Chapter: 120. Malam ke-dua, penuh gairahMatahari telah tenggelam ketika Liam akhirnya sampai di rumah. Kepenatan terlihat jelas di raut wajahnya setelah lembur panjang di kantor. Namun, ketika ia membuka pintu kamar dan melihat Alesya, istrinya yang cantik, terbaring lelap dalam kedamaian, rasa lelah itu seolah sirna. "Alesya!" Liam duduk di tepi ranjang, menatap lembut wajah yang damai itu. Dengan hati-hati, Liam mengulurkan tangannya, mengelus pipi Alesya dengan penuh kasih. Dia tersenyum, merasa begitu bersyukur memiliki istri secantik dia, meski seharian ini Alesya marah padanya. Ya, Liam mengetahuinya dari Angel dan Devano.Sambil terus memandang, Liam tidak menyadari bahwa gerakan tangannya yang lembut telah membuat Alesya merasa tak nyaman. Tiba-tiba, Alesya membuka matanya, memandang objek yang mengganggunya sedangkan Liam yang terkejut, segera mengalihkan pandangannya."Alesya kenapa kamu bangun? Itu …. Itu, aku tidak bermaksud, em …."Liam bergumam dengan kata-kata yang tidak jelas, mencoba menyembunyikan kebing
Terakhir Diperbarui: 2024-12-10
Chapter: 119. Malam pertama"Aku tak sabar untuk memulai kembali malam pertama kita.""Liam!"Liam tersenyum menggoda, pergi ke tempat Marco. Mereka berbisik-bisik, entah membicarakan apa, Alesya tak bisa mendengarnya. Setelahnya, Liam kembali dan memegang tangan Alesya."Liam, apa yang baru saja kamu katakan pada Ayah?""Tidak penting. Ayo kita pergi.""Tapi …."Liam terus menyeret sang istri menuju kamar mereka. Baik Liam maupun Alesya terkejut bukan main saat masuk kamar. Ruangan yang semula rapi itu terlihat acak acakan dengan banyaknya kelopak bunga yang semburat seisi kamar. Ulah siapakah ini? Tentu saja ulah kedua anak mereka. Devano dan Angel, mereka sengaja menyulap kamar Liam yang biasa menjadi luar biasa. Bahkan tempat tidur mereka juga penuh kelopak mawar. Banyak juga balon beterbangan di langit langit kamar dengan berbagai tulisan. "Happy wedding, with love, I love you, making love dan masih banyak kata-kata cinta lainnya."Semua ini pasti ulah Angel dan devano," tebak Liam, mencoba menyingkirkan k
Terakhir Diperbarui: 2024-12-10
Chapter: 118. Pernikahan ulang"Ale, apa menurutmu kita harus menikah lagi?""Apa?"Alesya tidak mengerti, mengapa Liam tiba-tiba ingin menikah ulang? Mungkin karena perpisahan yang terlalu lama."Bagaimana, Sayang?""Terserah kamu saja, Liam.""Baiklah aku akan membicarakannya dengan Angel, Devano dan Ayah Marco."Liam tak mau menunggu lebih lama lagi. Dia segera menuruni tangga, menuju lantai bawah, di mana Marco berada. Terlihat jika lelaki yang berstatus mertua itu sedang menonton Televisi sendirian."Ayah, anak-anak sudah tidur?""Sudah.""Apa Ayah ada waktu sebentar?""Tentu saja. Ada perlu apa? Bicaralah!""Terima kasih telah meluangkan waktu sebentar.""Tidak masalah, jika ada yang ingin kamu bicarakan, bicara saja."Liam menghela napas panjang dan mulai berkata, "Baik, Ayah. Seperti yang Ayah tahu, aku dan Alesya telah berpisah selama lima tahun ini. Meskipun kami belum resmi bercerai dan masih dianggap suami istri, aku ingin meminta izin Ayah untuk mengadakan ritual pernikahan kami lagi.""Oh, begitu. Apa
Terakhir Diperbarui: 2024-11-25
