"Katakan, siapa dalang di balik semua ini. Cepat!"
"Luhan! Kakek Luhan, orangnya."
Damian melepas cengkraman tangan dan beralih. Tiba-tiba, dengan kekuatan penuh, Damian menghantam meja kerjanya.
Blamb!
Suara keras terdengar memecah keheningan ruangan itu. Lelaki yang berdiri di depannya itu, Ali, seketika menunduk, matanya tidak berani menatap Damian. "Maaf, Tuan Damian, saya tidak punya pilihan," suaranya bergetar. "Luhan mengancam akan menyakiti keluarga saya jika saya tidak membocorkan rahasia perusahaan."
Damian menghela napas berat, mencoba meredakan api kemarahannya. Walaupun ia marah, ia juga tahu bahwa Ali berada dalam situasi yang sulit. "Kamu tahu ini bisa merusak segalanya. Perusahaan ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang kepercayaan banyak orang yang bekerja di sini," ucap Damian dengan nada yang lebih tenang namun masih terasa tegas. Ali hanya bisa mengangguk lemah, menyesali perbuatannya. Damian melihat ke dalam mata Ali, mencoba menimbang apa yang harus dilak