub malam. Namun, dengan segera dia mengenyahkan kemungkinan itu. “Langit udah berubah. Dia nggak bakalan pergi ke klub malam l
Last Updated: 2025-04-06
Chapter: Bab 328“Ya Allah, beneran, Yu?” Bening sampai tidak percaya mendengarnya. Semua orang di meja makan terlihat tersenyum, terutama ibu Langit yang akhirnya mendapatkan cucu pertamanya. Dahayu malah malu sendiri karena menjadi pusat perhatian. Bening berdiri dari kursinya dan menghampiri Dahayu, memeluk putr
Last Updated: 2025-04-06
Chapter: Bab 327Bibir mereka tidak menempel lama. Karena tiba-tiba Dahayu mendorong Langit dan beringsut menjauh. Wajahnya memerah padam dan jantungnya berdebar tak karuan, tetapi dia justru menolak bertautan dengan Langit. Langit menatap Dahayu dengan kecewa. “Kenapa, Yu? Apa aku salah cium kamu? Aku ‘kan suami k
Last Updated: 2025-04-06
Chapter: Bab 326Buket bunga yang Langit bawa cukup besar. Dahayu sampai kesulitan membawanya dan hampir tidak bisa melihat apa pun. Sementara itu Langit tersenyum kecil melihat Dahayu kewalahan membawa buket itu. Dia mengikuti istrinya memasuki rumah singgah. Ini bukanlah kunjungan pertama Langit ke rumah ini, teta
Last Updated: 2025-04-06
Chapter: Bab 325“Kamu... hamil?” Dahayu mengangguk pelan. Tanpa sadar tangannya berdiam di perutnya sendiri. “Iya, aku hamil. Karena itu, aku mutusin kasih kamu kesempatan. Aku nggak ingin anak ini terlahir tanpa seorang ayah,” ujarnya lirih. Langit menelan ludah, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Last Updated: 2025-04-01
Chapter: Akhirnya Bertemu Lagi“Kenapa ya, kamu ini malah pergi ke tempat-tempat yang bahaya?” keluh Bu Siti Marfu’ah.Perempuan itu tampak sudah pasrah melihat Rega sudah bersiap-siap untuk pergi ke ibukota, karena siangnya ia akan bertolak ke Aceh bersama rombongan relawan. Selang dua hari setelah menghubungi rekan-rekan almamater kampus, Rega dan Pak Mangara ikut dalam rombongan relawan.“Bahaya apanya, Bu? Di sana kan justru banyak orang butuh bantuan.”“Kita gak tahu kalau gempa susulan nanti datang, gimana?”“Doain Rega yang baik-baik, Bu. Dateng ke sana baik-baik aja, pulang pun selamat. Setuju?”“Terserah kamu aja lah.”Pergi ke Aceh bersama relawan, tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Bu Siti Marfu’ah pada awalnya. Namun, saat Rega mengatakan dia harus ke sana, karena mendampingi atasan, akhirnya mau tidak mau Bu Siti Marfu’ah melepaskan izin. Tetap saja Bu Siti Marfu’ah selalu memberikan mimik wajah khawatir berlebih, sebelum Rega benar-benar berangkat.“Berapa lama kamu di sana?” tanya sang ibu. “Engg
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Kabar GentingAisyah.Nama itu terus terngiang-ngiang di batin Rega, saat semalam Bu Siti Marfu’ah menyebut lagi. Tidak ada pembicaraan panjang setelah itu, karena Rega langsung pergi ke masjid. Menghindar, iya. Akan tetapi, dia juga tak mau dituduh terus memupuk harapan tak pasti pada sosok bernama Aisyah selama bertahun-tahun.Rega tidak memungkiri, bahwa dia tidak melupakan Aisyah.Sosok Anchie Phey yang sudah mengikrarkan hatinya untuk menjadi muslimah. “Rega!” Pintu kamar setengah digedor dari luar. “Kamu tidur lagi abis Subuh, heh?”“Enggak, Bu.” Rega membuka pintu kamar, dan melihat sosok sang ibu sudah berdiri di depan sana. Salah satu tangannya menenteng rantang dari bahan stainless. “Ini Syafa bawain sarapan. Cepet, kita makan dulu.” Bu Siti Marfu’ah langsung meletakkan rantang ke atas meja. “Kamu ajakin Syafa masuk, biar kita makan sama-sama.”“Ibu aja lah. Rega mau keluar ini.”“Lho? Mau ke mana?”“Olah raga!”Karena tidak mau dipusingkan oleh masalah percintaan, Rega bergegas keluar