Chapter: 117. Menikah lagi?Siang itu, langit tampak cerah seolah turut merayakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Liam. Liam dengan langkah gembira mendekati Alesya yang sedang berdiri di samping mobilnya. "Aku datang, Sayang."Liam langsung memeluk Alesya dengan erat, seolah tak ingin melepaskan lagi. "Alesya, kabar baik! Mona akhirnya di penjara," bisik Liam dengan suara yang bergetar, mencampurkan rasa lega dan kebahagiaan.Wajah Alesya yang semula teduh itu berubah menjadi sangat cerah. Senyum lebarnya menghiasi wajah cantiknya, matanya bersinar-sinar menunjukkan kegembiraan yang tak terbendung. "Benarkah, Liam? Ini benar-benar kabar terbaik!" serunya, tidak bisa menyembunyikan antusiasme yang membanjiri hatinya.Liam mengangguk, matanya terpejam sejenak menikmati kehangatan dari orang yang dicintainya. Namun, Liam segera melihat sekitar. "Di mana Angel dan Dev?""Mereka pergi ke taman dengan Ayah Marco, mungkin pulang larut. Katanya akan bersenang-senang.""Wah mereka curang. Kita harus membalasnya.""Memb
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: 116. Memberi balasan yang setimpal"Ini berkas berkas gugatan dari saya." Liam menggenggam erat berkas-berkas di tangannya, pandangannya tajam tertuju kepada Nyonya Mona yang duduk di sisi ruangan yang berlawanan. Tension di ruangan itu kian terasa ketika Hakim memasuki ruangan dengan wajah serius. Liam berniat menyerahkan berkas itu pada pengadilan."Pak Liam dan Nyonya Mona, saya memutuskan untuk memberi waktu kepada kedua belah pihak untuk mempertimbangkan kembali kasus yang diajukan hari ini," ujar Hakim dengan tegas. "Kita akan melanjutkan sidang esok hari."Liam, yang merasa keadilan harus segera ditegakkan, mendapati kekecewaan mendalam. Dia menatap Mona yang terlihat tenang dan tidak terganggu. Hal itu membuat Liam frustasi membara.Di sisi lain, Mona berusaha menampilkan ekspresi tenang. Namun, matanya sesekali berkedip cepat, menandakan kecemasan yang dia coba sembunyikan.Keduanya berdiri dan meninggalkan ruangan dengan langkah yang berat, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri tentang bagaiman
Terakhir Diperbarui: 2024-11-22
Chapter: 115. Akhirnya ...."Bagaimana, Hakim?""Diperbolehkan."Mata Angel terlihat berkaca-kaca saat dia berdiri di depan ruangan persidangan yang penuh sesak. Suara kecilnya bergetar, namun penuh tekad saat dia mulai berbicara. "Yang Mulia, saya ingin tinggal bersama ayah saya, Liam," ujarnya, menatap hakim dengan mata yang memohon.Liam, yang duduk di bangku belakang, memperhatikan putrinya dengan penuh kebanggaan dan sedikit kekhawatiran. Wajahnya yang biasanya tenang, kini tampak tegang."Sejak saya masih bayi, hanya ayah yang selalu ada untuk saya. Ayah yang mengajari saya berjalan, ayah yang selalu menyembuhkan luka saya," lanjut Angel, suaranya semakin mantap. Ruangan itu terdiam, semua mata tertuju padanya.Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Ibu saya, Bella, dia... dia sudah meninggal. Tapi sebenarnya, sejak saya masih kecil, dia jarang ada untuk saya. Saya tidak merasa dicintai olehnya." Air mata mulai mengalir di pipi mungil Angel, tapi dia cepat-cepat menghapusnya."Saya tidak mau
Terakhir Diperbarui: 2024-11-22
