Damar yang tengah berkirim pesan dengan Kinanti, mendadak menghentikan aktivitasnya.
Kemudian ia menatap wanita yang kini duduk di sofa yang ada di seberangnya.
“Dengan siapa aku menjalin hubungan, bukan urusan kamu,” kata Damar pelan.
Wanita yang tidak lain adalah Mega—adik ipar Damar, alias adik dari mendiang istri Damar, tersenyum tipis.
Ia menumpukan kaki kanannya, di atas kaki kirinya. Gerakannya begitu anggun.
“Aku cuma bertanya, Mas,” balas Mega pelan. “Agak kaget sebetulnya sih, karena Mas lebih suka sama daun muda begitu.”
Sementara Damar hanya diam, tidak menanggapi sama sekali. Atau mungkin lebih tepatnya, pria itu memang tidak tertarik untuk menanggapi.
Melihat tidak ada reaksi dari Damar, Mega sedikit kesal. Selalu seperti itu.
Sejak dulu, wanita itu selalu berusaha untuk mendekati kakak iparnya, tapi selalu gagal.
Bahkan pernah, Mega berusaha untuk menggoda Damar, saat sang kakak sedang dirawat di rumah sakit.
Pada intinya segala hal gila untuk mendekati Damar, suda