Kakek Luhan mengernyit, kemudian duduk di sampingnya, "apa kamu tahu siapa yang menculikmu?"
Jenny memalingkan wajah, suaranya pelan dan terkejut. "Aku tidak yakin, tapi aku harus mencari tahu," katanya sambil menggigit bibir bawahnya, kecemasan terpampang jelas. "Bagaimana caranya?" Luhan menekankan tiap kata, matanya menuntut jawaban yang konkret.
Dengan nada bersemangat, Jenny mengatakan, "Aku akan menghubungi semua saudaraku, mencari tahu siapa pelaku pengecut yang mengganggu rencana pernikahanku."
Luhan mempertajam pandangannya. "Lalu, bagaimana kamu bisa lolos kemarin?"
Jenny menghela napas lega. "Andy datang untuk menyelamatkanku. Itu berkat Damian yang mengirimnya."
"Andy?" Luhan mengerutkan keningnya, mencari kejelasan dalam kata-kata Jenny.
"Ya, itu perintah dari Damian," kata Jenny dengan keyakinan yang berkilau di matanya.
Luhan menarik napas dalam, mengelus jenggot putih yang memanjang. Dalam hatinya berkecamuk pikiran. 'Jadi Damian menggunakan Andy sebagai alatnya.' Dia