Chapter: 63.Ketukan keras terdengar di pintu kamar vip tempat Yura menginap, membuatnya terlonjak dari keterkejutannya. Yura dengan cepat melangkah menuju pintu dan membukanya, hanya untuk menemukan seorang kurir berdiri di hadapannya dengan tumpukan kotak yang penuh dengan donat dan pizza."Saya di sini untuk mengantar pesanan ini," ucap kurir tersebut dengan nada profesional. Matanya menangkap kebingungan yang terpancar jelas dari wajah Yura, mendorongnya untuk menambahkan, "Semua sudah dibayar, Nona."Yura memandangi kotak-kotak tersebut, heran dan tercengang. Mengapa Damian memesan donat dan pizza sebanyak ini? Hatinya merasa kesal dan penuh tanya.Menerima kotak-kotak itu, Yura hanya bisa mengucapkan terima kasih, sementara dalam benaknya, Yura sungguh kesal pada Damian.Yura segera membawa masuk tumpukan boks itu. Dengan kesal menaruh kasar di meja."Mengapa pesan donat dan pizza begitu banyak? Siapa yang akan makan semua ini?" cerca Yura."Tentu saja, kita yang akan memakannya.""Aku belum
Terakhir Diperbarui: 2025-05-16
Chapter: 62. Siapakah yang datang?Damian dengan perlahan mendekatkan diri, menepis jaraknya dengan Yura. Mata mereka beradu, naluri mulai menuntun mereka untuk saling menempelkan bibir mereka. Pagutan nan indah pun terjadi. Tak ada paksaan untuk saling melengkapi satu sama lain. Kisah cinta mereka pun dimulai, membangkitkan gairah api yang terpendam. Bibir menyatu dalam kelembutan, seperti dua daun yang tersentuh angin di tengah rimba. Seruan cinta yang lembut dan alami itu membangkitkan semangat api yang selama ini terpendam di dalam dada mereka berdua. Keduanya merasakan keindahan momen tanpa perlu mengucap janji atau bersumpah setia. Kisah cinta mereka pun bermekaran.Damian dan Yura duduk berdampingan, bercumbu dikelilingi oleh sunyi yang kental di ruangan itu. Udara seakan ikut berhenti bernapas, turut merasakan getar cinta yang hanya mereka pahami. Tangan Yura yang sebelumnya berpegangan dengan Damian kini lepas, berhenti sejenak. Matanya membulat sempurna saat sesuatu di pojok pandangannya menarik perhatian. It
Terakhir Diperbarui: 2025-05-16
Chapter: 61. Malam ini, aku menginap di sini.'Habis manis sepah dibuang'.Dengan hati yang berat dan perasaan yang terluka, Andy perlahan melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan Damian yang tampak tidak tergoyahkan.Damian menatap kepergian Andy, tak mau terbebani atas sikap asistennya yang kini mungkin marah padanya. Kembali di buka pesan dari Yura. Detik berikutnya, Damian menghela napas berat, memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Setibanya di sana, Damian berjalan gontai menuju ruang VIP, hatinya berdebar saat akan bertemu Yura dalam situasi yang penuh emosi.Kaki sempat terpaku dan tak bisa bergerak, berdiri di depan pintu cukup lama. Dibuka perlahan, matanya langsung tertuju pada sosok Yura yang duduk termenung di samping tempat tidur ayahnya. Yura tampak lelah, matanya sembab menahan tangis.Kedatangan Damian seolah menambah ketegangan di udara. Yura menoleh, terkejut namun segera menyembunyikan rasa terkejutnya itu. "Damian," suaranya serak, penuh kekacauan emosi.Damian menghela napas, merasa canggung dengan situas
Terakhir Diperbarui: 2025-05-15
Chapter: 60. Merasa diratukanApakah benar Damian hanya melakukan hubungan intim dengan dirinya saja? Yura menggigit bibir bawahnya, hatinya diliputi perasaan bingung, ragu, dan malu untuk menghadapi Damian. "Mungkinkah semua ini benar? Apa yang sebenarnya terjadi di balik layar?" gumam Yura dalam hati, mencoba menyadarkan diri dari segala kebingungan yang sedang melanda pikirannya. Tapi, satu hal yang jelas: semua pertanyaan ini hanya bisa terjawab saat dia menghadapi Damian langsung."Yura!"Panggilan Andy mengalihkan lamunan Yura akan Damian, lelaki tampan dan penuh misteri.Andy menerawang jauh, tak bisa mengartikan sikap Damian waktu itu. Berpikir realistis, apakah patah hati sesakit itu?Di pandang lekat Yura di sampingnya. Andy kembali berkata, "alih-alih terjerumus dalam pesona malam bersama wanita panggilan, Tuan Damian hanya menemani mereka tanpa satupun yang dirayu lebih jauh, suatu tingkah laku yang membingungkan, bukan?""Tapi mereka terlibat dalam ciuman yang mendalam," sanggah Yura dengan nada penuh
