"Jangan terlalu sering turun ke dapur, nanti orang-orang curiga."
Suara Rima terdengar pelan. Namun, tegas. Elok yang baru saja mengambil air minum dari dispenser di sudut ruang belakang rumah utama segera terdiam di balik pintu kecil menuju dapur. Jantungnya berdetak cepat. Suara Rima jelas.
"Aku enggak peduli orang mau bilang apa.” Itu suara Damar. “Tapi Bu Retno sakit, siapa lagi yang bisa jagain alur dapur kalau bukan aku?"
Nadanya lebih tinggi dari biasanya.
"Ssst… jangan keras-keras. Anjani masih tidur."
Elok membekap mulutnya sendiri. Dia berdiri kaku. Dia tidak berniat menguping tapi juga tidak sanggup bergerak dari tempatnya. Dari celah pintu kecil yang sedikit terbuka, dia bisa melihat siluet Rima bersedekap dan Damar yang duduk di meja makan kecil sambil memainkan gelas kopinya.
"Aku cuma mau semua ini cepat selesai, Damar," bisik Rima lagi. "Jangan ada yang korek-korek lagi. Termasuk soal foto yang mulai beredar."
"Aku juga enggak ngerti siapa yang nyebar, Ma," jawab Dama