Setelah berdiri di panggung itu, aku kira aku sudah menang.
Sudah cukup. Sudah selesai.
Tapi ternyata, ada orang yang tak akan membiarkan kita bebas hanya karena kita sudah berkata "aku selesai."
Reza bukan hanya sakit hati. Dia kehilangan kendali.
Dan orang seperti dia… akan lebih rela melihatku hancur, daripada melihatku bahagia tanpanya.
Tiga hari setelah presentasi.
Rina menghambur masuk ke kamarku sambil membawa laptopnya.
“Nad! Proposal kita hilang dari sistem lomba! Di dashboard tim kita, dokumen utama kosong. Padahal file itu udah gue unggah sendiri dari warnet!”
Sarah menyusul dengan wajah tegang, sambil membawa print-out email dari panitia:
“Dan ini... kita didiskualifikasi. Dituduh menjiplak platform luar negeri bernama 'Sisterhood Circle'. Lo tahu gak itu apa?”
Aku menggeleng lemas.
“Gue bahkan gak pernah dengar…”
“Gue cek... situs itu gak aktif sejak dua tahun lalu. Tapi cara mereka nyocokin kontennya kayak udah direncanain.”
Rina membanting laptopnya ke bantal.
“Ini sabo