Terakhir Diperbarui: 2025-05-15
Chapter: 59. Apakah benar, Damian hanya melakukannya bersama Yura?Mendengar tekad barunya, sesuatu dalam diriku bergetar. "Damian, aku akan mendampingimu, mendukungmu dalam setiap langkahmu," janjiku tegas. Di sisi sungai yang dingin itu, komitmen kami untuk masa depan baru terpatri kuat."Mendengar tekad kuat Damian, Yura menelan ludah, jantungnya berdebar lebih keras, penasaran membelenggu pikirannya. Dia mengumpulkan keberanian, suaranya bergetar ketika dia menyingkap pertanyaannya yang telah lama menggantung di udara. "Jika kamu telah lama bersama Damian, pasti kamu tahu seluk-beluk hatinya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Damian, tiga tahun yang lalu?"Andy menatap Yura dengan tatapan yang rumit, berat, seakan-akan masa lalu itu adalah beban yang masih membayangi. Sejenak, ketidakpastian dan ragu berperang dalam tatapannya, sebelum akhirnya bibirnya bergetar mengeluarkan suara yang berat. "Maaf, Yura, ada hal-hal tentang Damian yang lebih baik tak diungkap. Apa yang terjadi tiga tahun lalu... itu adalah rahasia yang harus tetap terkubur.""Ah,
Terakhir Diperbarui: 2025-05-14
Chapter: 58. Yura mengerti masa lalu Damian"Panggil saja aku Yura. Kita sebaya, bukan? Tidak ada yang perlu diresmikan di sini," jawabnya, matanya bersinar gembira. Andy mengangguk, tersenyum lebar. "Yura, itu terdengar sempurna," katanya.Detik berikutnya, Andy kembali berkata, "Tapi Yura, Tuan Damian akan marah besar jika mengerti kita terlihat akrab seperti ini? Memanggilmu Yura.""Tidak apa-apa. Jika ada Damian, kamu bisa bisa memanggilku Nyonya. Bagaimana?"Andy hanya bisa mengangguk pasrah, menyetujui ucapan Yura."Baiklah. Sekarang, kamu buka bingkisannya."Mata Yura tertuju pada bingkisan berpita merah muda yang baru saja di terima di tangannya. Dengan hati yang berdebar, ia mulai membuka bingkisan tersebut. Jari-jarinya yang terampil dengan lembut mengurai pita dan membuka sisi-sisi boks kardus yang kaku. Saat tutup boks terangkat, sebuah wewangian cokelat yang manis langsung menyeruak ke udara, menambah rasa penasaran Yura. Di dalamnya, terdapat sebuah kue rainbow berbentuk hati, dengan lapisan cokelat leleh yang men
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: 74. Janji setia"Kenapa buru buru? Tidak mau mampir dulu?" sapa Satria yang kini sudah berada di belakang Shafira."Mas Satria?"Shafira kaget bukan main mendengar suara bariton sang suami, segera mendekat dan menjelaskan situasi saat ini. "Mas, aku bisa jelaskan bagaima–""Tidak perlu kamu jelaskan, aku sudah mengerti. Sekarang kamu masuk dan tidurkan Maya," potong Satria sambil menatap Maya yang terlelap di gendongan ibunya."Baik."Shafira melipir ke dalam rumah tanpa berpamitan pada Zico. Dia sungguh takut terjadi hal yang tidak diinginkan karena salah paham. Tak langsung masuk kamar, melainkan mondar mandir di belakang pintu sambil sesekali mengintip Zico dan suaminya. "Sedang apa kamu?"Shahira terjengkang, reflek menoleh ke belakang. "I–ibu."Aini mendekat dan mengelus pelan tangan Maya, "aduh kasihan cucu nenek. Seharian diajak keluar, panas panas gini. Cepat tidurin Maya, badannya pasti sakit semua karena kamu gendong terus."Shafira mengangguk, merasa lega karena ibu mertuanya itu hanya fok
