"Maaf, aku... aku hanya," suaranya tercekat, "Aku harap ini tetap rahasia, Damian tak boleh tahu."
Andy mengangguk, mengerti akan situasi rumit yang mereka ciptakan. "Tentu, untuk Tuan Damian, dan untuk kita semua," jawabnya sebelum ia berbalik dan melanjutkan langkahnya yang kini terasa lebih berat dari sebelumnya. Jenny memperhatikan sosoknya yang menjauh, merasakan campuran perasaan bersalah dan kehilangan yang mendalam.
Setelah Andy pergi meninggalkannya, pikiran Jenny terus menerawang mengenai pengalamannya bersama pria itu. Bibir bawahnya tergigit perlahan, seolah-olah mencoba menahan rasa takjub yang tak terungkapkan. "Bagaimana bisa seorang Andy, yang tampaknya begitu biasa, memiliki keterampilan yang begitu hebat di ranjang? Bahkan mampu membuatku luluh dalam sekejap," gumam Jenny dalam hati, belum bisa melupakan kenikmatan yang baru saja dia rasakan.
Segera terlintas di benaknya sosok Damian, pria yang gagah dan berkharisma yang selalu ada dalam pikirannya. "Ah, Damian... J