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Sosok pengganti AishaSebuah tepukan keras mendarat di bahu Rega, sehingga pemuda yang sedang mendengarkan musik dari pemutar MP3 itu tersentak kaget. Rega menoleh dan melihat sosok pemuda lain berambut plontos duduk di sampingnya.“Tapa terus,” komentar pemuda itu sembari terkekeh pelan.“Dengerin lagu,” balas Rega enteng.“Eh, dengerin tuh nasihat orangtua. Bukan lagu.”“Orangtua yang mana? Yang lo denger aja nasihat orangtua botolan.”“Anjir, setan!”Pemuda itu tergelak keras. Namanya Robby, satu almamater dengan Rega. Mereka sama-sama mengambil lanjutan advokasi, dan magang di kantor advokat yang sama. Robby dan Rega memiliki sifat yang bertolak belakang. Rega lebih cenderung diam, sedangkan Robby ke mana-mana antara membuat suasana heboh atau kacau. Akan tetapi, mereka selalu kompak. Bahkan orang-orang di kantor advokat, selalu menganggap keduanya “partner in crime”. Yang sebetulnya, Rega amit-amit dalam hati.“Makan dulu, lah. Biar otak lancar,” celetuk Robby.Dia memesan sepiring ketoprak di mana t
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Rasa sakit karena cintaMatahari sudah menggeliat bangun dari peraduan, dan sinarnya mulai memasuki celah jendela. Phey duduk dengan tenang di teras, menunggu Pak Yono memanaskan mobil, dan setelah itu mereka segera kembali ke ibukota.Kali ini Phey siap pergi tanpa rasa gundah, dia sudah benar-benar tenang.Bahkan merasakan bahagia.“Non Phey, itu kok gak diminum teh manisnya? Nanti keburu dingin,” tunjuk Bu Puji pada secangkir teh yang ia suguhkan di meja, dan belum disentuh sama sekali. Wajah perempuan itu tersembul dari balik pintu.“Mau kok, Bu. Ini tunggu nasinya turun, saya kekenyangan. Abis nasi goreng buatan Ibu enak banget, sampai nambah.”“Aduh, cuma nasi goreng, apa enaknya? Non Phey ini suka berlebihan aja, ah.”“Bu, sekarang nama saya jadi Aisyah. Jangan panggil Phey lagi.” Phey terkekeh pelan.Aisyah.Itu nama yang Phey pilih setelah mengikrarkan syahadat. Meski butuh waktu untuk membuat orangtuanya menerima pilihannya kelak, tetapi Phey sudah bertekad untuk mengubah identitas. “Oh iya, Non A
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Menjemput hidayahPhey masih berdiri mematung di depan rumah Bu Siti Marfu’ah, bingung karena rencana yang telah dibayangkan mendadak buyar. Kata tetangga Bu Siti Marfu’ah sedang pergi bersama ibu-ibu pengajian ke Banten, sejak pagi tadi. Lalu Rega ke kampus, dan entah pulang kapan. Bahkan menurut penuturan tetangga, Rega sering pulang larut malam.“Gimana, nih?” gumam Phey pelan sembari mengembuskan napas berat.Meski kecewa, akhirnya Phey putuskan kembali ke kediaman Pak Yono. Jika memang ia tidak bisa bertemu dengan Rega, maka memang itu yang harus ia terima dengan lapang dada. Namun, baru saja hendak melangkah, Phey melihat sebuah motor mendekat, dan suara derumannya ia kenali betul.Motor Rega!Laju motor melambat, dan berhenti di hadapan Phey. Wajah Rega tidak bisa berbohong, dia begitu terkejut melihat gadis pujaannya ada di sana. Bergegas Rega turun dari motor, membuka helm dan menghampiri Phey. Dia tidak berkata satu patah kata pun. Dalam hatinya, Rega ragu. Teringat akan permintaan Bu Siti M
Last Updated: 2024-12-29
Chapter: Berdiskusi dengan UstazPerbedaan keyakinan itu seperti dua sisi mata pedang. Jika tidak berhati-hati, maka salah satu akan tersakiti. Maka tidak sedikit yang memberi petuah bijak, baiknya tetap mencari sosok yang satu iman. Bahkan satu keyakinan pun, belum tentu memiliki visi dan misi yang beriringan. Apalagi jika berbeda?“Kita sendiri tahu, beda umur yang jauh bisa jadi gunjingan orang. Menikahi duda atau janda, bisa dicibir juga. Mau enggak mau, kita enggak bisa menutupi penilaian orang-orang, Rega,” ujar Pak Ustaz.“Ya, kan tinggal gak perlu digubris, Pak. Yang menjalani rumah tangga, justru yang mau menikah, kan?”“Terus kamu enggak hidup di dalam masyarakat memangnya?” Pak Ustaz terkekeh. “Harus siap mental, Rega. Karena kita ini hidup di budaya yang ragam, masyarakat plural juga.”Kembali Pak Ustaz menjelaskan pada Rega secara hati-hati. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa yang berbeda bisa menjadi satu. Tetap saja, ada yang dikorbankan. Karena masing-masing keyakinan percaya, bahwa agama yang seb
Last Updated: 2024-12-29