Terakhir Diperbarui: 2024-09-07
Chapter: 73. Zico dan Shafira"Biar Mila, aku yang gendong," ucap seseorang."Kamu …. Zico?"Ya lelaki itu adalah Zico, sahabat Shafira Zico mendekati Shafira dengan langkah ragu. Dia memperhatikan wanita itu yang tengah menggendong bayi di satu tangan dan anak yang lebih tua berpegangan di tangan lainnya. Matanya yang sayu tidak bisa berpaling dari sosok yang dulu pernah dia impikan sebagai pendamping hidupnya."Shafira, kamu terlihat baik," kata Zico, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang menggurita di dadanya.Shafira menoleh, terkejut namun segera menyusun raut wajahnya menjadi senyum sopan. "Oh, iya Zico. Terima kasih sudah peduli. Kamu, apa kabar?" tanya Shafira, suaranya terdengar lelah namun tetap hangat."Aku baik.""Em, mengapa kamu ada di Jakarta? Bukannya kamu ….""Aku sedang berlibur.""Owh," ucap Shafira sambil mengangguk mengerti dan tersenyum manis.Di balik senyumnya, Zico merasakan pahit. Dia tahu, sebagian dari dirinya iri melihat Shafira yang tampak begitu kuat dan tegar, meski kehidupannya p
Terakhir Diperbarui: 2024-09-02
Chapter: 72. Siapakah yang datang?Aini berdiri tegak dengan tatapan tajam, memancarkan emosi tak terkendali. Ia menatap Shafira dengan pandangan yang menyiratkan kesal dan kecewa. "Shafira, bagaimana kau bisa begitu percaya pada Iva? Kau tahu betul dia hanya akan datang jika membutuhkan sesuatu dari keluarga kita. Sekarang lihatlah kondisi Maya, panas badannya sangat tinggi, dan kau masih saja tidak berangkat ke rumah sakit! Apa kau tidak sayang pada cucuku?"Shafira terdiam, tampak menahan tangis. Ia mencoba menjelaskan, "Tapi Bu... Iva bilang dia akan membantu..."Aini memotong perkataan Shafira dengan suara keras, "Cukup! Jangan sebut-sebut nama Iva lagi! Aku tidak ingin mendengarnya! Sekarang, kau segera bawa Maya ke rumah sakit. Aku tidak peduli bagaimana caranya, tapi pastikan dia segera mendapatkan perawatan yang layak."Shafira ingin sekali marah dan berontak. Bagaimana tidak, hanya itu selalu menyalahkan dirinya, tidak mau menyalakan anaknya, Satria. Mestinya seorang ibu akan menyuruh anaknya mengantar sang m
Terakhir Diperbarui: 2024-08-30
Chapter: 71. Sakitnya anak, hanya Ibu yang tahuIva menjawab panggilan dengan pelan, "Halo Mbak Safira, ada apa apa?""Va, kamu baik-baik saja kan?""Iya, aku baik."Ahmad mengambil alih ponsel Iva dan menekan tombol speaker."Syukurlah jika kamu baik-baik saja, Va. Aku takut jika Ahmad menghajarmu lagi."Ahmad melotot tajam pada Iva."Tidak kok, mbak. Dia sudah tidur."“Ya sudah kalau begitu. Oh ya Va, mengenai Mas Satria yang tak mau menemui kamu, aku benar-benar minta maaf ya, Va."Ahmad semakin geram, tangannya mengepal erat. Semua pertanyaan yang ditujukan pada Iva, terjawab sudah. Segera disahut ponsel, dimatikan panggilan dan dibanting keras ke kasur. Untung saja tidak ke lantai.Iva hanya bisa melihat semuanya dengan mata sembab, air mata sudah kembali menetes dari sudut matanya.Srekh.Bugh.Bugh.Ahmad kembali melakukan KDRT pada Iva dan parahnya Iva menerima dengan lapang.Baginya, sudah cukup dia berusaha keluar dari masalah dengan meminta bantuan pada orang lain. Pada kenyataannya dia akan kembali ke rumah kontrakan in
Terakhir Diperbarui: 2024-08-05
Chapter: 70. Ternyata sama sajaIva terdiam mendengar ucapan Shafira, menimang nimang kembali keputusannya. "Aku yakin Mbak, Ahmad gak akan berani memukulku. Mbak Shafira tenang saja. Jika dia memukulku, aku akan melawannya."Shafira tersenyum dan berkata, "bagus itu, kamu harus berani menentang hal yang salah. Jangan biarkan Ahmad terus menindasmu." Dipeluk erat adik yang menjadi teman suka dan duka Shafira selama ini.Iva pergi dengan was was menuju rumah kontrakan. Disana Ahmad sudah menunggu. "Dari mana kamu?"Shafira terdiam sesaat, langkahnya dipercepat masuk kamar. Jika biasanya Iva akan bersalaman dan mencium punggung tangan Ahmad, kali ini tidak dilakukan. Ada rasa nyeri menyelubungi hatinya "Va, jawab pertanyaanku? Apa susahnya menjawabnya? Jangan membuat aku marah," ucap Ahmad sambil berlari mengejar Iva. Hampir saja pintu ditutup namun Ahmad sempat menggapai pinggiran pintu."Aku mau istirahat Mas.""Jawab dulu pertanyaanku." Melihat Iva terdiam, Ahmad tahu darimana istrinya itu pergi. "Kamu dari rumah
Terakhir Diperbarui: 2024-07-08
Chapter: 69. KDRTShafira terduduk di kursi dengan malas sambil memegang secangkir teh hangat, pandangannya kosong menatap jendela rumah yang terbuka lebar. Dalam lamunan, ia teringat akan memori indah bersama almarhumah ibunya, membuat wingko babat dengan resep ibunya. Hasil eksekusi pertama waktu digigit seperti batu, alotnya minta ampun.Setelah diteliti lagi, ternyata adonan tidak diberi air sehingga tekstur menjadi keras seperti batu. Mungkin saat itu sang ibu sudah pikun padahal usianya enam puluh sembilan tahun. Mereka tertawa bersama mengingat Adonan yang kekurangan air seperti mereka yang kekurangan cairan, butuh Aqua.Shafira tersenyum kecil, mengenang saat-saat bahagia ketika sang ibu masih ada di sisinya.Namun, lamunan Shafira harus terhenti saat Mira, putri sulungnya, memanggil namanya, "Ma, mama" dan menggoyangkan tubuhnya pelan. "Ada apa, sayang?" tanya Shafira dengan suara lembut, berusaha menyembunyikan kesedihan yang tengah menghampirinya."Mama melamun, ya?" tanya Mira dengan polos
Terakhir Diperbarui: 2024-07-01
Chapter: 108. Jamahlah aku!Jam sudah siang, tapi dua insan di sebuah penginapan itu belum juga terbangun. Lily mengerjapkan mata, melihat sekitar. Dirinya bangun dan berjalan ke ruang tamu, ada Nicho tertidur di sofa.Lily mendekat dan duduk di lantai berada tepat di depan Nicho, memperhatikan wajah sembab yang di usir semalam.Lily menatap intens detail wajah Nicho, dari lentiknya bulu mata untuk ukuran lelaki. Alis mata yang indah, hidung mancung dan bibirnya sensual.Melihat pergerakan Nicho, Lily segera berdiri dan berlari ke kamar mandi, menghilangkan penat dengan mengguyur tubuhnya. Nicho sendiri membelalakkan mata terkejut melihat jam sudah menunjukkan jam 11.00 siang. "Kenapa Lily berada di kamar mandi dapur?" gumam Nicho tak paham, segera mengambil pakaian ganti dan mandi di toilet kamar.Karena tadi gugup, Lily tak sempat mengambil baju ganti. Dirinya segera melilitkan handuk di tubuh dan berjalan pelan menuju kamar. Lily mengendap-endap layaknya pencuri yang akan mengambil barang berharga orang lain.
Terakhir Diperbarui: 2025-04-16
Chapter: 107. Lagi dan lagi"Apa yang kamu lakukan di sini Lila?" tanya Stevani bergerak hendak bangun membuat ranjang empuk itu bergoyang dan membuat Alex membuka mata.Alex mengucek mata dan terduduk seketika saat melihat Lila ada di depan matanya saat ini. "Lila!"Lila hampir saja menangis, tapi ditahan. Sungguh tak bisa menjelaskan suasana hatinya saat ini, antara sakit, sedih, kecewa dan dikhianati."Dia masuk tanpa izin dan mengganggu kita, Sayang," ucap Stevani, membuat Alex seketika melotot."Stevani, aku tak membutuhkanmu lagi, sekarang kamu bisa keluar," ucap Alex tegas."A-apa?""Tapi aku masih ingin melakukannya, Alex?" rengek Stevani."Cukup!" bentak Alex, membuat Stevani ketakutan.Aakh!Tiba-tiba Lila mengerang kesakitan, memegang perutnya."Lila!"Alex memegang tubuh Lila dan menggendongnya ala bridal ke ranjang."Lila, kamu tak apa-apa?”Lila segera menepis tangan Alex.Melihat itu semua membuat Stevani sungguh muak. Dirinya seperti j*l*ng saja. Habis manis sepah dibuang. Stevani segera memakai
Terakhir Diperbarui: 2025-04-14
Chapter: 106. Zico sudah beristri"Apa ini!?"Lila sangat syok melihat beberapa foto Zico menggendong seorang bayi dan seorang wanita yang tergolek lemah di atas ranjang, sepertinya si wanita habis melahirkan bayi yang digendong Zico. Di tunjukkan foto itu kepada Zico. "Bisakah kamu jelaskan padaku? Apa ini?"Zico terbelalak kaget. Tak menyangka jika ada photo dirinya di ponsel Lila."Ah itu. Itu foto adikku melahirkan dan aku mendampinginya."Catlyn dan Marco segera merebut ponsel dan melihat foto di dalamnya.Lila tersenyum. "Tapi kelihatan sekali jika kamu sangat bahagia, seperti seorang suami saja.""Jadi kamu berpikir jika aku sudah mempunyai anak dan istri, begitukah, Lila?" teriak Zico marah.Marco hampir saya memukul Zico jika saja Catlyn tak menghentikannya. Tangan mengepal erat hingga memutih, membuat Catlyn ketakutan."Maaf Zico, bukannya Lila menuduhmu, tapi seseorang dengan berani mengirimkan foto tak terduga kepada kami di saat momen sakral yang hendak kalian lakukan, jelas sekali jika dia mempunyai mak
Terakhir Diperbarui: 2025-04-13
Chapter: 105. Pertunangan Lila dan ZicoNicho segera mengambil nasi dan memotong ikan sebagian, mulai makan ditemani keheningan malam, makan dengan begitu lahap. Entahlah mungkin karena lapar atau karena masakan dari Lily, yang jelas Nicho sungguh bahagia sekaligus sedih, saat ini.Air mata menetes jatuh di makanan sehingga terasa asin. Namun, Nicho terus makan dengan lahap tanpa menghiraukan air mata yang kini semakin deras menetes.Uhuk. Uhuk.Saking semangat makan dalam tangis, Nicho sampai tersedak.Bugh.Bugh.Nicho memukul mukul dadanya sendiri dan segera minum jus yang dibuat Lily.BrakhNicho menggebrak meja, meluapkan semua amarahnya. "Brengsek kamu Dilon. Tega sekali kamu menjeratku, menodai sucinya persahabatan kita. Aku tak akan pernah memaafkanmu, argh," teriak Nicho kesal. Dirinya bangkit dan mulai mencuci piringnya dan sisa Zoya, membereskan semua sisa makanan.Memandang nanar pada pecahan gelas yang tadi sempat dijatuhkan Lily, Nicho segera mengambil sapu dan memungutnya ke tempat sampah. Dirinya terus fokus
Terakhir Diperbarui: 2025-04-11
Chapter: 104. Haruskah bertanggung jawab?"Kamu?" teriak Nicho."Kamu?"Dilon juga terkejut dengan adanya Zoya di tempat itu. Sungguh tak menyangka jika Zoya begitu nekat mengikutinya.Sebelumnya Dilon berpamitan pada Zoya, akan pergi menemui Nicho dan mengatakan perihal kehamilannya. Namun, Zoya malah mengikutinya dan berjalan satu langkah di depannya."Kenapa kamu ada di sini Zoya?" bentak Dilon."Jangan halangi aku Kak, aku mau mengatakannya langsung kepada Nicho," ucap Zoya mendekat.Nicho sendiri merasa linglung saat ini. Dia tak mengerti apa-apa, melihat ekspresi Lily yang sedih dan menghindar darinya. "Ada apa sebenarnya? Lily, katakan padaku?" pinta Nicho."Aku hamil anakmu, Nicho dan kamu harus bertanggung jawab," ucap Zoya lantang."Apa?"Nicho lebih syok dibanding Lily.Bagaimana tidak? dia tak menyentuh Zoya, tapi kini disuruh bertanggung jawab. "Kamu gila Zoya.""Ya, aku sudah tergila-gila denganmu dan kamu harus bertanggung jawab, Nicho.""Apa yang harus aku pertanggungjawabkan? Sedangkan aku tak pernah menyentu
Terakhir Diperbarui: 2025-04-10
Chapter: 103. Zoya hamil anak Nicho?Tok, tok.Lily memandang pintu penginapan yang kini di ketuk seseorang."Lily, buka pintunya, Sayang," ucap Nicho dari luar.Lily membuka pintu dengan lemas. Nicho segera memeluk Lily. Namun Lily mundur, menolak dipeluk sang kakak."Ada apa, Lily?"Belum sempat Lily menjelaskan dan Nicho sendiri dalam kebingungan. Tiba tiba suara seorang wanita mengejutkannya. “Kak Nicho!”Wanita itu tersenyum. "Halo, Nicho?"Mata Nicho melotot dengan kehadiran seorang wanita berdiri di antara dirinya dan Lily saat ini."Kamu?""Kamu?"Dilon tak kalah syok melihatnya. Tadinya Dilon hanya ingin mengantar Nicho ke penginapan. Namun, hal yang tak terduga terjadi.Satu jam yang lalu.Lily bosan menunggu Nicho jadi dia ingin memasak hasil ikan yang mereka tangkap tadi.Lily mulai mengikat rambutnya dengan mencepol di atas, memakai apron layaknya seorang chef yang siap mengeksekusi ikan. Mulai dari membuang sisik dan kotoran, membuat bumbu serta memanggangnya.Kenapa di panggang, tidak digoreng?Karena Nich
Terakhir Diperbarui: 2025-04-09